Tanbihun.com- Pagi
itu kang Sa’dun bercengkrama dengan dua sahabatnya, hujan belum juga
reda sejak semalam, meski hanya rintik-rintik tapi hawa dingin tetap
saja terasa, apalagi mentara tertutupi mendung tebal diatas sana, kian
menambah dinginnya suasana pagi itu. Untunglah kopi manis sudah ada
dihadapan tiga sahabat, walau tak mampu meluruhkan seluruh hawa dingin, setidaknya sedikit menghangatkan suasana.
“Kalian jadi berangkat ke Lampung hari ini?”
“Insya Allah kang, sore ini kami berangkat, mohon do’a juga nasihatnya”
“Semoga perjalanannya lancar, sampai ditujuan dengan selamat”
Kang Sa’dun meletakkan rokok kreteknya
di asbak, sejurus kemudian menyeruput kopi yang masih agak panas, “Saya
hanya bisa mengingatkan kalian berdua, tetapkan rukun meskipun sudah
sukses, masalah sekecil apapun dibicarakan dengan saling jujur
dan terbuka, biasanya kita bersatu padu, rela berkorban saat kita
berada pada level perjuangan, namun pengorbanan dan menerima, mengalah
tidak banyak yang tersisa ketika kesuksesan sudah ada didepan mata.
Jangan sampai kita seperti sekumpulan anak-anak kecil yang rukun,
tiduran bareng nonton TV, kebersamaannya pudar ketika ibu mereka pulang
dengan menenteng sebuah bungkusan berkat dari kondangan, tanpa komando
anak-anaknya berebut makanan, kadang tak segan-segan menjegal langkah
saudaranya, mencakar, merebut makanannya.
Sering kali dua orang rukun, seia sekata saat memulai sebuah usaha, mereka merelakan harta, waktu dan pikiran
untuk mensukseskan bisnisnya, mereka saling mengalah, tapi ketika laba
sudah ditangan, mulailah timbul kecurigaan satu sama lainnya, uapaya
memisahkan diri acap kali menjadi jurus pamungkas, parahnya lagi dengan
disertai saling menjelek-jelekkan, sirna sudah kebersamaan yang dirajut
dikala susah.
Kita sering gagal manakala diuji dengan
kesuksesan, tak jauh beda dengan perjalanan kerajaan-kerajaan jaman
dahulu atau partai-partai plolitik jaman sekarang, saat membangun sebuah
keraqjaan atau partai, hampir semua elemen bersatu padu, guyub-rukun
berjuang mewujudkan impian, namun manakala sudah berhasil, perebutan
laba dan kekuasaan menutupi mata, entah lupa atau sudah tidak peduli
dengan indahnya kebersamaan saat-saat sulit dulu.”
“Hanya itu yang bisa aku berikan
sebagai bekal kalian berdua, semoga kesuksesan tidak akan membuat mata
kita buta, semoaga keberhasilan tidak akan melumpuhkan ingatan kita akan
kebersamaan kita dimasa-masa perjuangan yang tidak mudah”.
Kedua sahabat kang Sa’dun mengangguk-angguk dibarengi dengan ucapan amiin!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar