Selasa, 18 Agustus 2015

Ini Bukti Adanya Langkah Hidupkan Kembali Komunisme Bukan Isapan Jempol Doang


Sinyalemen yang menyebutkan adanya upaya-upaya untuk kembali menghidupkan paham komunisme di Indonesia bukan isapan jempol atau sekedar isu kosong semata, karenanya pemerintah dan segenap komponen bangsa perlu mengambil langkah-langkah antisipatif untuk mencegahnya.

"Kiranya semua kita sepakat itu bukan isapan jempol semata, karenanya langkah-langkah antisipatif perlu dilakukan," ujar Asisten Intelijen Kasdam I/Bukit Barisan, Kolonel (Inf) Arminson, ketika berbicara pada "Seminar Bahaya Komunis" yang digelar Komisi A DPRD sumatera Utara, di Medan, Kamis (24/08).

Sementara itu, menurut dia, modus perjuangan komunisme di Indonesia hingga saat ini tidak pernah bergeser, yakni selalu memanfaatkan isu kemiskinan, ketidakadilan di bidang sosial, ekonomi dan hukum, serta berupaya mendiskreditkan kelompok atau institusi yang dianggap menghambat atau mengancam perjuangannya.

Komunis merupakan sebuah ideologi yang senantiasa menyebarluaskan kebohongan untuk mencapai tujuannya, menghalalkan segala cara dan merupakan pelaku berbagai tindakan kekejaman di masa lalu.

Langkah-langkah antisipatif yang dimaksud antara lain konsistensi pemerintah dalam memperjuangkan peningkatan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan rasa keadilan masyarakat guna mencegah upaya penggalangan dari kelompok komunis yang selalu memanfaatkan isu keterbelakangan, kemiskinan dan ketidakadilan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.


Ditekankannya, bahaya laten komunis dengan segala tipu muslihat, kebohongan serta kekejamannya bukan semata musuh TNI, tetapi musuh seluruh bangsa Indonesia dan semua pihak harus mencegah setiap upaya pihak manapun yang ingin mencabut TAP MPRS No. XXV Tahun 1966 yang menetapkan PKI sebagai partai terlarang di Indonesia.

Langkah antisipatis lainnya adalah dengan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mencegah hidupnya kembali komunis melalui sarana diskusi, seminar, penyuluhan, ceramah, kemudian mewaspadai upaya penyusupan ideologi tersebut ke tubuh berbagai komponen bangsa baik pemerintah, TNI/Polri, ormas maupun komponen bangsa lainnya.

"Langkah berikutnya adalah mencantumkan kembali materi pelajaran tentang bahaya laten komunis di semua lembaga pendidikan, sementara masyarakat luas harus ikut serta mewaspadai, memantau serta melaporkan kepada pihak berwajib jika melihat adanya kegiatan berkaitan dengan penyebaran ajaran atau paham komunis," katanya.

Lebih jauh disebutkannya, era reformasi dan keterbukaan dewasa ini bahkan telah dimanfaatkan kelompok/kalangan komunis untuk bangkit kembali. Beberapa indikasi ke arah itu antara lain dapat disimak dari pernyataan salah seorang generasi muda keturunan PKI pada 17 April 1996, bahwa "Partai sudah berdiri, 31 tahun terkubur, dibantai, dihina, dibunuh, dilarang, diawasi, dikhianati, sekarang dibangun lagi".

Kemudian juga dapat dilihat dari bermunculannya berbagai macam organisasi massa baik oleh generasi tua maupun generasi muda keturunan PKI dengan berbagai cover, antara lain untuk memperjuangkan hak asasi manusia.

Indikasi lainnya adalah pelaksanaan Temu Raya eks Tapol/Napol G30S PKI di Jakarta, 15-17 Februari 2002, yang bertujuan membentuk suatu organisasi besar yang solid guna membantu partai sebagai wadah aspirasi para eks Tapol/Napol PKI dan keluarganya.

"Kita juga bisa melihat peluncuran buku 'Aku Bangga Menjadi Anak PKI' yang menggambarkan keinginan untuk memberi contoh kepada keturunan Tapol/Napol PKI agar menyebarkan kembali paham komunis dan mengembangkan sikap tidak percaya kepada pemerintah," ujar Arminson.

Ia juga menunjuk pembuatan film SHADOW PLAY, yakni sebuah film "pelurusan sejarah" menurut opini dan versi komunis terkait peristiwa G30S PKI. Di film itu disebut G30S PKI adalah konspirasi yang didalangi Soeharto dan TNI AD, sementara PKI hanya kambing hitam.

Kemudian Kongres Nasional II, 3-5 Maret 2004 di Cianjur yang bertema "Partai Komunis Tidak Pernah Mati" sebagai indikasi lain adanya upaya-upaya untuk kembali menghidupkan paham komunis di tanah air.

"Kita juga tidak boleh lengah, karena saat ini juga tengah ada upaya membuat jaringan nasional dan internasional dengan gerakan-gerakan terselubung dalam berbagai bentuk untuk menggalang kader PKI di seluruh Indonesia dan menyusup ke kalangan generasi muda, mahasiswa dan pelajar dengan menggunakan jaringan baru komunis di Indonesia," katanya.

Tidak ada komentar: