Minggu, 07 Oktober 2012

Nifaq (Kemunafikan)

 Nifaq (Kemunafikan)

dedifa
Akhir-akhir ini suara sumbang orang-orang munafik terdengar semakin kencang di seantero dunia Islam. Untuk mendukung agenda dan propagandanya mereka menerbitkan majalah berkala, mengadakan seminar-seminar yang penuh dengan gugatan terhadap Islam dan mendirikan jaringan-jaringan. Mereka benar-benar telah menguasai media massa, sehingga dengan mudah menghembuskan opini-opini yang penuh kontroversi, sebagaimana banyak kita saksikan di sana-sini.
Keberadaan kaum munafik di tengah kaum Muslimin bukanlah hal yang baru. Mereka telah menjadi musuh yang paling licik dan paling jahat sejak kemunculan Islam dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka secara simultan merancang tindakan makar dan kriminal, lalu melakukannya dengan sangat rapi. Allah Ta’ala telah menyebutkan ciri-ciri utama kaum munafik ini secara gamblang dalam 37 ayat Al-Qur`an. Bahkan, ada satu surat dengan nama ‘Al-Munafiquun’. Rasulullah pun banyak menyinggung karakter mereka dalam hadits-haditsnya sehingga mereka dapat dilihat dengan jelas.
Karena perlawanan antara kebenaran dan kebatilan akan terus berlangsung sampai Hari Kiamat, maka kita dapat mengidentifikasi orang-orang munafik yang menjadi agen kerusakan tersebut, sejak generasi munafik pertama sampai generasi munafik yang ada sekarang ini, mengingat karakter mereka sama, seakan diwariskan secara turun-temurun.
Allah Ta’ala berfirman mengenai karakter dasar mereka, “Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar…” (QS. Al-Munaafiquun: 4)
Sungguh banyak sekali orang yang terpukau dengan gaya pembicaraan mereka, terpengaruh opini mereka dan tidak sedikit yang mengantri produk sesat mereka. Orang-orang munafik itu telah berhasil menipu mereka, dengan cara membungkus kebatilannya dengan jargon reformasi dan perbaikan, seperti Fir’aun yang mengomentari kegiatan dakwah Nabi Musa Alaihissalam dengan berkata- sebagaimana firman Allah Ta’ala-, “..Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.” (QS. Al-Mu`min: 26)
Namun yang membuat kita terkejut adalah jumlah mereka yang bisa dihitung dengan jari. Mereka sangat sedikit sekali, tetapi mereka dapat merusak dan merubah masyarakat yang beradab menjadi masyarakat hedonis, permisif dan bejat. Siapapun dapat mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi di negara tetangga kita. Tidak sampai 100 orang berhasil melucuti jilbab dari kepala-kepala kaum muslimah di sana. Mereka terus menggiring kaum wanita itu ke jurang kenistaan dan budaya tanpa malu. Sehingga para wanita itu terlihat mondar-mandir di jalan, kantor, dan bioskop dengan pakaian terbuka. Bahkan tidak segan mereka melepas hampir seluruh pakaiannya saat berjemur di pantai. Dulunya, orang-orang tidak pernah melihat sehelai pun rambut ibu dan neneknya saat keluar dari rumah. Namun, orang-orang munafik berhasil memengaruhi mereka sehingga jilbab mereka tinggalkan sedikit demi sedikit.
Begitulah ulah licik orang-orang munafik di setiap komunitas masyarakat. Mereka selalu menunggu saat yang tepat untuk menularkan ‘virus’ bejatnya. Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang ma’ruf….” (QS. At-Taubah: 67)
Mereka juga akan bahu-membahu dalam mensukseskan agenda busuk mereka dan saling mendukung satu sama lain. Sehingga, mereka tahan banting, sabar, dan ulet dalam meracuni masyarakat. Allah Ta’ala berfirman, “Lalu pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), “Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu…” (QS. Shaad: 6)
Orang-orang munafik, baik laki-laki atau perempuan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi antar mereka. Sehingga tanpa dikomando, opini mereka bersebaran di koran, majalah, radio, dan telivisi secara serentak, saling mendukung dan membela. Sungguh, fenomena seperti itu merupakan taktik perang yang rapi dan tepat sasaran. Tiada yang selamat dari racun yang mereka hembuskan, baik perkemahan, hotel, laki-laki, perempuan, tua, muda, semuanya terkena. Kamu akan jijik saat melihat majalah bergambar tidak senonoh yang mereka buat. Aroma kemaksiatan sudah terlihat meski tanpa membuka halaman dalamnya.
Untuk menyempurnakan pembahasan ini dan menyingkap selubung kaum munafik, saya akan mengetengahkan sebagian dari karakter-karakter mereka, sehingga kaum muslimin waspada, tidak salah dalam mengidentifikasi mereka dan dapat mengenali orang-orang itu dengan yakin. Tidak berdasarkan prasangka dan tuduhan belaka. Ingat, mereka itu adalah musuhmu yang paling jahat, maka waspadalah. Karakter-karakter mereka adalah sebagai berikut:
Pertama: Malas dalam menjalankan ibadah. Allah Ta’ala berfirman, “…Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas...” (QS. An-Nisaa`: 142)
Kedua: Enggan berzikir kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, ...Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali(QS. An-Nisaa`:142)
Ketiga: Menghina dan menghujat orang-orang mukmin dan orang-orang yang shalih.
Keempat: Menghina dan mengolok-olok ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Allah Ta’ala berfirman, “…Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?, Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…(QS. At-Taubah: 65-66)
Kelima: Menghujat kehormatan orang-orang shalih karena iri dan dengki. Allah Ta’ala berfirman, “…mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.…”(QS. Al-Ahzaab: 19)
Keenam: Tidak mengikuti shalat berjamaah. Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata, “Tiada orang yang meninggalkan shalat berjamaah kecuali seorang munafik yang sangat nyata kemunafikannya.” (HR. Muslim)
Ketujuh: Musang berbulu domba. Artinya, apa yang nampak jauh berbeda dengan kebusukan dalam hati mereka. Ciri ini berlaku untuk semua hal. Allah Ta’ala berfirman, Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (QS. Al-Munaafiquun: 1)
Bisa kita lihat bersama, mereka sering menyerukan tentang kebaikan agama ini dan beusaha untuk melakukan yang terbaik untuk masyarakat, namun dengan jelas juga kita dapat membuktikan kebohongan dari apa yang mereka ucapkan tersebut.
Kedelapan: Menggiatkan kemungkaran dan mencegah kebaikan. Allah Ta’ala berfirman, ”…mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf…”(QS. At-Taubah: 67)
Perhatikan konsep mereka tentang jilbab, emansipasi wanita, karir dan lain-lain.
Kesembilan: Tidak memahami agama Islam. Kebanyakan dari mereka sangat cermat dan teliti dalam urusan dunia. Namun ketika kamu tanya mengenai hukum mengusap khuf (sepatu atau kaus kaki), maka mereka terdiam. Allah Ta’ala berfirman, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. (QS. Al-Munaafiquun: 7)
Inilah sembilan karakter yang paling menonjol dari tigapuluhan karakter yang mereka miliki. Dengan menggunakan barometer satu saja, maka cukup mengenali mereka yang mengobarkan peperangan dan permusuhan dengan Allah Ta’ala dan rasul-Nya. Disebabkan mereka adalah sumber petaka, bencana, dan kerusakan yang merajarela, maka Allah Ta’ala menyediakan tempat yang paling bawah di neraka. Deraan siksaan akan mereka terima jauh lebih pedih, daripada yang diterima orang-orang kafir dan musyrik. Allah Ta’ala berfirman, Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisaa`: 145)
Salah seorang ulama salafus-shalih berkata, “Seandainya orang-orang munafik itu mempunyai ekor, niscaya kita tidak akan bisa melewati jalanan, karena banyaknya ekor itu.”
Jika ditanya sekarang, tentu di tengah-tengah kaum muslimin jumlahnya lebih banyak lagi. Allah Maha Berkuasa terhadap urusan-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Ya Allah, sucikanlah hati kami dari kemunafikan, selamatkan kami dari keburukan diri dan perbuatan jelek kami. Ya Allah, tampakkanlah kepada kami kekuasaan-Mu atas orang-orang munafik, campakkanlah mereka, jangan beri mereka kemenangan dan jadikanlah mereka sebagai pelajaran berharga bagi generasi setelah mereka.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan semua kaum muslimin. Semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, serta keluarga dan para shahabatnya.

Rep/Red: Abu Hafsah
Sumber: Kitab Arba’una Darsan Liman Adraka Ramadhan karya Syaikh Abdul Malik Bin Muhammad Bin Abdurrahman Al-Qasim

Tidak ada komentar: