MASALAH KE DUAPULUH SEMBILAN
KAIFIYAT BERDO’A Doa ialah
suatu permohonan kepada Allah secara Ikhlas dengan mengharap
keridlaan-Nya. Doa suatu pengamalan yang sangat dian-jurkan, bahkan
diwajibkan oleh Islam karena merupakan perwujudan penga-kuan seorang
hamba atas kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri masing-masing
dihadapan Allah Ta’ala Orang yang senantiasa berdoa adalah
kekasih Allah. Dan meninggalkan doa berarti sombong kepada Allah, dan
kelak mendapat murka-Nya. Hak bagi mukalaf memohon sesuatu hanya ke-pada
Allah Ta’ala dan hak Allah menerima permohonan hambanya, maka perlu kaifiyat.
Terkabulnya Doa
Terkabulnya doa seseorang, dalam Abyanal Hawaij diterangkan, bahwa berdoa dapat terjadi tiga kemungkinan. Pertama doa yang dikabulkan Allah secara cepat dan tepat, sesuai dengan keinginannya. Kedua,
doa yang dikabulkan dalam waktu cukup lama, seperti permohonan Nabi
Zakariya as. Beliau memohon kepada Allah agar segera dianu-gerahi
seorang anak. Setelah 40 tahun lebih, permohonan itu berjalan, baru
dikabulkan. Ketiga, permohonannya diganti dengan sesu-atu yang lebih baik dan lebih bermanfaat menurut pandangan Allah.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menye-butkan, bahwa adab atau tata kesopanan dalam berdoa ialah:
- Menghadap kiblat,
- Mengangkat kedua tangannya,
- Memuji kepada Allah Ta’ala (lebih baik diawali dengan Asmaul Husna),
- Menyanjungkan shalawat atas Baginda Nabi Muhammad Saw.
- Memohon hajatnya,
- Tidak memandang ke langit (atas) ketika berdoa,
- Ketika selesai berdoa maka usapkanlah kedua tangannya pada mukanya.
Waktu-Waktu Mustajab
Disamping memang penting sekali
me-ngetahui tata cara kesopanan berdoa, penting juga mengetahui
waktu-waktu dan tempat-tempat yang mustajabah untuk memohon kehadlirat
Allah Rabbul Alamin. Waktu-waktu mustajab itu antara lain:
- Pada malam atau hari Jum’ah, Nisfu Sya’ban, Idul Fitri, Idul Adha, hari Arafah, Nisful Lail, Lailatul Qadar.
- Pada saat hujan turun, saat musafir, saat azan dan iqamah, ketika perang, saat madzlum, ketika wuquf, saat thawaf dan sa’i, ketika menutupkan matanya orang mati, ketika selesai shalat fardlu, saat dalam majelis ta’lim. Ketika khatib naik mimbar, saat imam masuk mihrab dan lainnya.
Maqam-Maqam Mustajab
Tempat-tempat (maqam-maqam) yang
mustajab tertentu di Tanah Suci Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina dan
Madinah di Arab Sa’udi, antara lain:
- Di Masjid Al Haram, di dalam Ka’bah, di bawah Talang Mas (Mihzab), Hijir Ismail sumur Zamzam, Maqam Ibrahim, Rukun yamani, Hatim. Pinggir telaga Zamzam, Multazam, bukit Sofa dan Marwah, antara Sofa Marwah, lang-kung Hijir Ismail,
- Masy’aril Haram di Muzdalifah, Jumrah Ula, Wusta dan ‘Aqabah di Mina, Wuquf di Arafah dan Raudlah di Madinah.
DO’A-DO’A PENTING
أللهم إنا نسئلك سلا مة فى الدين وعافية فى الجسد وزيادة فى العلم وبركة فى الرزق وتوبة قبل الموت وراحة عند الموت ومغفرة بعد الموت هون علينا فى سكرة الموت ونجاة من النار وعفوا عند الحساب برحمتك ياأرحم الراحمين
Ya Allah! Ya Tuhan Kami,
Sungguh kami mohon kepada Engkau, Ya Tuhan,
Berilah kami keselamatan dalam agama Islam,
Berilah kami kesehatan dalam badan,
Berilah kami kelebihan dalam ilmu kebenaran
Berilah kami keberkahan dalam kehidupan
Ya Allah! Ya Tuhan Kami,
Gerakkanlah kami bertaubat sebelum mati,
Berikanlah kami kemudahan saat menjelang mati,
Berilah kami ampunan setelah mati,
Berilah kami kemudahan dalam sakarat mati,
Ya Allah! Ya Tuhan Kami
Berilah kami keselamatan dari jilatan api neraka
Berilah kami ampunan dikala berada di hisab
Hanya dengan rahmat-Mu semuanya kami da- patkan
Ya Allah! Ya Tuhan kami,
Maha Kasih Sayang dari segala kasih sayang,
Ya Allah! Terimalah doa kami ini,
Ya Allah! Ya Tuhan kami,
Maha Kasih Sayang dari segala kasih sayang,
Ya Allah! Terimalah doa kami ini.
ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأ خرة حسنة وقنا عذاب النار بعفوك وفضلك ورحمتك يا أرحم الراحمين .
Ya Allah! Ya Tuhan Kami!
Semoga Tuhan memberi kami dalam dunia ini kebaikan,
Semoga Tuhan memberi kami dalam akhirat nanti kebahagiaan,
Semoga Tuhan menjaga kami dari jilatan api neraka,
Ya Allah! Ya Tuhan Kami,
Hanya dengan ampunan Tuhan,
Hanya dengan anugerah Tuhan,
Hanya dengan rahmat Tuhan,
Semua permohonan,
Ya Allah Ya Tuhan,
Maha Kasih Satang dari segala kasih sayang
Semoga di terima doa kami ini
SELESAI SEMPURNA TADZKIYAH DI KARANG
Bahwa Allah Ta’ala itu lebih
mengetahui segala keburukan dan kebaikan hamba nya di dunia hingga
akhirat nanti semuanya dilihat oleh Nya. Dengan pertolongan Allah
memberi kebenaran iman dan ibadah, hati bergantung kepada kebesaran
rahmat dan anugerah kekal abadi dunia dan akhirat.”
“Tammat (selesai dan sempurna) kitab
Tadzkiyah di karang di dalam hari Ahad tanggal 17 Shofar, tahun Jim
Awwal, 1269 Hijriyah. Sholawat Allah semoga tercurah ke haribaan
junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
terlimpah pula kepada sanak keluarganya dan sahabat peng ikut setianya.
Segala puji (empat perkara) hanya untuk Allah yang menguasai, meng-atur,
membina, merajai, mengurus, mengi-tik-itik dan memangerani orang sealam se-mesta, Amin, Semoga Allah mengabulkan permohonan orang-orang yang memohon.
TANBIHUN
SyaikhH. Ahmad Rifa’i bin Muhammad (al
Marhum) bin Abisuja’ alias Raden Sutjo-widjojo lahir di desa Tempuran
Kendal pada hari Kamis 9 Muharram 1200 H. atau 1786 H. Dan wafat hari
Kamis, 25 Rabiul Awwal 1286 Hijriah atau 1870 Miladiah di Kampung Jawa
Tondano Kabupaten Minahasa Manado Sula-wesi Utara, yaitu di komplek
makam pahla-wan Kiyai Modjo.
Kitab karangan beliau di pulau Jawa sebanyak lebih kurang 60 judul dan yang pertama selesai tahun 1254 ialah bernama “Nasihatul Awam” dan yang terakhir adalah “Nadzam Do’a dan Jawabnya” sebanyak 700 lembar. Kitab yang hingga seka-rang belum ditemukan antara lain, Qawa’id, Sihhatun Nikah, Jam’ul Masail, Thulab dan Nasi-hatul Awwam tersebut. Kitab Ri’ayatul Himmah umumnya bernadzam sebelas baris dua kali, namun di Universitas Laiden Nederland, ada yang berisi, perhalaman 13 dan 17 baris.
Ia diasingkan ke Ambon pada tanggal 9 Juni 1275 Hijriah atau 1859 M.
dan tinggal di Batumerah melayu bugis, tulisan Arab pegon sebanyak ada
empat judul dan 60 Bismillah Tanbih bahasa Malayu, Tanbih ini sebagian
sudah Limpung Batang, terutama mengenai kemuktamadan Rukun Islam yang
pokok hanya satu itu. Ia berjuang di Jawa selama lebih kurang 23 tahun
dan di peng-asingan 11 tahun.
Keahliannnya di bidang agama, selain
belajar kepada kakak iparnya, Kiai Asy’ari Kaliwungu Juga belajar kepada
Syaikh Ah-mad Utsman (lihat Abyanal Hawaij) juz IV Bab Salam), Abdul
Aziz Al Jaisyi, Isa al Barawi di Makkah dan Syaikh Ibrahim Al bajuri di
Mesir. Lamanya belajar lehih kurang 20 tahun. Di Mesir 12 tahun dan di
Makkah selama 8 tahun. Dari Mesir ke Makkah atau dari Makkah ke Mesir,
ini meru-pakan pendapat yang masih diperseli-sihkan oleh para ulama
murid penerima estafet sejarah lisan, yang dimungkinkan bisa terjadi
perge-seran-pergeseran berita.
Selesai penyusunan TARJAMAH KITAB
TADZKIYAH DAN KETERANGAN PENTING ini dalam hari Jum’at legi, 13 Jumadal
Ula 1414 H. bertepatan, 29 Oktober 1993. Jam 13.30 di rumah kami Paesan
Tengah No. 24 Kedungwuni Pekalongan sebagai kenangan peringatan
lahir-nya anak kami yang ke VIII. “MUHAMMAD DIPA ALAM”. Lahir pada hari
Senen Pon tanggal 19 Rabi’ul Awal 1414 H. bertepatan, 6 September 1993
jam 17.00. (5 sore). Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyanyang
serta Maha Pengampun dapatlah kiranya melimpahkan barakah, rahmat,
hidayah dan inayah kepada Ananda dalam hidup dan kehidupan
dunia-akhirat. Dan bermanfaatlah kiranya kitab ini kepada ummat Islam,
atau paling tidak untuk keluarga kami sendiri.(zid)
Oleh: KH. Ahmad Syadzirin AminSumber: Kitab Tadzkiyah, Syaikh Ahmad Rifa’i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar