Jumat, 22 Februari 2013

{+}Yang Lalu Biarlah Berlalu{+}


Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tidakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu di
simpan dalam rung penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya, atau di letakkan dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam; selamatkan diri Anda dari bayangan masa lampau! Adakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempanya terbit, sorok bayi ke perut
ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata kedalamkelopak mata? Ingat; keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan
jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang demikan sangat berharga. Dalam Al-Qur'an, setiap kali menerangkan kandisi suatu kaum dan apa sajayang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah ummat yang lalu." Begitulah; ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai
zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengatakan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?" "Aku benci khayalan." jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanaya di sibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikan itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh kebelakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka dari itu, janganlah pernah melawan sunnah kehidupan![]

Gabung yuk di FP Renungan Doa dan Motivasi

Tidak ada komentar: