Kamis, 11 April 2013

Wajibnya Mencari Ilmu


mencari ilmuSejatinya, ibadah yang benar tidak dapat dilakukan kecuali dengan ilmu. Mengerjakan kewajiban dan meninggalkan yang diharamkan tidak mungkin mampu dilaksanakan tanpa pengetahuan agama.
Namun sangat disayangkan, banyak kaum muslimin saat ini yang masih suka melalaikan aktifitas tholabul ilmi. Sehingga tidak sedikit diantara mereka yang meninggalkan kewajibannya, atau terjerumus pada perbuatan yang diharamkan. Sebabnya karena mereka tidak memiliki ilmu yang cukup. Jika sudah demikian, maka rusaklah kehidupan beribadahnya. Jika rusak kehidupan beribadahnya, maka berarti ia telah berkhianat kepada Allah atas tugas yang menjadi tujuan Allah menciptakannya. Akhirnya di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.
Atas dasar inilah, ilmu memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Allah dan Rasul-Nya sering menyebutkan keutamaan ilmu dan memuji orang-orang yang berilmu.
Imam Bukhari berkata, “Ilmu sebelum berkata dan beramal.”
“Siapa saja yang dikehendaki Allah mendapat kebaikan, ia akan Allah pahamkan dalam agama” (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menerangkan,
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan ilmu, Allah akan memudahkannya jalan ke surga” (HR. Muslim)
Melalui Al-Qur`an, Allah memerintahkan Rasulullah agar memohon kepada-Nya untuk tambahan ilmu bukan tambahan yang lain,
“…Dan katakanlah wahai Muhammad! Ya tuhanku tambahlah kepadaku ilmu.” (QS. Thaha [20]: 114)
Jelaslah, bahwa menambah ilmu dan pemahaman agama sangat penting, bagi siapa saja yang mendambakan ketentraman hidup di dunia dan keselamatan di akhirat nanti dengan tunduk beribadah kepada Allah.
Maka, mencari ilmu hukumnya wajib. Kewajibannya berbanding lurus dengan kewajiban beribadah. Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Wajib atas seseorang mencari ilmu yang dapat menopang agamanya.” Kemudian dikatakan kepadanya, “Ilmu seperti apa?” Beliau berkata, “Ilmu-ilmu yang harus diketahuinya; ilmu tentang shalatnya, puasanya dan yang sepertinya.” (Al Furu’ 1/525, Ibnu Muflih)
Malas mencari ilmu dapat dikategorikan sebagai bentuk berpaling dari ajaran Allah dan Rasul-Nya. Allah mencela perbuatan tersebut. Karena sikap berpaling adalah pangkal kebodohan. Dan kebodohan adalah pangkal dari kesesatan. Allah menyebutkan tentang salah satu sifat orang-orang kafir yang membuat mereka menjadi tersesat,
“dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (QS. Al Ahqaaf [46]: 3)
“dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu Dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya?” (QS. Al Kahfi [18]: 57)
Untuk kita kaum muslimin, ayat di atas adalah peringatan, jangan sampai kita terjerumus kepada sifat buruk tersebut.

Tidak ada komentar: