Minggu, 24 Februari 2013

}=Syirik Penghancur Generasi={



Indonesia Negara Syirik
Begitulah headline pada salah satu edisi Majalah terbesar tentang
dunia Islam, Majalah Mujtama', Kuwait. Ironinya, judul besar di cover itu disertakan pula gambar seorang tokoh Indonesia yang sangat berpengaruh. Yang notabene adalah salah satu orang yang sangat di tokohkan secara agama di sebagian penduduk negeri ini. Salah satu isi tulisannya adalah mengungkap ritual yang di lakukan oleh sang tokoh yang juga menghebohkan umat Islam di Indonesia sendiri.

Setelah Majalah Ghoib hadir mencoba menguak kemusrikan negeri dan meluruskan aqidah, ternyata masalahnya lebih besar. Lebih serius dariyang sekedar dimuat oleh Majalah Mujtama' ketika itu.

Puluhan ribu jimat dengan berbagai macamnya dan bermacam 'kesaktiannya' telah diserahkan. Pun telah dimusnahkan. Walau aliran penyerahan jimat itu tetap ada dan tidak dapat dibendung.
Sampai ada yang berseloroh sebenarnya berapa jumlah riil jimat di Indonesia.

Laporan puluhan ribu orang yang telah bertaubat, tentang jerat para dukun sungguh membuat kita mengurut dada. Kemusyrikan, itu pasti. Penipuan, pelecehan seksual, perkosaan, pemerasan dan pemecahbelah keutuhan keluarga.

Mereka yang berpendidikan menurut survei yang diadakan bagian Litbang Majalah Ghoib menunjukkan bahwa mereka yang
percaya hal-hal mistik seperti itu kebanyakan adalah orang-orang berpendidikan. Mereka-mereka yang katanya lebih mengandalkan logika dan tidak mudah tertipu oleh hal-hal yang tidal logis. Ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan di Jepang dan pernah di muat di koran nasional. Penelitian mereka pun menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin percaya akan hal-hal mistik yang tidak logis sekalipun.

Dukun menguasai negeri ini. Karena, mereka di perlukan dalam setiap kepentingan dan momen apapun. Walau mungkin agak berlebihan, tetapi mungkin hampir setiap jengkal negeri ini dikuasai oleh para dukun. Tetapi mungkin tidak terlalu mengada-
ada ketika sebuah perkumpulan para dukun mengaku mempunyai 13 juta anggota tersebar di seluruh Indonesia. Ini baru satu perkumpulan!

Masyarakat memerluka jasa mereka. Bahkan mereka rela merogoh kocek sangat dalam untuk itu. Dari masalah sederhana bersekala kecil seperti sekedar mencari sumber air bersih, mencari hari baik untuk pernikahan putri tercinta. Hingga masalah besar dengan sekala besar seperti tumbal yang masih diperlukan untuk membangun jalan dan jembatan, perebutan kursi kekuasaan dan masih banyak lagi yang lainnya...

Begitulah. Penjelasan, penulisan tentang kemusyrikan di Indonesia akan menghabiskan halaman kertas kita. Sangat panjang, sangat lebar, sangat luas. Bahkan ada kemusyrikan yang menjadi sejarah turun temurun yang sangat panjang. Syetan telah memenangi pertarungan pada beberapa generasi yang mereka lalui. Terbukti dengan eksisnya sebuah masalah kemusyrikan tampa ada peringatan dan tampa ada upaya penelusuran.

Meluapnya laut selatan adalah salah satu peristiwa alam. Tetapi seperti yang kita bahas sebelumnya, peristiwa apapun bagi orang
beriman akan selalu ada kajian spiritualnya.

Korban yang di mintanya tidak sedikit. Baik koraban jiwa ataupun harta. Seharusnya ini menjadi bahan renungan bagi semua pihak di negeri ini. Kemusyrikan di laut selatan adalah sebuah fenomena yang kentara. Pada Bulan Suro kemusyrikan rata dilakukan secara masal sepanjang Pulau paling banyak penghuninya di Indonesiaini.

Khutuwat, begitulah Allah mengistilahkan jerat-jerat syetan. Langkah-langkah syetan, yang telah berkali-kali kita diperingatkan oleh Allah agar tidak terjebak dan terjerat di dalamnya.

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu." (QS> Al-Baqarah: 168)

Karena bagi yang terjerat dan terjebak, tidak mudah keluar darinya. Lingkaran syetan seperti tak terlihat mana ujungnya dan mana pangkalnya, untuk kita uarai dan perbaiki. Mereka yang sudah punya tekat untuk keluar dari dunia syirik saja tidak mudah, apalagi yang memang tidak dan belum mempunyai niat untuk lepas dari jerat syetan dan dukun itu. Kemusyrikan akan semakin membelenggunya.

Kembali kepada tema laut selatan. Ini hanya salah satu contoh saja. Awalnya masarakat bersama-sama berbuat kemusyrikan dan sebagainya di dukung oleh pemerintah setempat dengan dalih melestarikan kebudayaan dan peninggalan nenek moyang.
Begitu musibah menggulung, orang ramai-ramai bertaubat. Semua kembali kepada Allah. Ini menggembirakan kita pada awalnya. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Karena syetan kembali menebar jaringnya. Dalam taubat itu, masyarakat kembali tersangkut di taring syetan. Dengan ritua-ritual syirik seperti dulu, sesajen seperti di awal, dukun dan manteranya seperti sebelumnya. Inilah khutuwat itu.

Tema ruqyah pun sama. Ruqyah menjadi fenomena yang menggembirakan. Sunnah Nabi itu mampu membuat banyak orang taubat dan gerah para wali syetan. Tetapi syetan tidak tinggal diam, wilayah kenyamanan diacak-acak. Khutuwah kembali mereka rencanakan. Dukun mengambil alih nama ruqyah. Papan nama ruqyah, memasukan kata ruqyah pada sebagian praktek mereka dan peraktek yang memperdengarkan ayat di hadapan umum tetapi menyembunyikan kebatilan. Masyarakat yang memang tipis fiter iman dan ilmunya ini, kembali kepangkuan para dukun. Kembali ke dunia kemusyrikan
yang lama. Kembali ke api yang mereka pernah diselamatkan Allah darinya.

Dalam ayat yang sering kita dengar saat musibah terjadi, di antaranya adlah ayat berikut:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41)

Gabung yuk di FP Renungan Doa dan Motivasi

Tidak ada komentar: