Sabtu, 16 Februari 2013

**Pakaian Pesta & Acara-acara Resmi**

     Syeikh Ibnu 'Utsaimin berkata: Dalam kitab shahih Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Ada dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat: (i) suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengan cambuk itu, (ii) wanita-wanita yang berpakaian tapi hakekatnya telanjang, merayu dan di rayu, kepala mereka bagai punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga dan tidak dapat mencium bau surga padahal harumnya surga itu tercium dari jarak yang sangat jauh." Yang di maksud oleh sabda Nabi saw, "Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang," adalah mereka yang mengenakan pakaian, namun pakaian tersebut tidak cukup untuk menutupi aurat yang wajib ditutupi dikarnakan terlalu pendek, terlalu tipis atau terlalu sempit.

     Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dengan sanad yang layyin (lemah) dari usman bin Zaid ra, ia berkata: Rasulullah memberiku Qibtiyyah (sejenis pakaian), lalu aku memberikan kepada istriku. Suatu hari Rasulullah saw bertanya, "kenapa kamu tidak mengenakan qibtiyyah yang telah aku berikan?" Aku menjawab, "Wahai Nabi, aku telah memberikannya kepada istriku!" Maka beliau Nabi saw berkata, "Perintahkanlah istrimu untuk menjadikan bagian bawahnya seperti mantel karena aku takut baju tersebut akan membentuk tubuhnya."

     Di antara pakaian wanita yang dianggap telanjang dalam hadits tersebut adalah pakaian yang bagian atas dadanya terbuka, Karena hal ini bertentangan dengan firman Allah swa, "Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dalamnya." (QS. An-Nur [24]: 31)

     Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Qurthubi berkata, "Caranya adalah perempuan menyelempangkan atau menutupkan kain kerudungnya hingga kedaerah saku baju sehingga bagian dadanya tertutupi." Kemudian Al-Qurthubi menyebutkan riwayat Aisyah ra yang mengisahkan bahwasanya Hafsah, anak gadis saudaranya; yakni Abdurahman bin Abi Bakar ra, menemuinya dengan mengenakan pakaian yang berbahan transparan di daerah leher dan sekitarnya. Maka Aisyah ra pun langsung menyobeknya sambil berkata, "Pakailah bahan tebal yang benar-benar menutup aurat."

     Oleh karena itu, setiap orang tua yang memiliki anak perempuan harus melarang putrinya mengenakan pakaian yang di haramkan untuk dikenakan dan keluar rumah dengan menampilkan perhiasan atau bau wewangian yang mencolok. Karena orang tualah yang akan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya kelak di hari kiamat; di hari yang tidak ada seorang pun yang dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan tidak diterimanya safa'at serta tebusan, di samping mereka tidak akan mendapat pertolongan.

Gabung yuk di FP Renungan Doa dan Motivasi

Tidak ada komentar: