Minggu, 23 Agustus 2015

Rakyat Muak Atas Kemunafikan Jokowi, Ini Pesan Prabowo


Presiden Jokowi dan koleganya hanya menghamburkan duit negara dalam proyek peringatan HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara. Sebuah upacara simbolik dan super mewah di tengah derita dan kemiskian hidup rakyat.

Peringatan Hari Proklamasi tersebut bahkan kehilangan makna kemerdekaan lantaran sikap penguasa yang membiarkan kedaulatan Rupiah kian terjajah oleh hegemoni Dollar AS.

Silain itu, kibaran merah putih di halaman Istana tampak lesu melengkapi buramnya kehidupan berbangsa. Seolah menegaskan bahwa gelar upacara para penguasa tidak lebih hanyalah pertunjukan kemunafikan.

Tidak salah bila jutaan rakyat mematikan saluran TV sebagai bentuk protes. Rakyat muak dan tidak merasa terwakili menyaksikan ihwal omong kosong itu. Sebab bagi rakyat memahami bahwa kemerdekaan bukanlah serimonial semata !

Kemerdekaan harus dibuktikan dengan sikap nasionalisme yang konkret membela kepentingan nasional. Bukan sebaliknya tunduk dan manut pada kepentingan asing. Kemerdekaan yang demikian adalah kepura-puraan.

Berbeda dengan Prabowo Subianto dan kalangan tokoh nasional lainnya. Dengan sikap penuh cinta kepada NKRI merayakan kemerdekaan secara heroik, penuh hikmat dan tidak menguras uang negara.

Sembari mengirim pesan kepada seluruh rakyat, agar bangkit dan bersatu: "Pertahankan benteng terakhir NKRI, selamatkan Indonesia..."

Pesan itu menyiram kesadaran di hati dan pikiran rakyat yang tengah menghadapi situasi ketidakpastian bernegara. Di mana penguasa telah bertindak menjadi bagian dari Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme) !

Sikap penguasa yang menjadi budak asing-aseng itu, wajar bila banyak tokoh nasional menolak untuk menghadiri upara kemerdekaan di Istana. Sikap tersebut sangatlah tepat dan mewakili nurani rakyat.

Faizal Assegaf
Ketua Progres 98

Tidak ada komentar: