Minggu, 20 September 2015

Darurat Pornografi


     Seorang ibu gelisah ketika melihat perilaku anak gadis tetangganya. Anak perempuan itu sering bepergian diantar teman lelakinya. Bahkan teman lelakinya itu sering bertamu hingga malam dan terkadang sampai dini hari. Khawatir dengan kondisi tersebut, si ibu itu memberitahu orangtuanya. Namun komentar dari ibu si gadis itu sungguh mengagetkan.

     "bu, memang zamzan sekarang masih ada anak gadis yang masih perawan?"

     Nauzubillah. Begitu permisifnya masarakat kita saat ini sehingga tidak peduli dengan pergaulan bebas anak-anaknya. Banya orang tua yang seakan tidak peduli dengan pesta perkawinan anaknya, padahal sang anak sedang dalam keadaan hamil.

     Keadaan tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh seorang mahasiswi perguruan tinggi ternama. Ia sangat diwanti-wanti oleh ayah-ibunya juga keluarga besarnya tentang bahaya hubungan bebas. Ia berusaha selalu menjaga diri bahkan menghindari berpacaran. Namun ia begitu shock melihat perilaku teman-teman kosnya. Ia sering melihat tempat sampah di sekitar kos-kossan mahasiswa atau di selokan-selokan banyak bertebaran kondom bekas.

     "Aku sering di minta teman-temanku untuk membeli test pack kehamilan, karena mereka malu membelinya ke apotik. Saat pagi bukan hal aneh di kos-kossan mahasiswi sibuk bikin jus nanas agar bayinya keguguran," ujar mahasiswa itu.

     Fenomena maraknya hubungan bebas di kalangan remaja seakan menjadi hal yang biasa. Kisah-kisah memilukan terpampang di media masa setiap hari.

     Berita paling memilukan terjadi baru-baru ini. Penyebaran video sepasang anak yang katanya masih sekitar kelas 2-4 sekolah dasar melakukan hubungan mesum. Perbuatan itu ditonton oleh anak-anak kecil lainnya dan diarahkan oleh orang dewasa.

     Inilah gambaran nyata masyarakat kita saat ini. Sebuah masyarakat yang sedang mengalami penyakit mental karena sudah membiarkan perzinaan merajalela di mana-mana. Sungguh memprihatinkan, data yang dikeluarkan oleh Kemenkoinfo bahwa Indonesia kini menempati urutan teratas dalam hal mengunduh konten yang bermuatan pornografi.

     Darurat pornografi. Istilah ini banyak di gunakan oleh para tokoh yang peduli akan masalah tingginya perilaku asusila ini. Sebagaiman di tegaskan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa beberapa waktu lalu, bahwa biaya untuk belanja pornografi di Indonesia sepanjang 2014 di perkirakan mencapai Rp 50 triliun. Menurutnya, angka tersebut menyamai belanja untuk narkoba.

     Allah Ta'ala telah memberikan pelajaran pada umat manusia di zaman terdahulu. Salah satunya bangsa Pomeii, di Romawi yang merupakan simbol degradasi akhlak. Mereka di kubur hidup-hidup oleh abu panas. Kehidupan mereka terekam sangat jelas. Di kota ini perzinaan dan homoseks sedemikian merajalela. Rumah-rumah bordir, kamar-kamar bernomor yang disewakan lengkap dengan manusia yang tengah berada di dalamnya. Semuanya terabadikan dengan utuh.

     Karena itu, sangat diperlukan ada gerakan yang signifikan dari umat Islam dalam menanggapi darurat pornografi. Sudah saatnya umat Islam mengembalikan kesucian dan fitrah manusia. Mulailah dari penyadaran pada keluarga, sekolah, lalu ke masyarakat luas. Semoga Allah ta'ala memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa menjaga dan mendidik anak-anak. Agar bisa menjadi generasi yang baik.

Tidak ada komentar: