Kamis, 28 Februari 2013

*Kehidupan nan Indah*


Sebuah kepastian bahwa sebab paling besar untuk dapat meraih kebahagiaan adalah keimanan kepada Allah Rabb alam semesta. Dan, selain keimanan, karena tidak dapat di jadikan pedoman hidup, maka tidak akan berguna.

Pokok utamanya adalah keimanan kepada Allah sebagai Rabb, Muhammad sebagai Nabi, dan Islam sebagai agama.

Muhammad Iqbal, penyair asalPakistan itu, mengatakan,
Orang kafir itu bingung dan pikirannya adalah tempat yang membingungkan
sedangkan orang mukmin itu adalah makhluk di mana kebingungan tunduk kepadanya.

Yang lebih agung dan lebih benar dari syair di atas adalah firman
Allah,
{Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.}
(QS. An-Nahl: 97)

Dalam ayat berikut dijelaskan syarat-syarat untuk mencapai kehidupan yang baik: Beriman kepada Allah dan beramal saleh.

{Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakukan amal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalm (hati) mereka rasa kasih sayang.} (QS. Maryam: 96)

Sedangkan ayat di bawah ini menjelaskan dua faedah dari kehidupan yang baik itu: Kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, dan pahala yang besar di sisi Allah.

{Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) akhirat.} (QS. Yunus: 64).[]

**Ayat-ayat tentang Penyakit Hati**


Allah berfirman tentang orang munafik,
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.'' (Al-Baqarah: 10)

''Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syetan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya...'' (Al-Hajj: 53)

''Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah), melainkan dalam waktu yang sebentar.'' (Al-Ahzab: 60)

''...dan supaya orang-orang yang di beri Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), 'Apakah yang di kehendaki Allah dengan bilangan
ini sebagai satu perumpamaan?...' "(Al-Mudatstsir: 31)[]

Selasa, 26 Februari 2013

**Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada**


Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan kebaikan sebaik rasanya. Dan orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya.Mereka ini, akan merasakan ''buah''nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka.Sehingga, mereka pun selalu lapang dada, tenang, tenteram dan damai.

Ketika diri Anda diliput kesedihan dan kegundahan, berbuatbaiklah terhadap sesama manusia, niscaya Anda akan mendapat kan ketentraman dan kedamaian hati! Sedekahilah orang yang papa,tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya Anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan Anda!

Perbuatan baik itu laksana wewangian yang, tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan iu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik
orang-orang yang berhati baik dan bersih.

Menebar senyum manis kepada orang-orang yang ''miskin akhlak'' merupakan sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi, ''...meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah bersih.'' (Al-Hadits)

Sedang kemuraman wajah merupakan tanda permusuhan sengit terhadap orang lain yang, hanya di ketahui terjadinya oleh Sang Maha Ghaib.

Seteguk air yang diberikan seorang pelacur kepada anjing yang kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini, nerupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat
mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan; sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong, dan meringankan beban sesama! Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna, dan juga hakekatnya.

{Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabbnya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.}
(QS. Al-Lail: 21).[]

Semuga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua n tolong di bagikan Renungan Doa dan Motivasi

**Ya Allah!**


{Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.}
(QS. Ar-Rahman: 29)

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru, "Ya Allah!"

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir; kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya; dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanan, mereka akan menyeru, "Ya Allah!"

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru, "Ya Allah!"

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah, "Ya Allah!"

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru, "Ya Allah!"

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup dan jiwa serasa seolah tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, Menyerulah, "Ya Allah!"

Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita,
dan wajah zaman belumuran debu hitam
Ku sebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang,
dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah.

Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-Nya.

Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu
ke arah-Nya untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak,
tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya, keyakinan akan semakin kokoh. Karena,
{Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya.}
(QS. Asy-Syu'ara: 19)

Allah: Nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga.
{Apakah kamu tahu ada seseorang yang sama dengan Dia (yang patut di sembah) ?} (QS. Maryam: 65)

Allah: Milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan hikmah.
{Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Esa lagi Maha Mengalahkan.} (QS. Ghafir: 16)

Allah: Dari-Nya semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan.
{Dan, apasaja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).} (QS. An-Nahl:53)

Allah: pemilik segala keagungan, kenuliaan, kekuatan dan keperkasaan.
Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap Yang Maha Agung, Sedang semua makna,
akan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabku.

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesediha itu awal kebahagiaan, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tenteram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.

Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-Mu yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini kedamaian, dan ganjarlah dengan kemenangan yang nyata. Wahai Rabb, tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini kepad cahaya-Mu, bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus, dan tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah-Mu!

Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu!

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua!

Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera,
hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakal, hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.[]

Tolong bagikan n semoga bermanfaat Renungan Doa dan Motivasi

Senin, 25 Februari 2013

Shalat Dhuha


Jumlah rakaat shalat dhuha minimal 2 rakaat, sedangkan jumlah maksimalnya adalah 8 rakaat. Berikut ini dalil-dalil tentang jumlah rakaat shalat dhuha.

Hadits dari Abi Hurairah

اَوْصَانِيْ خَلِيْلِيْ صَلَّى الَّلهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِ ثَلَاثَةِ اَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ


وَرَكْعَتَيِ الضٌّحَى وَاَنْ اُوتِرَ قَبْلَ اَنْ اَرْقُدَ

 
 
"Telah  memberikan wasiat Rosul SAW  kepadaku dengan puasa tiga hari dari tiap bulan, 2 rakaat shalat dluha dan shalat witir sebelum tidur"


Disunatkan pengerjaanya bertahap 2 rakaat-2 rakaat, walaupun secara hukum fiqih, diperbolehkan melakukannya 8 rakaat sekaligus dengan satu salam.



Bacaan surat Al Quran setelah pembacaan Al Fatihah bebas apa saja sehapalnya kita, namun para ulama menganjurkan sebagai berikut :
Pada 2 rakaat yang pertama, surat yang dibaca adalah Surat As Syams dan Surat Al Kafirun. Pada 2 rakaat yang ke dua, surat yang dibaca adalah Surat Ad Dluha dan Al Ikhlas. Pada rakaat-rakaat selanjutnya, surat yang dibaca adalah Surat Al Kafirun dan Al Ikhlas.

Batasan waktu untuk shalat dluha yakni dari mulai naiknya matahari pagi sampai sebelum tibanya waktu dzuhur (antara pukul 07.00-12.00 BBWI), namun waktu yang utama pelaksanaanya setelah habis ¼ waktu siang yang pertama yakni sekitar jam 9.

Doa yang dibaca setelah Shalat dluha adalah :


“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.


Sumber Referensi
  • Nihayatu Zain, Abi Abdil Mu’thi Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi
  • Riyaadlus Sholihin, Syaikh Islam Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syarif Nawawi Halaman 467-468

Seandainya artikel ini bermanfaat, silahkan sebarkan melalui tombol di bawah ini

Sampaikan Walau Satu Ayat


 
Imam Syafii
Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris. Beliau dilahirkan di Gaza, Palestina, tahun 150 H, dan ayahnya meninggal ketika masih bayi, sehingga beliau hanya dipelihara oleh ibunya yang berasal dari Qabilah Azad dari Yaman. Diwaktu kecil Imam Syafii hidup dalam kemiskinan dan penderitaan sebagai anak yatim dalam “dekapan” ibundanya . Oleh karena itu ibunya berpendapat agar sebaiknya beliau (yang ketika itu masih kecil) dipindahkan saja ke Makkah (untuk hidup bersama keluarga beliau disana). Maka ketika berusia 2 tahun beliau dibawa ibundanya pindah ke Makkah.
Imam Syafi’i rahimahullah dilahirkan bertepatan dengan meninggalnya Imam Abu Hanifah oleh karena itu orang-orang berkata : “telah meninggal Imam dan lahirlah Imam”. Pada usia 7 tahun beliau telah menghafal Al Qur’an. Dan suatu sifat dari Imam Safi’i adalah, jika beliau melihat temannya diberi pelajaran oleh gurunya, maka pelajaran yang dipelajari oleh temannya itu dapat beliau pahami. Demikian pula jika ada orang yang membacakan buku dihadapan Imam Syafi’i, lalu beliau mendengarkannya, secara spontan beliau dapat menghafalnya. Sehingga kata gurunya : “Engkau tak perlu belajar lagi di sini (lantaran kecerdasan dan kemampuan beliau untuk menyerap dan menghafal ilmu dengan hanya mendengarkan saja)”.
Setelah beberapa tahun di Makkah, Imam Syafi’i pergi ke tempat Bani Hudzail dengan tujuan untuk belajar kepada mereka. Bani Hudzail adalah Kabilah yang paling fasih dalam berbahasa Arab. Beliau tinggal di tempat Bani Hudzail selama 17 tahun. Ditempat ini beliau beliau banyak menghafal sya’ir-sya’ir, memahami secara mendalam sastra Arab dan berita-berita tentang peristiwa yang dialami oleh orang-orang Arab dahulu.
Pada suatu hari beliau bertemu dengan Mas’ab bin Abdullah bin Zubair yang masih ada hubungan famili dengan beliau. Mas’ab bin Abdullah berkata : “Wahai Abu Abdullah (yaitu Imam Syafi’i), sungguh aku menyayangkanmu, engkau sungguh fasih dalam berbahasa Arab, otakmu juga cerdas, alangkah baiknya seandainya engkau menguasai ilmu Fiqih sebagai kepandaianmu.” Imam Syafi’i : “Dimana aku harus belajar?” Mas’ab bin Abdullah pun menjawab : “Pergilah ke Malik bin Anas”. Maka beliau pergi ke Madinah untuk menemui Imam Malik. Sesampainya di Madinah Imam Malik bertanya : “Siapa namamu?”. “Muhammad” jawabku. Imam Malik Berkata lagi : “Wahai Muhammad bertaqwalah kepada Allah dan jauhilah laranganNya maka engkau akan menjadi orang yang disegani di kemudian hari”. Esoknya beliau membaca al Muwaththa’ bersama Imam Malik tanpa melihat buku yang dipegangnya, maka beliau disuruh melanjutkan membaca, karena Imam Malik merasa kagum akan kefasihan beliau dalam membacanya.
Al Muwaththa’ adalah kitab karangan Imam Malik yang dibawa beliau dari seorang temannya di Mekkah. Kitab tersebut beliau baca dan dalam waktu 9 hari, dan beliau telah menghafalnya.Beliau tinggal di Madinah sampai Imam Malik meninggal dunia, kemudian beliau pergi ke Yaman.
Kunjungan Imam Syafi’i Keberbagai Tempat Sudah menjadi kebiasaan ulama’-ulama’ pada masa Imam Syafi’i yaitu berkunjung ke berbagai negeri untuk menimba ilmu di tempat tersebut. Mereka tidak perduli terhadap rintangan-rintangan yang akan mereka hadapi. Demikian pula Imam Syafi’i berkunjung ke berbagai tempat untuk menimba ilmu dengan sungguh-sungguh dan memperoleh manfaatnya. Sebagaimana yang telah diketahui tentang perjalanannya dari Mekkah ke Bani Hudzail, kemudian kembali ke Mekkah dan perjuangannya untuk menemui Imam Malik, dan setelah meninggalnya Imam Malik beliau pergi keYaman dan selanjutnya pergi ke Baghdad dan kembali ke Madinah , dan setelah itu kembali lagi ke Baghdad kemudian ke Mesir.
Kunjungan-kunjungan itu menghasilkan banyak ilmu dan pengalaman baginya serta membuatnya gigih dalam menghadapi berbagai rintangan dalam membela kebenaran dan membela Sunnah Rasulullah saw. Sehingga namanya menjadi terkenal dan disegani umat Islam di zamannya.
Imam Ahmad Bin Hambal berkata tentang gurunya Imam Syafi’i rahimahullah telah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Inna Allaha yub’astu lihadzihil ummah ‘ala ra’si kulla miati sanatin man yujaddidu laha diinaha”
“Sesungguhnya Allah swt mengutus (mengirim) seseorang kepada umat ini setiap seratus tahun untuk memperbarui urusan agamanya”. (shahih sunan Abu daud hadits no : 4291)
Kemudian Imam Ahmad bin Hambal menambahkan dengan berkata : “Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang pertama dan mudah-mudahan Imam Syafi’i adalah yang kedua”.
Ilmu Yang Dimiliki Oleh Imam Syafi’i rahimahullah Imam Syafii rahimahullah memiliki ilmu yang luas seperti yang dikatakan Ar Rabbii bin Sulaiman : “Setiap selesai shalat shubuh Imam Syafi’i selalu duduk dikelilingi orang-orang yang ingin bertanya tentang tafsir Al Qur’an. Dan seandainya matahari telah terbit, barulah orang-orang itu berdiri dan bergantian dengan orang-orang lain yang ingin bertanya juga tentang hadits, serta tafsirnya. Beberapa jam kemudian ganti orang-orang lain untuk bertanya-jawab. Dan sebelum waktu dhuhur mereka pergi disusul oleh orang-orang yang bertanya tentang nahwu, urudh dan syai’r sampai waktu dhuhur”. Mas’ab bin Abdullah Az Zubairi berkata : “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih mengetahui peristiwa tentang orang-orang Arab dahulu seperti Imam Syafi’i”. Abu Isma’il At Tarmudzi juga berkata : “Aku perna mendengar Ishak bin Rahawih berceritra : “ketika kami berada di Makkah Imam Bin Hambal rahimahullah, berkata kepadaku : “Wahai abu Ya’kub belajarlah kepada orang ini ”Seraya memandang Imam Syafi’i””.
Kemudian aku berkata : “Apa yang akan aku peroleh dari orang ini, sementara usianya hampir sama dengan kita? Apakah aku tidak merugi seandainya meninggalkan Ibnu Uyainah dan Mugni?”. Imam Ahmad pun menjawab : “Celaka engkau! Ilmu orang-orang itu dapat engaku tinggalkan tapi Ilmu orang ini tidak dapat”. Lalu aku belajar padanya.
Imam Ahmad bin hambal menambahkan tentang Imam Syafi’I, adalah beliau orang yang paling paham (pengetahuannya) tentang Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.
Kesederhanaan Dan ketaatan Imam Syafi’i Pada Kebenaran Al Imam Syafi’i rahimahullah terkenal akan kesederhanaan dan (ketaatan) dalam menerima kebenaran. Hal ini telah dibuktikan dalam diskusi-diskusi dan tadarus-tadarusnya serta pergaulan murid-murid, teman-teman dan orang umum. Banyak orang yang telah meriwayatkan sifat-sifat yang telah dimilikioleh Imam Syafi’i yang seolah-olah sifat itu hanya dimiliki oleh beliau saja.
Al Hasan bin Abdul Aziz Al Jarwi Al Masri (dia adalah Abu Ali Al Judzami, guru Syeikh Al Bukhari yang meninggal di Baghdad pada tahu 257 H) berkata : “As Syafi’i mengatakan : “tidak pernah terbesit dalam hatiku agar seseorang bersalah bila berdiskusi denganku, malah aku menginginkan agar semua ilmu yang kumiliki juga dimiliki oleh semua orang tanpa menyebut namaku””.
Dan Ar Rabii berkata : “Ketika aku mengunjungi As Syafi’i sakit, beliau masih sempat menyebutkan buku-buku yang telah ditulisnya dan berkata : “Aku ingin semua orang membacanya tanpa mengkaitkanya dengan namaku””.
Harmalah bin Yahya juga mengatakan : “Aku pernah mendengar As Syafi’i berkata : “Aku ingin setiap ilmu yang kumiliki, dimiliki oleh semua orang dan aku mendapatkan pahalanya tanpa ucapan terima kasih dari orang-orang itu”.” Beliau juga mengatakan demikian :
“Idza wajadtum fii kitaabii khilafa sunnati rasulillahi sallallahu ‘alaihi wasallam, fakuuluu sunnati rasulillahi sallallahu ‘alaihi wasallam, wa da’uu ma kultu”
“jika kalian mendapati dalam kitabku (suatu tulisan) yang menyelisihi sunnah Rasulullah saw , maka ambillah sunnah Rasulullah saw dan tinggalkan perkataanku.
Dan beliau juga berkata :
“Idza sohhal hadits fahuwa madzhabii”
“jika hadits Nabi saw (derajatnya) shahih, maka itulah madhabku”
“Kullu haditsin ‘anin nabi saw fahuwa kaulii, wain lam tasma’uu minni”
“setiap hadits dari Nabi saw adalah pendapatku, walaupun kalian tidak pernah mendengarkan dariku”
“Kullu maa kultu, fakaana ‘aninnabiyyi khilafu kaulii mimma yashihhu, fahadtsun nabiyyi awlaa, falaa tukalliduunii”
“segala pendapat yang aku katakan ,sedangkan hadits Nabi saw yang shahih menyelisihi perkataanku, maka hadits Nabi saw lebih utama (untuk diikuti) , dan janganlah kalian taklid kepadaku”.
Imam Syafi’i rahimahullah sendiri berkata : “Demi Allah aku belum pernah berdiskusi dengan seseorang kecuali dengan tujuan nasihat”. Seandainya aku menyampaikan tentang kebenaran kepada seseorang dengan bukti-bukti yang tepat, lalu diterima dengan baik, maka aku akan menjadi sayang dan akrab dengan orang tersebut. Sebaliknya jika orang tersebut sombong dan membantah bukti-bukti tadi, maka seketika itu juga orang tersebut jatuh dalam pandanganku”.
Dan beliau juga berkata : “ketahuilah bahwa perbuatan yang terberat itu ada tiga : “Memiliki harta sedikit tetapi dermawan. Takut kepada Allah swtdalam kedaaan sepi, dan mengatakan kebenaran kepada orang yang diharapkan serta ditakuti banyak orang”.
Ketaatannya Dan Ibadahnya Kepada Allah swt. Tentang ketaatan Imam Syafii dan ibadahnya kepada Allah, semua orang yang bergaul dengannya, guru maupun murid, tetangga maupun teman, semuanya mengakuinya.
Ar Rabii bin Sulaiman mengatakan : “Imam Syafii telah mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak 60 kali di bulan Ramadhan yang kesemuanya itu terbaca dalam shalatnya”. Dan Imam Syafii pernah berkata kepadaku : “Semenjak usia 16 tahun aku belum pernah merasa kenyang, kecuali hanya sekali saja. Karena kenyang itu memberatkan badan, mengeraskan hati dan dapat menghilangkan kecerdasan, mendatangkan rasa kantuk serta membuat malas seseorang untuk beribadah”.
Rabii juga mengatakan bahwa Syafi’i membagi malam menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk menulis, bagian kedua untuk shalat dan bagian ketiga untuk tidur.
Kedermawanannya Imam Syafi’i rahimahullah terkenal dengan kedermawanannya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diragukan lagi. Muhammad bin Abdullah Al Misri berkata : “Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan terhadap apa yang dimilikinya”.
Dan Amr bin Sawwad As Sarji berkata : “Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan dalam hal keduniaan. Beliau pernah berkata kepadaku : “Aku pernah bangkrut sebanyak tiga kali dalam hidupku, sampai aku menjual semua barang-barang yang aku miliki, baik yang mahal maupun yang murah, juga perhiasan anak dan istriku tetapi aku belum pernah menggadaikannya””.
Muhammad Al Busti As Sajastani juga mengatakan : “Imam Syafi’i rahimahullah belum pernah menyimpan sesuatu karena kedermawanannya”. Al Humaidi juga berkata tentang Syafi’i ketika beliau datang dari Makkah, Imam Syafii membawa uang sebanyak 10.000 dinar, kemudian bermukim di pinggiran kota Makkah, dan dibagi-bagikan uang itu kepada orang yang mengunjunginya. Dan ketika beliau meninggalkan tempat itu uangnya sudah habis.
Ar Rabbii’ menambahkan tentang hal ini : “Seandainya Imam Syafi’i didatangi oleh seseorang untuk meminta kepadanya, maka wajahnya merah karena malu kepada orang tersebut, lalu dengan cepat dia akan memberinya”.
Bukti-bukti tentang kedermawanan Imam Syafi’i rahimahullah banyak sekali dan tidak mungkin untuk mengungkapkannya di dalam lembaran yang pendek ini.
Wafatnya Imam Syafi’i rahimahullah Di Mesir (Di Fisthath) Tahun 204 H Al Muzni berkata ketika aku mengunjungi beliau yang sakit yang tidak lama kemudian beliau meninggal, aku bertanya kepadanya bagaimana keadaanmu? Beliau menjawab : “Tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia ini, meninggalkan saudara-saudaraku dan akan menjumpai Allah swt. Aku tidak tahu apakah aku masuk surga atau neraka”. Kemudian beliau menangis dan mengucapkan sebuah sya’ir
“Falamma kosaa kalbii wa dookot madzahidii
ja’altu rajaai nahwa ‘afwika sullamaa”
“ketika hatiku membeku dan menyempit semua jalan bagiku,
aku jadikan harapanku sebagai tangga untuk menuju ampunanMu”.
Rabii’ bin Sulaiman berkata : “Al Imam Syafi’i meningl dunia pada malam jum’at, sehabis isya’ akhir bulan Rajab. Kami menguburkannya pada hari jum’at, dan ketika kami meninggalkan pemakaman itu kami melihat bulan (hilal) Sya’ban 204”.
Ar Rabbii’ bercerita : “Beberapa hari setelah berpulangnya Imam Syafi’i rahimahullah ke Rahmatullah dan ketika itu kami sedang duduk berkeliling seperti tatkala Imam Syafi’i masih hidup, datang seorang badui dan bertanya : “Dimana matahari dan bulan (yaitu Imam Syafi’i) yang selalu hadir di tengah-tengah kalian?” kami menjawab : “Beliau telah wafat” kemudian orang itu menangis tersedu-sedu seraya berkata : “Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosanya, sesungguhnya beliau dengan kata-kata yang indah telah membuka bukti-bukti yang dahulu tidak pernah kita ketahui. Dan mampu membuat bungkam musuh-musuhnya dengan bukti yang benar. Serta telah mencuci besih wajah-wajah yang menghitam karena aib dan membuka pintu-pintu yang dulu tertutup dengan pendapat-pendapatnya”. Setelah berucap kata-kata itu dia meninggalkan tempat itu”.
Ibnu Khollikan (penulis buku Wafiati A’yan) berkata : “Seluruh ulama’ hadits, fiqhi, usul, lughah, nahwu dan lain-lain sepakat bahwa Al Imam Syafi’i rahimahullah adalah orang yang tidak diragukan lagi kejujurannya, amanatnya, adilnya, zuhudnya, taatnya, akhlaqnya, kedermawannya dan kewibawaannya dikalangan para ulama’”.
Abu Hasan Al Razi berkata : “Aku belum pernah melihat Muhammad Al Hasan mengagungkan seorang ulama’ seperti dia mengagungkan Al Imam Syafi’i rahimahullah.”.
Abdullah din Ahmad bin Hambal betanya kepada ayahnya : “Ayah, bagaimana Imam Syafi’i itu? Aku sering kali melihatmu mendoakannya”.
Imam Ahmad bin hambal menjawab : “ketahuilah anakku, bahwa Imam Syafi’i itu ibarat matahari bagi dunia dan kesehatan bagi manusia. Seandainya keduanya itu tidak ada, bagaimana mungkin dapat digantikannya dengan yang lain?”.
Hidup Mulia atau Mati Syahid!!!
***
Dari Sahabat

Minggu, 24 Februari 2013

}=Syirik Penghancur Generasi={



Indonesia Negara Syirik
Begitulah headline pada salah satu edisi Majalah terbesar tentang
dunia Islam, Majalah Mujtama', Kuwait. Ironinya, judul besar di cover itu disertakan pula gambar seorang tokoh Indonesia yang sangat berpengaruh. Yang notabene adalah salah satu orang yang sangat di tokohkan secara agama di sebagian penduduk negeri ini. Salah satu isi tulisannya adalah mengungkap ritual yang di lakukan oleh sang tokoh yang juga menghebohkan umat Islam di Indonesia sendiri.

Setelah Majalah Ghoib hadir mencoba menguak kemusrikan negeri dan meluruskan aqidah, ternyata masalahnya lebih besar. Lebih serius dariyang sekedar dimuat oleh Majalah Mujtama' ketika itu.

Puluhan ribu jimat dengan berbagai macamnya dan bermacam 'kesaktiannya' telah diserahkan. Pun telah dimusnahkan. Walau aliran penyerahan jimat itu tetap ada dan tidak dapat dibendung.
Sampai ada yang berseloroh sebenarnya berapa jumlah riil jimat di Indonesia.

Laporan puluhan ribu orang yang telah bertaubat, tentang jerat para dukun sungguh membuat kita mengurut dada. Kemusyrikan, itu pasti. Penipuan, pelecehan seksual, perkosaan, pemerasan dan pemecahbelah keutuhan keluarga.

Mereka yang berpendidikan menurut survei yang diadakan bagian Litbang Majalah Ghoib menunjukkan bahwa mereka yang
percaya hal-hal mistik seperti itu kebanyakan adalah orang-orang berpendidikan. Mereka-mereka yang katanya lebih mengandalkan logika dan tidak mudah tertipu oleh hal-hal yang tidal logis. Ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan di Jepang dan pernah di muat di koran nasional. Penelitian mereka pun menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin percaya akan hal-hal mistik yang tidak logis sekalipun.

Dukun menguasai negeri ini. Karena, mereka di perlukan dalam setiap kepentingan dan momen apapun. Walau mungkin agak berlebihan, tetapi mungkin hampir setiap jengkal negeri ini dikuasai oleh para dukun. Tetapi mungkin tidak terlalu mengada-
ada ketika sebuah perkumpulan para dukun mengaku mempunyai 13 juta anggota tersebar di seluruh Indonesia. Ini baru satu perkumpulan!

Masyarakat memerluka jasa mereka. Bahkan mereka rela merogoh kocek sangat dalam untuk itu. Dari masalah sederhana bersekala kecil seperti sekedar mencari sumber air bersih, mencari hari baik untuk pernikahan putri tercinta. Hingga masalah besar dengan sekala besar seperti tumbal yang masih diperlukan untuk membangun jalan dan jembatan, perebutan kursi kekuasaan dan masih banyak lagi yang lainnya...

Begitulah. Penjelasan, penulisan tentang kemusyrikan di Indonesia akan menghabiskan halaman kertas kita. Sangat panjang, sangat lebar, sangat luas. Bahkan ada kemusyrikan yang menjadi sejarah turun temurun yang sangat panjang. Syetan telah memenangi pertarungan pada beberapa generasi yang mereka lalui. Terbukti dengan eksisnya sebuah masalah kemusyrikan tampa ada peringatan dan tampa ada upaya penelusuran.

Meluapnya laut selatan adalah salah satu peristiwa alam. Tetapi seperti yang kita bahas sebelumnya, peristiwa apapun bagi orang
beriman akan selalu ada kajian spiritualnya.

Korban yang di mintanya tidak sedikit. Baik koraban jiwa ataupun harta. Seharusnya ini menjadi bahan renungan bagi semua pihak di negeri ini. Kemusyrikan di laut selatan adalah sebuah fenomena yang kentara. Pada Bulan Suro kemusyrikan rata dilakukan secara masal sepanjang Pulau paling banyak penghuninya di Indonesiaini.

Khutuwat, begitulah Allah mengistilahkan jerat-jerat syetan. Langkah-langkah syetan, yang telah berkali-kali kita diperingatkan oleh Allah agar tidak terjebak dan terjerat di dalamnya.

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu." (QS> Al-Baqarah: 168)

Karena bagi yang terjerat dan terjebak, tidak mudah keluar darinya. Lingkaran syetan seperti tak terlihat mana ujungnya dan mana pangkalnya, untuk kita uarai dan perbaiki. Mereka yang sudah punya tekat untuk keluar dari dunia syirik saja tidak mudah, apalagi yang memang tidak dan belum mempunyai niat untuk lepas dari jerat syetan dan dukun itu. Kemusyrikan akan semakin membelenggunya.

Kembali kepada tema laut selatan. Ini hanya salah satu contoh saja. Awalnya masarakat bersama-sama berbuat kemusyrikan dan sebagainya di dukung oleh pemerintah setempat dengan dalih melestarikan kebudayaan dan peninggalan nenek moyang.
Begitu musibah menggulung, orang ramai-ramai bertaubat. Semua kembali kepada Allah. Ini menggembirakan kita pada awalnya. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Karena syetan kembali menebar jaringnya. Dalam taubat itu, masyarakat kembali tersangkut di taring syetan. Dengan ritua-ritual syirik seperti dulu, sesajen seperti di awal, dukun dan manteranya seperti sebelumnya. Inilah khutuwat itu.

Tema ruqyah pun sama. Ruqyah menjadi fenomena yang menggembirakan. Sunnah Nabi itu mampu membuat banyak orang taubat dan gerah para wali syetan. Tetapi syetan tidak tinggal diam, wilayah kenyamanan diacak-acak. Khutuwah kembali mereka rencanakan. Dukun mengambil alih nama ruqyah. Papan nama ruqyah, memasukan kata ruqyah pada sebagian praktek mereka dan peraktek yang memperdengarkan ayat di hadapan umum tetapi menyembunyikan kebatilan. Masyarakat yang memang tipis fiter iman dan ilmunya ini, kembali kepangkuan para dukun. Kembali ke dunia kemusyrikan
yang lama. Kembali ke api yang mereka pernah diselamatkan Allah darinya.

Dalam ayat yang sering kita dengar saat musibah terjadi, di antaranya adlah ayat berikut:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41)

Gabung yuk di FP Renungan Doa dan Motivasi

CIRI-CIRI KIAMAT BESAR MENURUT AGAMA ISLAM DITANDAI DENGAN:




- Kemunculan Imam Mahdi
- Kemunculan Dajjal
- Turunnya Nabi Isa (AS)
- Kemunculan Yajooj dan Majooj
- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
- Pintu pengampunan akan ditutup
- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah dan akan menandai muslim yang sebenar2nya
- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya
- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
- Pemusnahan/ runtuhnya Kabah
- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup
merasa kaget dan ketakutan
- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup
mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"

Allah berfirman :
"jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari surgaKu"

Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata
satu: artinya hanya mmikirkan duniawi drpda akhirat.

Kerugian meninggalkan sholat:
Shubuh => Cahaya wajah akan pudar.
Dzuhur => Berkah pendapatan akan hilang.
Ashar => Kesehatan mulai terganggu.
Maghrib => Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya => Kedamaian dlm tidur sulit didapatkan.

Sabtu, 23 Februari 2013

}=Takkan Terulang Musibah Dahsyat Zaman Nabi Nuh={


Musibah bisa saja menjadi mata rantai yang tak pernah putus. Belum selesai duka yang lama, belum kering luka yang dulu, belum lagi hati terobati. Duka baru menghantam, mengucurkan air mata yang lebih deras, luka-luka baru. Musibah mengguncang manusia.

Musibah bisa sangat besar. Hingga banyak yang seakan menyerah dan terpaku tak tahu harus berbuat apa. Musibah mungkin menggulung satu wilayah dalam radius yang sangat luas.

Tetapi telah ada jaminan. Jaminan itu datang langsung dari wahyu yang telah memberitahukan kepada kita tentang musibah-musibah itu. Jaminan itu dari Rasulullah. Jaminan bahwa musibah-musibah yang jauh lebih dahsyat dari yang kita saksikan sekarang tidak akan terjadi. Jaminan yang menggembirakan kita. Membahagiakan, mengingat dosa-dosa dan maksiat yang terjadi hari ini terlihat lebih kompleks. Gabungan dari dosa-dosa seluruh umat terdahulu. Kalau umat Nabi Nuh di gulung banjir dahsyat karena tidak mau mentaati Nabi mereka, betapa banyak yang hari ini tidak mau taat kepada Nabinya. Kalau umat Nabi Luth dikubur bersama dengan terbaliknya negeri karena dosa homoseksual, hari ini telah banyak yang melakukannya dengan bangga bahkan di legalkan. Demikian pula dosa-dosa umat yang tinggal kenangan saja di muka bumi ini. Dosa-dosa yang pernah menghancurkan mereka, semuanya ada pada umat ini. Umat yang bisa masih banyak yang mengaku sebagai muslim sebagai identitasnya di atas kertas. Begitulah umat Rasul terakhir ini diberikan jaminan rasa aman dari musibah yang jauh lebih mengerikan tak terbayangkan.

Dari 'Amir bin Saad dari ayahnya bahwa Rasulullah saw suatu saat datang dari 'Aliyah. Hingga ketika melewati masjid Bani Muawiyah, beliau masuk dan shalat dua rakaat dan kita pun shalat bersama beliau. Kemudia beliau berdoa sangat panjang. Setelah selesai, beliau menghadap kepada kami dan berkata, "Aku meminta kepada Rabku tiga hal. Aku diberi dua hal dan di tolak yang satunya. Aku minta agar umat ini tidak hancur karena
paceklik, maka aku diberi. Aku minta agar umat ini tidak hancur karena tenggelam, Aku juga diberi. Dan aku minta agar umat ini tidak saling bertikai dan saling menindas, tetapi yang ini ditolak." (HR. Muslim no 2890 dan Ibnu Huzaimah no 1217)

Imam Malik dalam Muwatho'nya menyebutkan tambahan lain. Pada riwayat tersebut di gabung antara doa agar umat ini tidak hancur dengan paceklik, agar tidak dikuasai musuh dari luar.

Dia(Nabi) berdoa agar umat ini tidak dikuasai oleh musuh dari luar dan agar tidak hancur karena paceklik, maka aku di beri.

Muhammad bin Abdul Wahid Al-Maqdis menjelaskan musuh yang dimaksud: yaitu orang-orang musyrik. (al-Ahaditsul Mukhtarah).

Tiga hal yang dijamin oleh Nabi tidak akan menghancurkan umatnya:
1. Kelaparan
2. Tenggelam
3. Dikuasai oleh musuh

Hanya satu doa Nabi yang tidak di kabulkan. Yaitu pertikaian di antara muslimin sendiri. Umat Rasulullah yang besar ini bisa hancur berkeping-keping karena perselisihan yang berujung pada pertikaian di tubuh umat Islam sendiri.

Sebagai penjelasan lebih lanjut, kita ikuti penjelasan dan penegasan salah satu ulama negeri Andalus yang hilang. Ibnu Abdul Bar dalam kitab yang menjelaskan Muwatho' karya Imam Malik berkata, "Telah jelas -- alhamdulillah --dalam hadits ini bahwa Allah tidak menghancurkan umat Muhammad saw dengan
paceklik yang menyebabkan kelaparan dan kekeringan wilayah bumi ini. Ini menunjukkan bahwa tidak mungkin bumi ini mengalami kekeringan secara masal selamanya karena umat beliau ada di kebanyakan tempat di bumi ini. Segala puji bagi Allah."

Juga sebagai dalil bahwa fitnah-fitnah akan tetap ada pada umat
Muhammad saw, saling membunuh di antara mereka di dunia ini. Karena doa yang tidak dikabulkan. Ibnu Umar berkata: Pembunuhan akan tetap ada hingga hari kiamat." (At-Tahmid 19/197)

Ini semua adalah bentuk nyata kasih sayang Rasulullah kepada umatnya. Diekspresikan dalam bentuk penjagaan terhadap sesuatu yang bisa mengancurkan umatnya di akhir zaman. Nabi telah berpikir sejak jauh hari, kalau hujan tidak turun dalam rentang waktu yang lama umat ini bisa kelaparan. Karena paceklik yang akan terjadi bisa menghancurkan, maka Nabi berdoa memohon Allah agar umatnya dijaga dari kelaparan. Jika
musim hujan tiba yang menjadi harapan menggembirakan bagi para penanam dan manusia secara umum, ada satu musibah besar yang mengancam di balik harapan itu. Musibah yang hanya menyisakan satu perahu dari umat Nabi Nuh. Banjir bandang. Maka, Nabi menjaga umatnya dan memohon Allah agar tidak trjadi. Kalau keduanya tidak terjadi, ada satu hal besar
yang mungkin menghabisi umat ini. Yaitu keberutalan musuh Islam yang memendam kebencian dan kedengkian abadi. Di tengah keterpurukan umat yang belum kunjung kelihatan kebangkitannya, telah dijamin wahyu bahwa umat Rasulullah tidak akan hancur secara keseluruhan di hadapan musuhnya.

Hadits ini dalam konteks besar, yaitu umat beliau secara keseluruhan. Sisi ini tetapharus kita syukuri. Tetapi, dalam sekala
lokal atau individu, dosa-dosa yang dilakukan oleh umat Rasulullah akan tetap masuk dalamkoridor ancaman musibah yang akan kita perinci, insya Allah...

Bantu FP Renungan Doa dan Motivasi ini berkembang hanya dengan meng klik 'bagikan' / 'shere' semoga Allah mebalas sekecil apapun kebaikan yang telah Anda lakukan.[]

Jumat, 22 Februari 2013

{+}Yang Lalu Biarlah Berlalu{+}


Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tidakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu di
simpan dalam rung penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya, atau di letakkan dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam; selamatkan diri Anda dari bayangan masa lampau! Adakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempanya terbit, sorok bayi ke perut
ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata kedalamkelopak mata? Ingat; keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan
jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang demikan sangat berharga. Dalam Al-Qur'an, setiap kali menerangkan kandisi suatu kaum dan apa sajayang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah ummat yang lalu." Begitulah; ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai
zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengatakan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?" "Aku benci khayalan." jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanaya di sibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikan itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh kebelakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka dari itu, janganlah pernah melawan sunnah kehidupan![]

Gabung yuk di FP Renungan Doa dan Motivasi

Berbuat Ihsan Dalam Segenap Keadaa


Oleh Ustadz Abu Utsman Kharisman
(Syarh Hadits ke-17 Arbain anNawawiyyah)
عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ.[رواه مسلم]
Dari Abu Ya’la, Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan IHSAN (berlaku baik) pada segala hal, maka jika kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisau dan memberi kelapangan bagi hewan yang disembelihnya”.[HR. Muslim]
Penjelasan tentang Sahabat yang Meriwayatkan Hadits
Syaddaad bin Aus adalah Sahabat Nabi yang ‘alim (berilmu) dan memiliki sifat lemah lembut. Sahabat Nabi ‘Ubadah bin as-Shomit menyatakan: “Syaddaad bin Aus adalah termasuk orang yang diberi ilmu dan kelembutan. Di antara manusia ada yang hanya diberi salah satunya (riwayat Ibnu Abi Khoytsamah dinukil dalam al-Ishobah)
Kholid bin Ma’dan berkata: Tidaklah tersisa di Syam orang yang lebih terpercaya, lebih faqih, dan lebih diridlai selain Ubadah bin as-Shomit dan Syaddaad bin Aus (Tahdziib Ibn Asaakir (6/291))
Al-Mafshol al-Ghulaaby menyatakan: Orang yang zuhud di kalangan Anshar ada 3 orang, yaitu Abud Darda’, Umair bin Sa’d, dan Syaddad bin Aus (Siyar A’laamin Nubalaa’ (2/465))
PENJELASAN UMUM MAKNA HADITS
Allah mewajibkan perbuatan Ihsan pada setiap keadaan. Sampai-sampai dalam hal harus membunuh orang (pada jihad fii sabilillah, qishash, atau hukuman syar’i yang lain), lakukanlah dengan cara ihsan (baik).
Demikian juga Allah mewajibkan perbuatan ihsan dalam penyembelihan binatang. Salah satu bentuknya adalah dengan menajamkan pisau yang akan digunakan menyembelih serta memberi kelapangan (tidak menyakiti atau menyebabkan menderita) pada hewan yang akan disembelih.
Makna Ihsan
Para Ulama’ menjelaskan bahwa ihsan diterapkan pada 2 hal:
           1. Ihsan dalam beribadah kepada Allah, yaitu:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“ Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Jika engkau tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah melihatmu (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Ihsan kepada Allah dalam beribadah ini terbagi menjadi 2:
          a.    Maqoomul Musyaahadah : beribadah seakan-akan menyaksikan Allah.
Seorang manusia di dunia tidak akan bisa melihat Allah dalam keadaan terjaga. Ia hanya bisa menyaksikan Allah dengan mata kepalanya langsung di akhirat (surga). Namun, dengan penghambaan dan keyakinan yang tinggi ia beribadah sehingga seakan-akan menyaksikan sesuatu yang ghaib menjadi nyata. Ia merasa beribadah dengan berdiri di hadapan Allah dan melihat Allah.  Sebagian Ulama’ menyatakan: seakan-akan ia menyaksikan Allah dengan hatinya.
Pada tingkatan ini perasaan yang menonjol adalah perasaan cinta dan pengagungan terhadap Allah.
         b). Maqoomul murooqobah : beribadah dengan perasaan selalu diawasi oleh Allah.
Pada tingkatan ini perasaan yang menonjol adalah perasaan menghinakan diri dan takut kepada Allah
Tingkatan yang pertama (maqoomul musyaahadah) lebih tinggi kedudukannya dibandingkan tingkatan yang kedua (maqoomul murooqobah).
         2. Ihsan (berbuat baik) kepada makhluk.
Tidak mendzhalimi para makhluk dan jika mampu memberikan bantuan harta, makanan/minuman, tenaga, dan pikiran untuk kebaikan mereka.
Balasan Bagi Orang-orang yang Berbuat Ihsan
Orang yang senantiasa berbuat ihsan akan mendapat kedekatan bersama Allah, kecintaan dari Allah, pahala yang berlipat, balasan Jannah (surga) serta kenikmatan melihat Wajah Allah.
Balasan yang akan diterima oleh orang yang senantiasa berbuat Ihsan:
  1. Mendapatkan kedekatan bersama Allah
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dam orang-orang yang berbuat ihsan (kebaikan)(Q.S an-nahl:128)
       2. Mendapatkan kecintaan dari Allah
…وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
…Dan berbuat ihsan-lah karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan (Q.S al-baqoroh:195)
       3. Mendapatkan Jannah (surga), pelipatgandaan amalan, dan melihat Wajah Allah
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ…
Bagi orang yang berbuat ihsan mereka akan mendapat surga dan tambahan (melihat Wajah Allah)…(Q.S Yunus:26)
Kasih Sayang pada Semua Makhluk
Syariat Islam diturunkan dari Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, disampaikan oleh Nabi yang pemurah penuh kasih sayang sebagai rahmat bagi seluruh alam.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan tidaklah Kami utus engkau kecuali sebagai rahmat (kasih sayang) bagi segenap alam semesta (Q.S al-Anbiyaa’:107)
Karena itu seluruh aturan-aturan dalam agama Islam mengandung kasih sayang, sekalipun orang yang pendek akalnya menganggap itu sebagai kekerasan.
Pada Jihad Fii Sabiilillah terdapat kasih sayang. Pihak yang diperangi hanyalah kafir harbi (kafir yang memerangi Islam), yaitu pihak yang memerangi agama kasih sayang ini. Jihad yang mulya, dilandasi dengan aturan-aturan dan persyaratan-persyaratan dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Sungguh aksi teror pengeboman yang banyak terjadi sebelumnya, bukanlah jihad yang syar’i. Tidak sedikit kaum muslimin yang juga menjadi korban. Itu adalah kebrutalan, bukan kasih sayang.
Tidak juga seperti anggapan sebagian orang bahwa tidak ada lagi jihad dalam bentuk peperangan, yang ada adalah jihad dalam bentuk lain. Itu adalah anggapan yang salah. Syariat jihad fi sabilillah dengan peperangan akan selalu ada hingga hari kiamat dan wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin jika telah terpenuhi syarat-syaratnya yang diatur dalam syariat Islam.
Al-Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan :
والغزو ماض مع الإمام إلى يوم القيامة البر والفاجر لا يترك
Perang akan terus ada bersama pemimpin yang baik atau fajir hingga hari kiamat tidak (bisa) ditinggalkan (Ushulus Sunnah poin ke-16).
Demikian juga al-Imam al-Bukhari menulis bab dalam Shahih al-Bukhari berjudul:
الجهاد ماضٍ مع البر والفاجر
Jihad akan selalu ada bersama pemimpin yang baik atau fajir (Shahih al-Bukhari juz 9 halaman 452)
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَلَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku berperang di atas al-haq menang terhadap yang memusuhinya hingga hari kiamat (H.R Muslim)
Di dalam hukum qishash (pembalasan bunuh) juga terdapat kasih sayang. Kasih sayang untuk keluarga yang ditinggalkan agar tidak tersisa dendam karena pembunuh orang yang mereka kasihi telah dibalas dengan pembalasan yang setimpal. Betapa banyak kasus-kasus pembunuhan yang ditetapkan hukuman hanya 15 tahun penjara padahal sebenarnya pihak keluarga korban sangat mengharapkan hukuman mati sebagai balasan yang setimpal.
Qishash mengandung kasih sayang untuk pelaku pembunuhan, karena mereka akan mendapat kaffarah (penghapusan dosa) dengan sebab itu. Jika tidak diterapkan hukum Islam padanya, bisa jadi ia masih akan berhadapan dengan orang yang dibunuhnya itu menuntut haknya di hadapan Allah pada hari kiamat.
يُؤْتَى بِالْقَاتِلِ وَالْمَقْتُوْلِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، فَيَقُوْلُ: أَيْ رَبِّ ! سَلْ هذَا فِيمَ قَتَلَنِي ؟ فَيَقُوْلُ: أَيْ رَبِّ ! أَمَرَنِي هذَا. فَيُؤْخَذُ بِأَيْدِيْهِمَا جَمِيْعًا، فَيُقْذَفَانِ فِي النَّارِ
Didatangkan pembunuh dan yang dibunuh pada hari kiamat. (Orang yang dibunuh) berkata: Wahai Tuhanku, tanyakan kepadanya mengapa ia membunuhku? (Pembunuh) berkata: Wahai Tuhanku, aku diperintah oleh orang ini (menunjuk ke arah orang yang memerintahkannya membunuh). Kemudian kedua tangan pembunuh dan orang yang memerintah untuk membunuh itu dipegang dan dilemparkan keduanya ke neraka (H.R atThobarony, al-Haitsamy menyatakan bahwa para perawinya seluruhnya terpercaya).
Penerapan qishash juga merupakan kasih sayang terhadap seluruh umat, dengan disaksikannya proses qishash di muka umum sehingga menimbulkan efek jera bagi yang lain untuk tidak melakukan pembunuhan.
Kebaikan pada Hewan juga Berpahala
Para Sahabat bertanya kepada Nabi apakah berbuat baik kepada hewan juga akan berpahala, Nabi mengiyakan dan bersabda:
فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
Pada setiap hati yang basah (makhluk bernyawa) terdapat pahala (H.R al-Bukhari)
Sebaliknya, pendzhaliman terhadap hewan adalah perbuatan dosa dan bisa berakibat adzab di neraka.
عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا إِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ
Seorang wanita diadzab dengan sebab kucing yang ia kurung hingga mati. Maka masuklah wanita itu ke dalam neraka. Ia tidak memberi makan dan minum ketika mengurungnya, tidak pula ia bebaskan kucing itu berkeliaran sehingga bisa makan serangga tanah (H.R Muslim)
Ihsan dalam Membunuh dan Menyembelih
Membunuh orang kafir dalam Jihad fii sabilillah haruslah dengan sikap ihsan. Tidak membunuh orangtua, wanita, dan anak-anak yang tidak terlibat perang. Perang tidak dilakukan kecuali telah dilakukan dakwah dan ditegakkan hujjah terlebih dahulu. Tidak boleh mencincang tubuh dan menyiksa terlebih dahulu.
Sebagian Ulama’ di antaranya al-Imam asy-Syaukaany berpendapat bahwa ihsan dalam membunuh tidak bisa tercapai kecuali dengan memenggal pada leher, bukan pada anggota tubuh yang lain. Karena yang dikenal di masa Nabi dan para Sahabatnya adalah metode demikian. Sampai-sampai jika ada seseorang yang melakukan perbuatan yang hukumannya layak dibunuh, para Sahabat berkata kepada Nabi: Biarkan saya penggal lehernya wahai Rasulullah. Pembunuhan yang dilakukan pada anggota tubuh yang lain disebut dengan al-mutslah (mencincang) dan telah jelas dalil yang menunjukkan larangannya (Nailul Authar (7/98))
Demikian juga membunuh binatang-binatang yang membahayakan tidak diperbolehkan menyiksa terlebih dahulu. Tidak boleh membunuh dengan cara membakar.
لَا يُعَذِّبُ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
Tidaklah mengadzab dengan api kecuali Tuhan (yang menciptakan) api (H.R Abu Dawud)
Dalam proses penyembelihan, hewan yang akan disembelih tidak boleh dibiarkan kehausan. Diberi minum terlebih dahulu. Tidak memperlihatkan penyembelihan hewan lain di hadapannya. Pisau harus tajam sehingga kematian akibat penyembelihan berlangsung cepat tanpa harus merasakan banyak penderitaan sebelumnya. Tubuh binatang tidak boleh dipotong sebelum benar-benar mati. Tidak boleh menyembelih induk betina yang anaknya masih menyusu (disarikan dari penjelasan al-Imam an-Nawawy).

Jagalah Allah Niscaya Allah Menjagamu


Ditulis Oleh Ustadz (Abu Utsman Kharisman
(Syarh Hadits Ke-19 Arbain anNawawiyyah)
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ: يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ  يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ  [رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي   الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering
(HR. Tirmidzi, ia telah berkata: Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih. Dalam riwayat selain Tirmidzi: “Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah). Ketahuilah bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu, dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu. Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”) [
Penjelasan Makna Hadits Secara Umum
Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam pernah membonceng Ibnu Abbas yang masih kecil dengan memberikan pengajaran-pengajaran. Beliau menyatakan: Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Ucapan ini, menurut para ulama’ menunjukkan bagusnya cara pengajaran Nabi. Beliau memancing perhatian pendengar untuk fokus pada hal-hal yang akan beliau sampaikan berikutnya. Pendengar juga akan senang hati menyimaknya, karena yang akan disampaikan adalah beberapa poin yang sedikit saja (namun padat maknanya).
Nabi kemudian menyampaikan beberapa halpengajaran tersebut, yaitu:
  1. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.
Artinya, jagalah syariat dan aturan Allah dengan tidak melanggar larangan dan tidak meninggalkan kewajiban, niscaya Allah akan menjaga dirimu, hartamu, dan keluargamu.
  1. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu
Artinya, jagalah syariat dan aturan Allah dengan tidak melanggar larangan dan tidak meninggalkan kewajiban, niscaya Allah senantiasa membimbing arah perjalanan hidupmu
  1. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah.
  2. Jika engkau meminta tolong, mintalah tolong hanya kepada Allah.
  3. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu manfaat (keuntungan), maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu
  4. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu
  5. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. Artinya, pena yang menuliskan taqdir telah diangkat (tidak menulis lagi) dan lembaran-lembaran yang ditulisnya pada Lauhul Mahfudzh sudah kering, tidak akan lagi tambahan dan pengurangan. Taqdir semua makhluk yang telah Allah tuliskan, dan hanya Allah saja yang tahu, tidak akan pernah berubah sama sekali.
Balasan Sesuai dengan Perbuatan
Hadits ini menunjukkan bahwa balasan yang didapat seseorang sesuai dengan perbuatannya. Barangsiapa yang menjaga (syariat/batasan) Allah, niscaya Allah akan menjaganya. Hal yang semakna dengan ini sangat banyak dijumpai dalam al-Quran maupun hadits, di antaranya:
إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolong kalian, dan mengokohkan kaki-kaki kalian (Q.S Muhammad:7)
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingat kalian (Q.S al-Baqoroh:152)
وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ
Dan penuhilah perjanjian denganKu, niscaya Aku penuhi perjanjian dengan kalian (Q.S al-Baqoroh:40)
(faidah yang disarikan dari Jaami’ul Uluum wal Hikaam karya Ibnu Rajab (1/186))
Menjaga Allah, Allah akan Menjaga Kita
Makna ‘menjaga Allah’ dalam hadits di atas adalah menjaga hak-hak Allah, perintah-perintah, dan larangan-laranganNya. Karena Allah sendiri tidak butuh dengan penjagaan siapapun, bahkan Dialah yang Menjaga seluruh makhluk di alam semesta.
Hak Allah yang paling pertama harus dijaga oleh seorang hamba adalah tauhid. Tauhid adalah penentu utama seseorang untuk masuk surga atau neraka. Hal yang pertama dinilai adalah: apakah ia mensekutukan Allah (berbuat syirik) atau tidak, sesuai dengan hadits:
مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ
Barangsiapa yang bertemu dengan Allah tidak mensekutukanNya dengan suatu apapun, maka ia masuk Jannah (surga). Barangsiapa yang bertemu denganNya mensekutukanNya dengan sesuatu, maka ia masuk anNaar (neraka)(H.R Muslim)
Jagalah tauhid, niscaya Allah akan menjaga kita agar tidak terjerumus ke neraka.
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ
…Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka Allah haramkan baginya surga, dan tempat tinggalnya adalah neraka…(Q.S al-Maidah:72)
Setelah tauhid, penentu berikutnya adalah sholat. Jika baik sholatnya, maka akan baik seluruh amalannya.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
Sesungguhnya yang pertama kali dihitung pada amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika baik, maka ia akan beruntung dan berhasil. Jika rusak, maka ia celaka dan merugi. Jika ada kekurangan pada kewajibannya (sholat 5 waktu) Allah Azza Wa Jalla berfirman (kepada Malaikat): Lihatlah, apakah hambaKu ini memiliki (pahala) sholat sunnah, sehingga bisa menyempurnakan pahala sholat wajib. Kemudian diterapkan yang demikian pada amalan yang lain (amalan wajib disempurnakan dengan yang sunnah) (H.R atTirmidzi, anNasaai, Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany).
Jagalah sholat, niscaya Allah akan menjaga kita.
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يكُنْ لَهُ نُورٌ ، وَلاَ بُرْهَان ، وَلاَ نَجَاة وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ ، وَفِرْعَونَ ، وَهَامَانَ ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
Barangsiapa yang menjaganya (sholat) maka ia akan memiliki cahaya, penjelas, dan keselamatan dari anNaar pada hari kiamat. Barangsiapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan memiliki cahaya, penjelas, dan keselamatan dan pada hari kiamat akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haaman, dan Ubay bin Kholaf (H.R Ahmad dan dinyatakan oleh Syaikh Bin Baz bahwa sanadnya hasan (Majmu’ Fataawa Ibn Baaz (14/10))
Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjaga kita di dunia dan di akhirat. Jaga larangan-larangan Allah jangan dilanggar, dan jaga perintah-perintahNya jangan ditinggalkan.
Doa Meminta Penjagaan dari Allah pada Seluruh Sisi
Disunnahkan untuk membaca doa pagi petang yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam guna memohon penjagaan dari Allah pada seluruh penjuru:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu ‘afiat (keselamatan dari segala keburukan) di dunia dan di akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu pemaafan dan ‘afiat pada agamaku dan kehidupan duniaku, keluarga, dan hartaku. Ya Allah tutuplah aurat-auratku, berikan rasa aman padaku. Ya Allah jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dari atas, dan aku berlindung pada keagunganMu agar aku tidak tersambar dari bagian bawahku (H.R Abu Dawud dari Ibnu Umar, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany)
Beberapa Contoh Penjagaan Allah dalam Kehidupan Dunia
Barangsiapa yang menjaga Allah, menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan di masa muda, Allah akan menjaga badannya di masa tua. Abut Thoyyib atThobary yang berusia melewati 100 tahun masih memiliki kekuatan yang luar biasa. Pernah suatu ketika ia melompat dari perahu ke tepi daratan, sehingga orang-orang di sekelilingnya mengkhawatirkan keadaanya yang sudah tua. Tapi beliau mengatakan : Tubuhku ini aku jaga dari kemaksiatan sejak muda, sehingga Allah menjaganya ketika aku sudah tua (Jaami’ul Uluum wal Hikaam (1/186))
Para Ulama’ Allah jaga kekuatan hafalan, pemahaman, dan kefaqihannya di usia yang sudah sangat tua, di saat orang-orang lain seusianya sudah banyak yang lupa bahkan tidak mengenal lagi anak-anak dan orang terdekatnya.
Suwaid bin Ghoflah –salah seorang tabi’i yang pernah mengambil ilmu dari Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali- masih kuat hafalannya dan menjadi imam pada sholat tarawih di bulan Romadhan pada saat usianya sudah 120 tahun (riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’ (4/175)).
Harta kedua anak yatim dijaga Allah melalui perbuatan Nabi Khidhr yang menegakkan dinding rumahnya yang miring, sedangkan di bawah dinding tersebut terdapat simpanan harta mereka (Qur’an surat al-Kahfi ayat 82). Nabi Khidhir menyatakan bahwa ayah kedua anak yatim itu adalah orang yang sholeh. Para Ulama’ menjelaskan bahwa inilah bukti bahwa keshalehan dan ketakwaan dari seseorang menjadi sebab Allah akan menjaga dirinya dan keturunannya.
Jika Engkau Meminta, Mintalah Kepada Allah
Ini adalah pengajaran tauhid dari Nabi. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan hanya kepada Allah.
Serupa dengan bacaan dalam alFatihah yang selalu diulang oleh setiap orang yang sholat pada setiap rokaatnya:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan (Q.S alFatihah:5)
Sebagaimana kita menyembah hanya kepada Allah, maka meminta pertolongan juga hanya kepada Allah.
Apakah kita tidak boleh meminta pertolongan kepada selain Allah? Ya, untuk permintaan pertolongan yang hanya Allah saja yang bisa memenuhinya, maka wajib bagi seseorang untuk meminta pertolongan itu hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Seperti : permohonan ampunan, meminta dikaruniai anak, panjang umur, kesembuhan dari penyakit, jodoh, ketentraman hati, keselamatan dunia dan akhirat, hidayah (taufiq), dan semisalnya. Hal-hal semacam ini hanya Allah saja yang bisa memenuhi. Meminta hal-hal semacam itu kepada selain Allah adalah kesyirikan, sebagaimana dijelaskan oleh para Ulama’ dalam kitab-kitab tentang aqidah.
Sedangkan meminta pertolongan untuk sesuatu yang bisa dipenuhi oleh makhluk, karena Allah taqdirkan mereka memiliki kemampuan itu, yang demikian adalah diperbolehkan. Contoh: meminta tolong kepada seseorang untuk membantu mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraan.
وَتُعِينُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ
Dan menolong membantu mengangkat seseorang ke atas kendaraannya, atau mengangkatkan barang bawaannya ke atas kendaraan adalah shodaqoh (H.R Muslim)
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan saling tolong menolonglah dalam kebajikan dan taqwa, jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan (Q.S al-Maaidah:2)
Meski kita meminta pertolongan kepada seseorang yang mampu mengerjakannya, namun kepasrahan dan ketawakkalan hati hanya kepada Allah, karena hanya Dialah saja yang Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Jika tidak Allah kehendaki, maka upaya makhluk apapun, sebesar apapun, tak akan bisa membantu kita mendapatkan yang kita harapkan.
Bahkan, dalam hal-hal yang remeh sekalipun, meski tali sandal putus, seorang muslim hendaknya meminta ganti kepada Allah dalam doanya, dengan berupaya (ikhtiar) sesuai kemampuannya.
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
Mintalah kepada Allah segala sesuatu, sampai-sampai tali sandal, karena sesuatu yang tidak diberi kemudahan oleh Allah tidaklah berjalan dengan mudah (riwayat Abu Ya’la)
Jika makhluk sering diminta akan marah (karena memiliki banyak kekurangan), sebaliknya Tuhan kita Allah Yang Maha Kaya akan murka jika seseorang hamba tidak meminta kepadaNya.
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah murka kepadanya (H.R atTirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albany)
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو اللهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا مَأْثَمٌ وَ لاَ قَطِيْعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِحْدَى ثَلاَثٍ : إِمَّا أَنْ يَسْتَجِيْبَ لَهُ دَعْوَتَهُ أَوْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِثْلَهَا أَوْ يَدَّخِرَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلَهَا قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ إِذًا نُكْثِرُ قَالَ : اللهُ أَكْثَرُ
Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahmi, kecuali akan diberikan kepadanya salah satu dari 3 hal: bisa jadi Allah akan kabulkan doanya(di dunia), atau Allah palingkan (jauhkan) darinya keburukan yang setara dengan hal yang diminta, atau Allah simpan sebagai perbendaharaan pahala semisalnya di akhirat. Para Sahabat berkata: Wahai Rasulullah, kalau demikian kami akan memperbanyak (doa), Rasul bersabda: Allah lebih banyak lagi (mengabulkan)(H.R atTirmidzi,Ahmad, alHakim, al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany).
Iman terhadap Taqdir
Dalam hadits ini, Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan tentang iman terhadap taqdir yang telah Allah tuliskan. Seharusnya seseorang bergantung dan bertawakkal hanya kepada Allah. Tidak akan ada kebaikan yang bisa sampai pada seseorang kecuali jika telah Allah takdirkan, meski seluruh makhluk berkumpul mengupayakannya. Sebaliknya, tidak akan terjadi musibah, kecelakaan, atau bahaya bagi seseorang jika tidak Allah takdirkan, meski seluruh makhluk berkumpul untuk mengupayakannya.
عَنْ أَبِي حَفْصَةَ قَالَ قَالَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ لِابْنِهِ يَا بُنَيَّ إِنَّكَ لَنْ تَجِدَ طَعْمَ حَقِيقَةِ الْإِيمَانِ حَتَّى تَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ اكْتُبْ قَالَ رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي
Dari Abu Hafshah beliau berkata: Ubadah bin as-Shomit radhiyallahu anhu berkata kepada anaknya: Wahai anakku, sesungguhnya engkau tidak akan merasakan hakikat iman sampai engkau mengetahui bahwa apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu, dan apa yang terluput darimu tidak akan menimpamu. Saya mendengar Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Kemudian Ia berfirman: Tulislah. Pena bertanya: Wahai Tuhanku, apa yang aku tulis. Allah berfirman: Tulislah takdir-takdir segala sesuatu sampai hari kiamat. Wahai anakku aku mendengar Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang meninggal di atas (akidah) selain ini, maka ia bukanlah dariku (pengikutku)(H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany).
Nabi tidak mengajarkan kepada kita untuk bersikap malas, berpangku tangan dan beralasan bahwa takdir telah tertulis. Namun justru beliau mengajarkan kepada kita untuk bersemangat beramal dan berbuat untuk mendapatkan hal-hal yang bermanfaat bagi kita sambil meminta pertolongan kepada Allah. Jika ternyata terjadi hal-hal yang terluput dari kita meski kita telah berusaha, hendaknya mengucapkan : Qoddarallahu wa maa sya-a fa’al (Allah telah mentakdirkan, dan Ia berbuat sesuai dengan kehendakNya). Tidak justru mengatakan: Duh, seandainya saya tidak berbuat begini..niscaya tidak akan begini… Yakinlah bahwa semua sudah ditakdirkan dan apa yang ditakdirkan Allah adalah terbaik bagi kita.
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Bersemangatlah (untuk melakukan) hal-hal yang bermanfaat untukmu dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu jangan mengatakan: Kalau seandainya aku melakukan demikian, niscaya akan terjadi demikian. Akan tetapi ucapkanlah: Allah telah mentakdirkan, dan Ia berbuat sesuai dengan yang dikehendakiNya. Karena ucapan :’kalau seandainya’ akan membuka amalan syaithan (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Kaum muslimin diajarkan bahwa pada setiap kesulitan terdapat kemudahan. Bahkan, pada 1 kesulitan akan terdapat 2 kemudahan.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Q.S al-Insyirah:5-6)
Para Ulama’ menjelaskan bahwa 2 ayat tersebut bukanlah sekedar pengulangan yang berarti penegasan, namun merupakan isyarat bahwa pada 1 kesulitan terdapat 2 kemudahan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Umar bin al-Khotthob yang menulis surat pada Abu Ubaidah Ibnul Jarrah:
مَا يَنْزِلُ بِعَبْدٍ مُؤْمِنٍ مِنْ مَنْزِلِهِ شِدَّةٌ إِلاَّ يَجْعَلُ اللهُ لَهُ بَعْدَهَا فَرْجًا وَ لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
Tidaklah turun suatu kesulitan pada seorang hamba mukmin di tempat tinggalnya kecuali Allah akan buatkan setelahnya jalan keluar dan 1 kesulitan tidak akan bisa mengalahkan 2 kemudahan (diriwayatkan al-Hakim dan menurut adz-Dzahaby shahih berdasarkan syarat Imam Muslim)
Kenalilah Allah di Masa Lapang, Niscaya Allah akan Mengenalimu Di Masa
Di dalam riwayat hadits yang lain, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ
Kenalilah Allah di masa lapang (senang), niscaya Allah akan mengenalimu di masa engkau menghadapi kesulitan (dishahihkan oleh Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jaami’)
Makna hadits tersebut adalah : ingatlah selalu Allah (banyak berdzikir), banyak bersyukur terhadap nikmat-nikmatnya, banyak beribadah, dan banyak berdoa di masa-masa kita mendapatkan kelapangan hidup/ kesenangan, niscaya di saat kita mengalami kesusahan dan kesempitan Allah akan mengenali kita dan menolong kita
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَلْيُكْثِرْ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
Barangsiapa yang senang (ingin) Allah kabulkan doanya di masa kesulitan dan genting, hendaknya memperbanyak doa (ketika) di masa lapang (H.R atTirmidizi, dihasankan oleh Syaikh al-Albany).
Seperti Nabi Yunus yang di masa susah ( dalam perut ikan) berdoa kepada Allah, Allah pun kemudian memberi jalan keluar baginya. Hal itu dikarenakan dulunya saat hidup di daratan (di masa lapang) Nabi Yunus sering melakukan sholat, sehingga Allah selamatkan ia ketika kesulitan, sehingga tidak sampai mati di dalam perut ikan.
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144)
Kalaulah ia tidak termasuk orang yang dulunya banyak bertasbih (sholat), niscaya ia akan tetap tinggal di perutnya (hiu) hingga hari dibangkitkan (Q.S as-Shoffaat:143)

}**Pikirkan dan Sukurilah!**{


Artinya, ingatlah setiap nikmat Allah yang dianugerahkan kepada
Anda. Karena Dia telah meliputkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga kebawah kedua telapak kaki.

{Jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.} (QS. Ibrahim: 34).

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan,udara dan
air; semua tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah: Anda
meliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya; Anda menguasai
kehidupan, tetapi tidak pernah mengetahuinya.

{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.} (QS. Luqman: 20)

Anda memilik dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?}
(QS. Ar-Rahman: 13)

Apakah anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele,sedang kakiacap kali menjadi bila digunakan
jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang
keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya diri Anda manakala tertidur lelap
ketika sanak saudar di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa
tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan; betapa besar pungsi pendengaran yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta, ingat dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan kusta, dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung, menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjual tinggi dengan lidah Anda, namun Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, tetapi tangan Anda buntung?

Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tida tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda
tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk di teguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Anda acap kali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudia syukurilah!

{Dan, [ada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.} (QS. Adz-Dzariyat: 21}

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia disekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan,
{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.} (QS. An-Nahl: 38}

Gabung Yuk di FP Renungan Doa dan Motivasi

{}-Tiga Cara Mencapai Derajat Zuhud-{}


Ibrahimbin Adham pernah ditanya seorang lelaki, "Bagaimana cara engkau mencapai derajat orang zuhud?" Ibrahim menjawab, "Dengan tiga hal: PERTAMA, aku melihat kuburan itu sunyi dan menakutkan, sedang aku tidak menemukan orang yang dapat menentramkan hatiku di sana. KEDUA, aku melihat perjalanan hidup menuju akhirat itu amat jauh, sedang aku tidak
memiliki cukup bekal. Dan KETIGA, aku melihat Rabb Yang Maha Perkasa menetapkan satu keputusan atasku, sedang aku tidak punya alasan untuk menolak keputusan itu." (Abu Ishak Ibrahim bin Adham Al Balkhi)

Gabung yuk di FP Renungan Doa dan Motivasi

}{**REHAT**}{


Jangan bersedih, karena qadha' telah ditetapkan, takdir pasti terjadi, pena-pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan pun telah dilipat, dan semua perkara telah habis ditetapkan! Betapapun, kesedihan Anda tidak akan mengajukan atau mengundurkan kenyataan yang akan terjadi, dan tidak pula akan menambahkan atau menguranginya.

Jangan bersedih, sebab kesedihan itu akan mendorong Anda untuk menghentikan putaran roda zaman, mengikat matahari agar tak terbit, memutar jarum jam kembali ke masa lalu, berjalan kebelakang, dan membawa air sungai kembali ke sumbernya semula!

Jangan bersedih, sebab rasa sedih itu laksana angin puyuh yang hanya akan mengacaukan arah mata angin, membuat air bah dimana-mana, mengubah cuaca langit, dan menghancurkan bunga-bunga nan indah yang ada di taman.

Jangan bersedih, sebab orang yang bewrsedih itu ibarat seorang wanita yang mengurai pintalan tenun supaya kuat pintalannya, ibarat seorang yang meniup wadah yang berlubang, dan ibarat seorang yang menulis di atas air dengan tangannya.

Jangan bersedih, sebab usia Anda yang sebenarnya adalah kebahagiaan dan ketenangan hati Anda. Oleh sebab itu, jangan habiskan usia Anda dalam kesedihan, jangan boroskan malam-malam Anda dalam kecemasan, jangan berikan menit-menit Anda untuk kegundahan, dan jangan berlebihan dalam menyia-nyiakan hidup, sebab Allah tidak suka terhadap orang-orang yang berlebihan.[]

Doyan Selingkuh Picu Kematian Dini

Tak hanya membahayakan hubungan percintaan dan pernikahan, perselingkuhan juga dapat meningkatkan risiko kematian dini si pelaku. Pria atau wanita yang sering berselingkuh ternyata memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung!
Tim peneliti dari Jerman mengumpulkan data bahwa serangan jantung yang terjadi selama atau setelah berhubungan seks sebagian besar korbannya adalah pria atau wanita yang terlibat perselingkuhan. Jumlah ini didominasi oleh kaum pria yang memiliki kecenderungan berselingkuh dengan wanita yang lebih muda.
Salah satu penyebabnya adalah luapan kegembiraan yang berlebihan akibat berhubungan dengan orang asing, sehingga menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah yang dapat berujung pada kematian.
Berhubungan seks sama halnya dengan olahraga yang dapat memacu tekanan darah dan kerja jantung. Tak hanya terjadi pada orang dengan riwayat sakit jantung, orang sehat pun bisa mengalami serangan jantung saat sedang berhubungan seksual.
American Medical Association menyebutkan, kurang dari 1 persen dari semua serangan jantung dipicu oleh hubungan seks, 5 persen disebabkan oleh aktivitas fisik dan 3 persen akibat luapan emosi yang berlebihan.
Seks umumnya aman bagi orang dengan penyakit jantung koroner. Namun pria dengan penyakit jantung koroner perlu mengikuti aturan dan hati-hati dengan perselingkuhan.
Oleh karena itu bagi Anda yang ‘doyan’ berselingkuh sebaiknya mulai waspada. Doyan berselingkuh hanya akan membawa petaka dan memperpendek usia Anda. So, setialah dengan pasangan! (dan)

Seks Saat Haid Picu Kematian Mendadak

Tak bisa dipungkiri bahwa bercinta atau berhubungan seks adalah aktivitas yang paling menyenangkan bagi banyak orang. Selain meningkatkan keharmonisan rumah tangga, hubungan seks juga meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Seks-Saat-Haid-Picu-Kematian-Mendadak Penelitian juga menyebutkan bahwa berhubungan seks dapat membakar kalori lebih banyak sekaligus meningkatkan kesehatan jantung, sehingga cocok bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan.
Meski berhubungan seks adalah aktivitas yang menyehatkan, Anda perlu mengetahui kapan waktu yang tepat dan sehat untuk melakukannya. Tidak sedikit pasangan yang melakukan aktivitas seksual saat si wanita sedang mengalami menstruasi / haid. Padahal pada masa ini berhubungan seks bisa sangat berbahaya. Mengapa?
Laura Berman, PhD, seorang pakar seks dan terapis dari Feinberg School of Medicine, Northwestern University, Chicago mengatakan, berhubungan seks saat haid dapat merugikan kesehatan kedua pasangan. Beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi akibat melakukan seks saat haid antara lain:

Penyakit Menular Seksual

Saat wanita mengalami menstruasi leher rahim akan terbuka. Terbukanya leher rahim tersebut dapat mempermudah kuman dan bakteri masuk bahkan menyebar hingga ke rongga panggul. Wanita juga berpotensi tertular virus HIV dan hepatitis jika melakukan hubungan seks saat menstruasi.

Risiko Infeksi

Saat menstruasi, dinding vagina akan mengalami inflamasi atau pembengkakan sebagai proses alami tubuh. Saat inflamasi terjadi, lapisan dinding rahim akan mengalami peluruhan berbarengan dengan keluarnya darah haid. Darah tersebut merupakan media yang berpotensi mengembangkan kuman dan bakteri yang bisa mengakibatkan infeksi saluran kencing, sperma, dan prostat pada pria.

Endometriosis

Istilah tersebut pasti masih asing di telinga Anda. Endometriosis mengacu pada pertumbuhan sel-sel di luar endometrium (dinding rahim) atau di tempat lain. Dalam tingkat lanjut pertumbuhan sel-sel tersebut akan memicu rasa nyeri saat haid, atau biasa disebut dengan dismenore.
Salah satu faktor penyebab endometriosis adalah regurgitasi atau aliran balik darah haid dari dalam rahim ke saluran indung telur dan masuk ke dinding perut. Ini dapat terjadi jika Anda melakukan hubungan seks saat haid.
Tak hanya itu, risiko infeksi juga semakin meningkat baik pada pria maupun wanita. Tingkat keasaman dan kemampuan lendir vagina untuk melawan bakteri saat berhubungan seks akan mengalami penurunan, sehingga berpotensi mengembangkan bakteri dan kuman yang membahayakan kesehatan.

Sudden Death

Gerakan penis pada saat berhubungan seks di masa haid juga bisa menjadi pemicu terjadinya gelembung udara ke pembuluh darah yang terbuka. Para ahli medis mengkhawatirkan, jika emboli atau gelembung udara tersebut masuk ke dalam pembuluh darah maka akan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan bisa mengakibatkan “sudden death” atau mati mendadak.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari berhubungan seks saat haid. Jika Ada tidak bisa menahan hasrat seksual, temukan teknik bercinta lain yang lebih aman dan sehat untuk dilakukan. Selalu komunikasikan permasalahan seksual Anda bersama pasangan dan temukan jalan keluar terbaik demi keharmonisan hubungan Anda. (dan)