Sabtu, 25 Juli 2015

Kristolog: Kristen Evangelis adalah Pendukung Zionisme


DEWASA ini insiden penyerangan disertai pembakaran oleh massa Kristen dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) menjadi pusat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari pemerintah sampai ahli kristologi. Sebenarnya siapakah Gereja Injili di Indonesia (GIDI) itu?

Menurut Kristolog Abu Deedat, Gereja Injili di Indonesia (GIDI) merupakan salah satu komunitas yang berada di bawah komunitas gereja injili yang terlahir dari Kristen Amerika yang dikenal dengan gerakan Kristen evangelis.

“Kelompok gereja Injili lebih fundamentalis dibandingkan dengan kelompok gereja lainnya, bahkan kelompok ini mendukung gerakan zionis yang lebih dikenal dengan gerakan Kristen zionis,” ungkap Deedat kepada Islampos, Kamis (23/7/15)

Dikatakan Abu Deedat, ada beberapa sifat yang perlu dikenali dari GIDI.

Pertama, teologi Gereja Injili di Indonesia (GIDI) bersifat evangelis, di mana komunitas gerakan penginjilan ini bersifat fundamentalis dan radikal dibandingkan dengan kelompok gereja lainnya, seperti PGI (Persatuan Gereja Indonesia).

Kedua, Gereja Injili di Indonesia (GIDI) tidak termasuk dalam komunitas Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), tapi langsung di bawah naungan Persekutuan Gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII).

Ketiga, Gereja Injili di Indonesia (GIDI) berasal dari komunitas Gereja Injili yang mencita-citakan bahwa di dunia yang mempunyai hak itu hanyalah komunitas mereka, sehingga mereka menganggap bahwa kelompoknya yang paling benar sedangkan kelompok kristen yang lain salah.

“Secara teologi gereja injili lebih konservatif dan fundamentalis dalam melakukan misi penginjilan, sehingga gerakan ini dinamakan gerakan penginjilan atau evangelis,“ kata Deedat.

“Gerakan Injili jauh lebih agresif dibandingkan dengan gereja-gereja pada umumnya. Oleh karena itu, gereja injili pergerakan penginjilannya lebih aktif dari gereja dibawah naungan PGI,” tandas Deedat.

Menurut Abu Deedat, Gereja Injili terbagi kedalam beberapa komunitas gereja seperti GKMI, GBI, GIDI, dan masih banyak yang lainnya.

“GIDI lebih banyak beroperasi di kawasan Papua. Di sana banyak misionaris asing yang membantu Gereja Injili di Indonesia (GIDI), bahkan banyak diantara mereka yang menggunakan pesawat-pesawat. Sehingga selama masih ada misionaris asing di sana, maka ancaman tragedi seperti Tolikara akan kembali terjadi,” kata Deedat.

“Misionaris asing di sana mempunyai kepentingan penjajahan dengan slogan 3G, Gold , Gospel, dan Glory. Sehingga kelompok GIDI ini sangat berani, karena mereka mendapat dukungan dari misionaris asing yang ada disana,”imbuh Deedat.

Abu Deedat berpesan, agar penanganan kasus Tolikara ini segera ditangani pemerintah dan aparat yang bertanggungjawab dengan tegas dan adil tanpa takut adanya tekanan dari pihak manapun. [iwm/islampos]

Tidak ada komentar: