Selasa, 12 Maret 2013

*Makna yang Terkandung dalam Kalimat Ihdinash-Shirathal-Mustaqim*


Oleh admin Rahmatullah.MA

Jika manusia sudah meyakini bahwa Rasulullah saw. adalah utusan Allah dan meyakini bahwa Al-Qur'an adalah satu-satunya jalan yang benar, maka manusia itu merasakan betapa pentingnya ilmu yang bermanfaat serta tidak khawatir lagi pada segala sesuatu yang dapat memudharatkan dirinya atas petunjuk itu. Mereka senantiasa melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya dalam setiap aspek kehidupannya sehingga kehidupannya semata-mata diliputi ketaatan kepada-Nya. Mereka tidak pernah mengerjakan segala sesuatu yang tidak di ketahui walaupun pada akhirnya Al-Qur'an dan As-Sunnah sudah di turunkan secara menyeluruh, baik tentang hal yang berkaitan dengan perintah maupun larangan Allah.Sifat perintah Al-Qur'an dan As-Sunnah tidak dikhususkan pada seorang hamba sehingga setiap manusia dan urusan-urusannya memerlukan petunjuk yang datangnya dari Yang Maha Pencipta berupa petunjuk yang lurus. Petunjuk tersebut masih memerlukan penjelasan dan pengamalan sehingga manusia dapat memahami perintah dan larangan yang dimaksud. Jika sebatas pengetahuan saja, tampa pengamalan, niscaya manusia tidak akan meperoleh petunjuk apa pun. Kaitannya dengan hal itu, Allah SWT berfirman kepada Nabi Muhammad saw. setelah Perjanjian Damai Hudaibiyah,
"Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatnya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus." (QS. Al-Fath: 1-2)

Allah SWT berfirman kepada Musa dan Harun a.s,
"Dan kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas. Dan kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus." (QS. Ash-Shaaffat: 117 - 118)

Umat Islam sendiri berbeda pendapat dalam hal yang bersifat khabariyah ini dan berbada pula dalam masalah ilmiah i'tiqadiyah
maupun dari segi amaliyah. Padahal, sudah disepakati tentang kebenaran Muhammad saw. dan Al-Qur'an. Seandainya mereka memperoleh petunjuk ke jalan yang lurus, niscaya di antara mereka tidak akan terjadi perbedaan pendapat. Bahkan, ada di antara mereka yang sudah mengetahui perintah-perintah Allah, tetapi kebanyakan kemudian mendurhakai-Nya. Dengan kata lain
mereka tidak menempatkan sesutu pada tempatnya. Seandainya mereka mengetahui jalan yang lurus, niscaya mereka menjalani segala aktivitasnya sesuai dengan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Orang-orang yang memberikan petunjuk karena Allah kepada mereka akan menjadi wali-wali Allah yang bertakwa. Doa-doa yang mereka ucapkan dalam shalat, di antaranya adalah ihdinash-shrathal-mustaqim. Allah senantiasa memberi petunjuk ke jalan yang lurus melalui doa yang di sebutkan tadi. Mereka senantiasa mengulang-ulang doa tersebut disertai sikap merendahkan diri sehingga mereka menjadi wali-wali Allah yang bertakwa. Sahal bin Abdillah at-Tastari berkata, "Tidak ada jarak antara hamba dan Tuhannya
yang lebih dekat daripada jalan orang-orang yang merendahkan diri." Segala sesuatu yang di peroleh dari petunjuk atau siapa saja yang memperoleh petunjuk, dia pasti membutuhkan petunjuk untuk masa depannya. Ini sudah jelas seperti perkataan
orang-prang yang mengatakan, "Pendirian kami sudah kokoh, maka berikanlah petunjuk kepada kami, wahai Tuhan kami." Selain itu, mereka pun berdoa, "Tambahkanlah kepada kami petunjuk yang telah ada." Yang dimaksud dengan "petunjuk" di sini adalah petunjuk untuk masa yang akan datang dengan petunjuk ke jalan yang lurus. Seluruh pekerjaan pada masa yang
akan datang membutuhkan pengetahuan yang belum pernah di perolehnya. Dalam hal ini, tidak termasuk orang yang diberi petunjuk, orang-orang yang mengerjakan pekerjaannya tanpa petunjuk ilmu. Mereka belum mendapatkan petunjuk untuk masa depannya jika belum memperoleh ilmu, bahkan di katakan tanpa ilmu, hatinya telah kosong. Dengan demikian, seharusnya manusia sering mengulang doa ihdinash-shirathal-mustaqim sehingga Allah mewajibkan jika shalat manusia membaca doa tersebut. Mereka tidak memperoleh apapun kecuali jika mereka membaca doa ini di dalam shalatnya. Doa itu pun penting di baca agar manusia memperoleh petunjuk ke jalan yang lurus serta pintu-pintu pertolongan dan pintu-pintu rezeki dibuka Allah
baginya, serta segala sesuatu yang dibutuhkan jiwanya, seperti kebahagiaan, akan senantiasa dipenuhi Allah.[]

Tidak ada komentar: