Tanpa hafalan yang memadai sulit rasanya bagi seorang imam untuk membuat jama’ahnya khusyuk dalam shalat. Apalagi shalat adalah ibadah yang paling mendekatkan seorang hamba muslim kepada Tuhannya.
Nah, pembaca sekalian, untuk memenuhi kebutuhan kita bisa menambah hafalan, maka ada beberapa tips menghafal bagi kita, terutama yang usianya di atas 23 tahun.
Kenali karakter dan pahala menghafal Al Quran di sisi Allah subhanahu wa ta’ala! Menghafal Al Quran tujuannya untuk taqorrub atau mendekatkan diri kita kepada Allah. Baik ketika shalat ataupun ketika di luar shalat. Semakin banyak hafalan Al Quran seseorang maka akan semakin baik derajatnya di sisi Allah dan malaikat-Nya.
Rasulullah bersabda, “Akan dikatakan kepada penghafal Al Quran di hari kiamat, ‘Bacalah hafalanmu, naiklah dan lantunkanlah dengan tartil (lancar). Sesungguhnya, kedudukanmu di surga sesuai dengan jumlah ayat atau hafalan yang pernah kamu baca.’”Bagi orang dewasa, menghafal Al Quran itu sebaiknya dilakukan dengan strategi yang jitu. Saya katakan demikian karena otak dan memori orang dewasa berbeda dengan otaknya anak-anak yang notabene cepat dalam menghafal dan susah hilang. Berbeda dengan orang dewasa yang susah menghafal dan kalau sudah hafalan malah mudah sekali hilangnya. Bagi orang dewasa ketika menghafal harus menggunakan analisa dan pemahaman. Analisa dalam arti memahami artinya terlebih dahulu kemudian baru menghafal. Menganalisa ayat-ayat yang hendak dihafal baru kemudian mulai menghafalkannya.
Nah di sini, apabila seseorang sudah hafal beberapa surat maka diharapkan hafalannya akan kuat, lancar dan penuh penghayatan.
Ada seseorang yang apatis ketika dihadapkan dengan hafalan Al Quran. Alasannya, bahwa otak dan ingatannya sudah butek dan tumpul. Tentu ucapannya ini berdasarkan pada ketidaktahuan dia tentang seluk-beluk menghafal dan proses yang akan dijalaninya.
Tapi tak apalah, mungkin itu salah satu pengalaman dia sepintas tentang hafal-menghafal Al Quran. Yang jelas jika anda ingin serius menghafal Al Quran maka yang harus diperhatikan adalah kemauan dan keseriusan. Mau menghafal meski di tengah gangguan kesibukan dan setumpuk aktivitas. Lalu, menyediakan waktu khusus untuk menghafal yang tidak bisa diganggu-gugat atau dikalahkan dengan pekerjaan yang lain.
Kemudian serius dalam menjalankannya. Serius belajar di bawah bimbingan seorang guru yang mumpuni dan berpengalaman. Sebab guru adalah murid yang sungguh-sungguh. Dia akan selalu menularkan rasa semangat menghafal kepada muridnya. Dan murid akan mendapatkan banyak suntikan semangat dan tips-tips baru dari pembimbingnya.
Dan satu hal lagi, jangan lupa berdoa kepada Allah agar senantiasa dimudahkan ketika menghafal dan dijadikan hafalannya itu sebagai wasilah (sarana) menjalankan ketaatan yang maksimal kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar