Selasa, 19 Februari 2013

Manfaat Mematikan Lampu Saat Tidur Bagi Kesehatan



 
Yang menjadi sebuah hukum alam adalah semua orang mengantuk di malam hari dan segar bugar di pagi hari. Namun lain halnya bagi pekerja yang harus melototkan matanya sampai pagi hari.. Siklus harian makan, tidur dan penuh vitalitas adalah bagian dari irama sirkadian atau jam biologis yang berdetak dalam tubuh manusia. Jam internal ini dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti jam atau penunjuk waktu lain seperti adzan, ayam berkokok di pagi hari dan yang paling sederhana yaitu cahaya.
Pada perkembangan evolusi makhluk hidup khususnya manusia, manusia telah bergantung pada siklus terang-gelap. Jam biologis manusia tersebut peka terhadap cahaya. Melatonin, yang populer dipahami sebagai hormon tidur, hanya diproduksi saat gelap. SCN atau suprachiasmatic nucleus, merupakan pusat jam biologis yang dari namanya bermakna peka cahayanya. Nucleus ini terletak di atas (supra) saraf mata (chiasma).
Melatonin ini selain sebagai hormon tidur juga dapat mengurangi risiko seseorang terkena kanker. Pada sebuah penelitian menyimpulkan bahwa melatonin akan melindungi DNA manusia dari oksidasi yang dapat memicu kanker .
Namun sayangnya manusia justru senang bermandikan cahaya sepanjang hari dan malam. Sejak manusia menemukan bola lampu, maka dengan perlahan pergerakan aktivitas dan produktifitas manusia jadi lebih panjang. Jam bekerja bertambah, hingga membuat shift. Pelayanan sekunder untuk menopang kebutuhan pekerja pun berkembang hingga kini menjadi pelayanan 24 jam. Dari hal ini Para "Ahli kedokteran tidur" mengemukakan bahwa gangguan tidur pada manusia dimulai sejak ditemukannya bola lampu.
Pergeseran aktivitas ini tidak dapat dihindari. Padahal jam biologis yang berdetak dalam tubuh tidak dapat diubah dengan begitu saja. Kebutuhan untuk tidur tetap akan menekan, walau jam biologis kebingungan dengan cahaya yang terus bersinar. Walaupun akhirnya kita dapat tertidur, tapi cahaya terang tetap akan mengganggu kualitas tidur. Sumber cahaya buatan yang mengganggu selain lampu adalah televisi, layar monitor, serta perangkat gadget lainnya.
Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik?
Untuk mendapatkan siklus aktivitas dan tidur yang berkualitas, perhatikanlah kuantitas atau banyaknya cahaya. Jika sudah sore hari mulailah kurangi cahaya. Namun bukan berarti harus gelap-gelapan seperti jaman purba. Dapat dicontohkan seperti ini, saat kita beraktivitas dalam suatu ruangan, maka jika ada ruangan lain yang menyala lampunya namun tak ada orang sebaiknya diredupkan cahayanya. Dengan hal ini otak kita juga akan mengenali sore hari dari mulai berkurangnya cahaya. Kurangilah juga kontak mata terhadap sinar-sinar yang dihasilkan gadget seperti HP atau tablet pc, sekurangnya dua puluh menit sebelum tidur. Gunakan aktivitas menjelang tidur ini dengan membaca atau sekedar melakukan perawatan kulit.
Pada saat tidur maka gelapkan kamar tidur. Namun sulit bagi yang tidak terbiasa terutama yang memiliki anak kecil yang biasanya rewel jika berada dalam gelap. Cara mengantisipasinya biarkan sedikit cahaya tetap menembus masuk, atau gunakan lampu tidur yang kecil wattnya/ cahaya remang-remang di kamar. Hal ini bertujuan agar Anda tetap dapat melihat dan tidak bingung ketika tengah malam terbangun dan harus ke kamar mandi.
Kesimpulannya adalah "membatasi cahaya mulai dari sore hari merupakah cara yang ramah lingkungan. Dengan membatasi cahaya lampu ini dapat menghemat banyak energi dengan mengurangi konsumsi listrik untuk lampu. Jadikan kebiasaan setiap hari, Anda memperbaiki kualitas tidur, kualitas kesehatan dan kualitas hidup serta juga turut merawat bumi. Ingat kesehatan berawal dari perilaku-perilaku kecil dan sederhana yang selama ini diabaikan.

Tidak ada komentar: