Minggu, 28 April 2013

}*MEMBACA KEMBALI IHWAL PENCIPTAAN HAWA*{

Foto: }*MEMBACA KEMBALI IHWAL PENCIPTAAN HAWA*{

Sebuah hadits memperingatkan laki-laki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana karena ada sifat dan   kecenderungan mereka yang tidak sama dengan lelaki.

Hawa itu bukan tercipta dari tulang rusuk Adam. Barangkali, bagi sebagian kita, ini pertanyaan klise. Masalah klasik yang sudah banyak dikupas para pendakwah dan sejumlah penulis, saya kira, sebagian besar kita sudah menyadari untuk tidak lagi mengatakan "Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam". Tapi, hey, tunggu dulu, kawan, perkara ini hingga saat ini masih menjadi salah satu mitos yang sulit sekali disangkal.

Biasanya sudah erlanjur melebar, menjadi postulat yang tak terbantahkan: perempuan itu tulang rusuk laki-laki. Anggapan ini
jamak kita temui sehari-hari dalam lingkungan kita, keluarga kita, kehidupan kita. Wajar juga bila lajang laki-laki akhirnya merasa "lebih diuntungkan" ketimbang lajang perempuan. Pemikiran ini telah merasuk ke alambawah sadar kebanyakan orang hingga menjadi keyakinan yang kian lama kian susah di hilangkan. Efeknya, rata-rata lajang perempuan atau pun yang sudah menikah lebih banyak menderita dalam peroses berkomonikasi dan berelasi. Karena merasa tercipta dari tulang rusuk Adam, sang Hawa cenderung pasif dan menunggu dalam peroses penemuan cintanya. Meski hal tersebut bukan salah satu alasan [ada banyak alasan lainnya], tapi ihwal demikian berperoses secara tidak sadar.

Saya sendiri acap kali menemukan pandangan ini saat bertemu orang-orang yang saya baru kenal, yang sharing soal relasi lawan jenis; ia laki-laki maupun perempuan. Rata-rata tidak pernah mempertanyakan ihwal penciptaan Hawa dan Adam secara lebih dalam. Kebanyakan menerima begitu saja bias ini. Sebagian besar sudah menilai anggapan ini sebagai sebuah informasi yang sahih dan dibenarkan agama, apa pun agamanya.

Karena mendapati orang yang masih beranggapan demikian, saya merasa ada baiknya sharing dan menyegarkan kembali ihwal ini. Apakah Hawa benar tercipta dari tulang rusuk Adam? Apakah benar perempuan hadir karena tulang rusuk laki-laki?

Konon, laman Wikpedia, ensiklopedia maya yang suka dirujuk banyak peselancar internet, pernah juga menyinggung maalh ini.
Di sana disebutkan: "Menurut cerita para Ulama, Hawa di ciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya." Laman tersebut kemudian mempertagasnya dengan firman Allah yang berbunyi: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah [2] 35)

Sayang, laman tersebut tidak menjelaskan lebih detail nama-nama Ulama yang menyatakan pendapat demikian hingga orang yang mencari informasi terkait dapat mempelajari lebih dalam lagi argumen-argumennya terkai tema ini. Apalagi ayat yang digunakan sebagai hujjah pun tidak begitu eksplisit dan jelas merujuk ihwal penciptaan Hawa. Karenanya, banyak mufasir-mufasir bersilang pendapat mengenai tema ini.

Sebagai orang yang tengah belajar, tentunya sangat penasaran. Saya lalu membuka buku karya pakar tafsir Al-Qur'an Indonesia, M.Qurais Shihab, yang berjudul perempuan. Di dalamnya, Qurais, seraya mengutip mufasir Rasyid Ridha, menyatakan: "Tidak ada satu petunjuk pasti dari Al-Qur'an dan Sunnah yang mengantar kita untuk menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam. Atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelaki. Ide ini-- seperti ditulis Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar -- timbul dari apa yang termaktub dalam Perjanjian Lama [Kejadian II: 21 - 22] yang menyatakan bahwa "ketika Adam tidur lelap, maka diambi Allah sebilah tulang rusuknya, lalu ditutupkannya pula tempat itu dengan daging. Maka, dari tulang yang telah dikeluarkan dari Adam itu, dibuat Tuhan menjadi seorang perempuan." Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Hawa dalam kitan Perjanjian
Lama seperti redaksi di atas, niscaya pendapat yang menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam tidak pernah akan terlintas dalam benak seorang muslim. Demikian Rasyid Ridha menulis."

Lebih lanjut, Quraish juga mengupas alasan sebagian Ulama yang berkesimpulan bahwa Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam. Katanya, anggapan ini boleh jadi bersumber dari penafsiran hadist yang sangat harfiah yang berbunyi: "Saling berpesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok." Menurut Quraish, hadist ini banyak dipahami Ulama terdahulu secara harfiah, sementara Ulama kontemporer menafsirkan secara metaforis, bahkan ada yang menolak keshahihannya.

Hadits tersebut, terang Quraish, sejatinya bermaksud memperingatkan laki-laki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana karena ada sifat dan kecenderungan mereka yang tidak
sama dengan lelaki. Bahwa perempuan ada kodratnya sendiri yang kalau di paksa akan berakibat fatal. Untuk itulah Nabi mengambil ilustrasi kata 'bengkok' dalam sabdanya tersebut. Hal ini tidak lain untuk meluruskan persepsi yang keliru dari sebagian laki-laki terkait sifat perempuan hingga para lelaki itu cenderung memaksakan untuk meluruskannya.

Tentu saja, saya sepakat dengan argumen dan pendapat Quraish tersebut. Terlebih, dalam Al-Qur'an, Allah senantiasa menegaskan bahwa Dia tidak menguji hamba-Nya bukan berdasarkan jenis kelaminnya, melainkan berdasarkan amal baiknya; seberapa luhur akhlaknya, sejauh mana peringkat taqwanya. "[Dialah] yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, [hingga Dia mengetahui di alam nyata] siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS. Al-Mulk: 2)

Firman tersebut, sejatinya, menjadi pegangan [khususnya] lajang perempuan agar lebih positif memandang posisinya sebagai perempuan. Tidak merasa menjadi manusia "kelas dua" di hadapan laki-laki. Tidak lagi terbebani hal-hal yang menyudutkan dirinya sebagai lajang perempuan di dalam kehidupan sosial yang banyak "ditentukan" laki-laki. Itu artinya perempuan berhak bahagia atas pilihan hidup yang di jalaninya asal sesuai dengan Syariat....[]

Sebuah hadits memperingatkan laki-laki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana karena ada sifat dan kecenderungan mereka yang tidak sama dengan lelaki.

Hawa itu bukan tercipta dari tulang rusuk Adam. Barangkali, bagi sebagian kita, ini pertanyaan klise. Masalah klasik yang sudah banyak dikupas para pendakwah dan sejumlah penulis, saya kira, sebagian besar kita sudah menyadari untuk tidak lagi mengatakan "Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam". Tapi, hey, tunggu dulu, kawan, perkara ini hingga saat ini masih menjadi salah satu mitos yang sulit sekali disangkal.

Biasanya sudah erlanjur melebar, menjadi postulat yang tak terbantahkan: perempuan itu tulang rusuk laki-laki. Anggapan ini
jamak kita temui sehari-hari dalam lingkungan kita, keluarga kita, kehidupan kita. Wajar juga bila lajang laki-laki akhirnya merasa "lebih diuntungkan" ketimbang lajang perempuan. Pemikiran ini telah merasuk ke alambawah sadar kebanyakan orang hingga menjadi keyakinan yang kian lama kian susah di hilangkan. Efeknya, rata-rata lajang perempuan atau pun yang sudah menikah lebih banyak menderita dalam peroses berkomonikasi dan berelasi. Karena merasa tercipta dari tulang rusuk Adam, sang Hawa cenderung pasif dan menunggu dalam peroses penemuan cintanya. Meski hal tersebut bukan salah satu alasan [ada banyak alasan lainnya], tapi ihwal demikian berperoses secara tidak sadar.

Saya sendiri acap kali menemukan pandangan ini saat bertemu orang-orang yang saya baru kenal, yang sharing soal relasi lawan jenis; ia laki-laki maupun perempuan. Rata-rata tidak pernah mempertanyakan ihwal penciptaan Hawa dan Adam secara lebih dalam. Kebanyakan menerima begitu saja bias ini. Sebagian besar sudah menilai anggapan ini sebagai sebuah informasi yang sahih dan dibenarkan agama, apa pun agamanya.

Karena mendapati orang yang masih beranggapan demikian, saya merasa ada baiknya sharing dan menyegarkan kembali ihwal ini. Apakah Hawa benar tercipta dari tulang rusuk Adam? Apakah benar perempuan hadir karena tulang rusuk laki-laki?

Konon, laman Wikpedia, ensiklopedia maya yang suka dirujuk banyak peselancar internet, pernah juga menyinggung maalh ini.
Di sana disebutkan: "Menurut cerita para Ulama, Hawa di ciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya." Laman tersebut kemudian mempertagasnya dengan firman Allah yang berbunyi: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah [2] 35)

Sayang, laman tersebut tidak menjelaskan lebih detail nama-nama Ulama yang menyatakan pendapat demikian hingga orang yang mencari informasi terkait dapat mempelajari lebih dalam lagi argumen-argumennya terkai tema ini. Apalagi ayat yang digunakan sebagai hujjah pun tidak begitu eksplisit dan jelas merujuk ihwal penciptaan Hawa. Karenanya, banyak mufasir-mufasir bersilang pendapat mengenai tema ini.

Sebagai orang yang tengah belajar, tentunya sangat penasaran. Saya lalu membuka buku karya pakar tafsir Al-Qur'an Indonesia, M.Qurais Shihab, yang berjudul perempuan. Di dalamnya, Qurais, seraya mengutip mufasir Rasyid Ridha, menyatakan: "Tidak ada satu petunjuk pasti dari Al-Qur'an dan Sunnah yang mengantar kita untuk menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam. Atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelaki. Ide ini-- seperti ditulis Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar -- timbul dari apa yang termaktub dalam Perjanjian Lama [Kejadian II: 21 - 22] yang menyatakan bahwa "ketika Adam tidur lelap, maka diambi Allah sebilah tulang rusuknya, lalu ditutupkannya pula tempat itu dengan daging. Maka, dari tulang yang telah dikeluarkan dari Adam itu, dibuat Tuhan menjadi seorang perempuan." Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Hawa dalam kitan Perjanjian
Lama seperti redaksi di atas, niscaya pendapat yang menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam tidak pernah akan terlintas dalam benak seorang muslim. Demikian Rasyid Ridha menulis."

Lebih lanjut, Quraish juga mengupas alasan sebagian Ulama yang berkesimpulan bahwa Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam. Katanya, anggapan ini boleh jadi bersumber dari penafsiran hadist yang sangat harfiah yang berbunyi: "Saling berpesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok." Menurut Quraish, hadist ini banyak dipahami Ulama terdahulu secara harfiah, sementara Ulama kontemporer menafsirkan secara metaforis, bahkan ada yang menolak keshahihannya.

Hadits tersebut, terang Quraish, sejatinya bermaksud memperingatkan laki-laki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana karena ada sifat dan kecenderungan mereka yang tidak
sama dengan lelaki. Bahwa perempuan ada kodratnya sendiri yang kalau di paksa akan berakibat fatal. Untuk itulah Nabi mengambil ilustrasi kata 'bengkok' dalam sabdanya tersebut. Hal ini tidak lain untuk meluruskan persepsi yang keliru dari sebagian laki-laki terkait sifat perempuan hingga para lelaki itu cenderung memaksakan untuk meluruskannya.

Tentu saja, saya sepakat dengan argumen dan pendapat Quraish tersebut. Terlebih, dalam Al-Qur'an, Allah senantiasa menegaskan bahwa Dia tidak menguji hamba-Nya bukan berdasarkan jenis kelaminnya, melainkan berdasarkan amal baiknya; seberapa luhur akhlaknya, sejauh mana peringkat taqwanya. "[Dialah] yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, [hingga Dia mengetahui di alam nyata] siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS. Al-Mulk: 2)

Firman tersebut, sejatinya, menjadi pegangan [khususnya] lajang perempuan agar lebih positif memandang posisinya sebagai perempuan. Tidak merasa menjadi manusia "kelas dua" di hadapan laki-laki. Tidak lagi terbebani hal-hal yang menyudutkan dirinya sebagai lajang perempuan di dalam kehidupan sosial yang banyak "ditentukan" laki-laki. Itu artinya perempuan berhak bahagia atas pilihan hidup yang di jalaninya asal sesuai dengan Syariat....[]

Tidak ada komentar: