Jumat, 11 September 2015

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Apa yang paling penting untuk ditanamkan pada diri anak di usia dini? Iman. Pengetahuan agama tanpa iman hanya menambah wawasan, tetapi tidak menggerakkan semangat untuk beragama. Iman bukanlah sekedar memahami, bahkan bukan hanya meyakini. Salah satu penguat keyakinan itu adalah harap dan takut, termasuk berkait dengan surga dan neraka.
Sepanjang saya pahami, pada masa kanak-kanak hingga usia 10 tahun, kita lebih menekankan pada keyakinan terhadap sifat Allah Ta’ala Yang Pemurah lagi Maha Penyayang. Menanamkan ketergantungan kepada Allah Ta’ala, mengesakan Allah Ta’ala, salah satunya dengan menanamkan betul keyakinan bahwa Allahush Shamad (Allah tempat bergantung segala sesuatu). Adapun tentang neraka, kita dapat menyampaikan, tetapi bukan menjadi hal yang paling ditekankan pada anak-anak sebelum usia 10 tahun. Jauh lebih penting menanamkan keyakinan tentang pengawasan Allah Ta’ala dan balasan atas setiap amal, baik maupun buruk, sekecil apa pun.
Apakah tidak boleh menceritakan tentang neraka kepada anak? Kita perlu menyampaikan, tetapi pada usia ini soal neraka bukan menjadi titik tekan. Kita dapat menceritakan tentang Yaumul Mahsyar, misalnya dan perjalanan ummat manusia di sana. Kita juga dapat menuturkan tentang neraka, tetapi ada yang perlu diperhatikan. Kematangan tiap-tiap anak sangat berbeda. Begitu pula ketahanan emosinya. Menunjukkan tentang neraka tanpa memperhatikan kematangan emosi anak serta kesiapannya justru dapat menjadi sebab timbulnya waham maupun penyakit was-was atau bahkan keduanya bergabung pada satu anak. Dalam istilah psikologi, ini dekat dengan pengertian obsesif kompulsif.
Menyesuaikan dengan kematangan emosi anak akan sulit apabila penceritaan tentang neraka menggunakan media yang materinya sudah default tak dapat diubah-ubah, semisal film. Sangat berbeda dengan penuturan langsung oleh guru dengan memperhatikan tiap-tiap muridnya satu per satu.
Maka jika ada perubahan perilaku pada satu atau dua anak setelah memberikan kepada mereka acara yang dimaksudkan untuk membangkitkan iman dengan menunjukkan kepada mereka betapa mengerikannya siksa akhirat, guru perlu tanggap dan menelusuri. Boleh jadi perubahan perilaku itu disebabkan ketidaksiapan mental anak yang shock setelah melihat film.
Di luar itu, kita perlu lebih berhati-hati menggunakan media film untuk menceritakan hal ghaib di Yaumil Qiyamah. Ini sangat penting agar tidak terjatuh kepada syubhat.

Tidak ada komentar: