Sabtu, 23 Februari 2013

}=Takkan Terulang Musibah Dahsyat Zaman Nabi Nuh={


Musibah bisa saja menjadi mata rantai yang tak pernah putus. Belum selesai duka yang lama, belum kering luka yang dulu, belum lagi hati terobati. Duka baru menghantam, mengucurkan air mata yang lebih deras, luka-luka baru. Musibah mengguncang manusia.

Musibah bisa sangat besar. Hingga banyak yang seakan menyerah dan terpaku tak tahu harus berbuat apa. Musibah mungkin menggulung satu wilayah dalam radius yang sangat luas.

Tetapi telah ada jaminan. Jaminan itu datang langsung dari wahyu yang telah memberitahukan kepada kita tentang musibah-musibah itu. Jaminan itu dari Rasulullah. Jaminan bahwa musibah-musibah yang jauh lebih dahsyat dari yang kita saksikan sekarang tidak akan terjadi. Jaminan yang menggembirakan kita. Membahagiakan, mengingat dosa-dosa dan maksiat yang terjadi hari ini terlihat lebih kompleks. Gabungan dari dosa-dosa seluruh umat terdahulu. Kalau umat Nabi Nuh di gulung banjir dahsyat karena tidak mau mentaati Nabi mereka, betapa banyak yang hari ini tidak mau taat kepada Nabinya. Kalau umat Nabi Luth dikubur bersama dengan terbaliknya negeri karena dosa homoseksual, hari ini telah banyak yang melakukannya dengan bangga bahkan di legalkan. Demikian pula dosa-dosa umat yang tinggal kenangan saja di muka bumi ini. Dosa-dosa yang pernah menghancurkan mereka, semuanya ada pada umat ini. Umat yang bisa masih banyak yang mengaku sebagai muslim sebagai identitasnya di atas kertas. Begitulah umat Rasul terakhir ini diberikan jaminan rasa aman dari musibah yang jauh lebih mengerikan tak terbayangkan.

Dari 'Amir bin Saad dari ayahnya bahwa Rasulullah saw suatu saat datang dari 'Aliyah. Hingga ketika melewati masjid Bani Muawiyah, beliau masuk dan shalat dua rakaat dan kita pun shalat bersama beliau. Kemudia beliau berdoa sangat panjang. Setelah selesai, beliau menghadap kepada kami dan berkata, "Aku meminta kepada Rabku tiga hal. Aku diberi dua hal dan di tolak yang satunya. Aku minta agar umat ini tidak hancur karena
paceklik, maka aku diberi. Aku minta agar umat ini tidak hancur karena tenggelam, Aku juga diberi. Dan aku minta agar umat ini tidak saling bertikai dan saling menindas, tetapi yang ini ditolak." (HR. Muslim no 2890 dan Ibnu Huzaimah no 1217)

Imam Malik dalam Muwatho'nya menyebutkan tambahan lain. Pada riwayat tersebut di gabung antara doa agar umat ini tidak hancur dengan paceklik, agar tidak dikuasai musuh dari luar.

Dia(Nabi) berdoa agar umat ini tidak dikuasai oleh musuh dari luar dan agar tidak hancur karena paceklik, maka aku di beri.

Muhammad bin Abdul Wahid Al-Maqdis menjelaskan musuh yang dimaksud: yaitu orang-orang musyrik. (al-Ahaditsul Mukhtarah).

Tiga hal yang dijamin oleh Nabi tidak akan menghancurkan umatnya:
1. Kelaparan
2. Tenggelam
3. Dikuasai oleh musuh

Hanya satu doa Nabi yang tidak di kabulkan. Yaitu pertikaian di antara muslimin sendiri. Umat Rasulullah yang besar ini bisa hancur berkeping-keping karena perselisihan yang berujung pada pertikaian di tubuh umat Islam sendiri.

Sebagai penjelasan lebih lanjut, kita ikuti penjelasan dan penegasan salah satu ulama negeri Andalus yang hilang. Ibnu Abdul Bar dalam kitab yang menjelaskan Muwatho' karya Imam Malik berkata, "Telah jelas -- alhamdulillah --dalam hadits ini bahwa Allah tidak menghancurkan umat Muhammad saw dengan
paceklik yang menyebabkan kelaparan dan kekeringan wilayah bumi ini. Ini menunjukkan bahwa tidak mungkin bumi ini mengalami kekeringan secara masal selamanya karena umat beliau ada di kebanyakan tempat di bumi ini. Segala puji bagi Allah."

Juga sebagai dalil bahwa fitnah-fitnah akan tetap ada pada umat
Muhammad saw, saling membunuh di antara mereka di dunia ini. Karena doa yang tidak dikabulkan. Ibnu Umar berkata: Pembunuhan akan tetap ada hingga hari kiamat." (At-Tahmid 19/197)

Ini semua adalah bentuk nyata kasih sayang Rasulullah kepada umatnya. Diekspresikan dalam bentuk penjagaan terhadap sesuatu yang bisa mengancurkan umatnya di akhir zaman. Nabi telah berpikir sejak jauh hari, kalau hujan tidak turun dalam rentang waktu yang lama umat ini bisa kelaparan. Karena paceklik yang akan terjadi bisa menghancurkan, maka Nabi berdoa memohon Allah agar umatnya dijaga dari kelaparan. Jika
musim hujan tiba yang menjadi harapan menggembirakan bagi para penanam dan manusia secara umum, ada satu musibah besar yang mengancam di balik harapan itu. Musibah yang hanya menyisakan satu perahu dari umat Nabi Nuh. Banjir bandang. Maka, Nabi menjaga umatnya dan memohon Allah agar tidak trjadi. Kalau keduanya tidak terjadi, ada satu hal besar
yang mungkin menghabisi umat ini. Yaitu keberutalan musuh Islam yang memendam kebencian dan kedengkian abadi. Di tengah keterpurukan umat yang belum kunjung kelihatan kebangkitannya, telah dijamin wahyu bahwa umat Rasulullah tidak akan hancur secara keseluruhan di hadapan musuhnya.

Hadits ini dalam konteks besar, yaitu umat beliau secara keseluruhan. Sisi ini tetapharus kita syukuri. Tetapi, dalam sekala
lokal atau individu, dosa-dosa yang dilakukan oleh umat Rasulullah akan tetap masuk dalamkoridor ancaman musibah yang akan kita perinci, insya Allah...

Bantu FP Renungan Doa dan Motivasi ini berkembang hanya dengan meng klik 'bagikan' / 'shere' semoga Allah mebalas sekecil apapun kebaikan yang telah Anda lakukan.[]

Tidak ada komentar: