Kamis, 03 Januari 2013

.. GEMA HATIKU KEPADAMU DUHAI SUAMIKU ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Duhai sayangku …
Maaf jika aku harus mengungkapkan hal ini padamu,
di saat aku telah pergi jauh
Semua tak lain adalah karena rasa cinta ku yang begitu besar padamu …

Sayang …
Tahukah kau betapa aku mencintaimu?

Betapa aku sangat bersyukur akan ketetapanNya padaku, yang telah menetapkan engkau menjadi teman hidupku ..

Walau seringkali aku mengesalkanmu ..
Sering juga aku melukai hatimu dengan kata-kataku ..
Mengumpat dalam hati kala aku kesal padamu ..

Tapi sayang, jauh dari lubuk hatiku …
Sungguh aku bersyukur karena engkau lah yang Dia pilih untuk menjadi pasangan hidupku …

Sayang …
Allah kirimkan engkau untukku, tidak lain adalah untuk mengekang kebebasan liarku, mengatur dan mengarahkan hatiku yang keras, sekeras batu, membersamai langkahku untuk melihat dan belajar makna hidup yang sempat aku lupakan dulu ...

Jika beberapa kali pernah kau tanya dan aku tidak menjawabnya…
“Menyesalkah kau menjadi istriku??”
Saat ini, dan biarlah Allah yang menjadi saksi
Lantang aku akan mengatakan
“Tidak sayang, sama sekali aku tidak menyesal”…

Tidak sayang, yang hadir justru rasa syukur yang berkepanjangan
Tidak sayang, karena inilah takdir, jalan hidup yang telah ditetapkan ..

Engkau adalah perantara yang telah diberikanNya padaku hingga karenamu, gerakku menujuNya makin menggebu” ..

Tapi Sayang, tahukah kamu?
Betapa dulu aku sempat membenci segala ‘peraturanmu’ itu?
Ego manusia ku berkata “mengapa harus menurut padamu padahal sebagai manusia derajat kita adalah sama?

Ternyata untuk menjawab satu pertanyaan itu, butuh pengorbanan cinta, rasa dan waktu hingga pada akhirnya aku paham makna yang seharusnya dapat ku petik dibalik semua ujian yang diberikan

Dari tegasmu, aku belajar arti lembut dan bersabar ..
Dari kecemburuanmu yang terkadang tidak masuk akal .. mengajarkanku untuk lebih ikhlas dan taat pada hal yang kau inginkan (ma’ruf)
Diammu, menuntutku untuk bisa lebih pandai “merasa” daripada “berprasangka” ..

Sayang ...
Hingga sampai Saat ini sebelum aku pergi pun aku masih terus belajar Untuk bisa menjadi istri idaman untuk mu …
Istri yang kau idam-idamkan di dunia dan akhirat ..
Istri yang kau harapkan dapat melimpahkan kebahagiaan ..
Istri yang mampu menjadi jalan kedekatanmu dengan Ar Rahman..

Tapi sayang …
Jika pada akhirnya aku harus pergi meninggalkan ..
Jika pada akhirnya tiba waktu ku untuk menghadap pada Yang Maha Menggenggam ..

Aku berharap, amanahku dapat kau laksanakan ...

Jadilah engkau seorang imam dalam keluarga kita ..

Yang akan menyelamatkan aku dan anak anakmu dari siksa api neraka ..

Yang akan membimbing mereka semua menuju surgaNya ..
Yang akan menjadi madrasah, tempat mereka bertanya ..

Yang akan membersamai perjalanan mereka dengan limpahan kasih sayang yang kau punya ..

Engkaulah nahkoda kapal yang kami butuhkan agar kapal ini terus berlayar mencapai pelabuhan kebahagiaan ..

Carilah ia, pengganti ku dengan cinta yang hadir karenaNya ..
Carilah ia, yang lebih taat dan lebih cinta kepada Rabb-nya ..
Carilah ia, yang lebih merasa takut untuk berkhianat pada pencipta-nya …

Maka ketika engkau memilih nya, ..
Sungguh tidak akan ada kekhawatiran bagiku untuk melepaskan semua …

Sayangku …
Ketika sepi hadir di sini … Satu tanya terlintas dalam hati
“Adakah kau merasa betapa cinta itu selalu ada?”
“Adakah engkau tahu, bahwa engkaulah inti dari semua doa-doa yang kupanjatkan padaNya?”

Duhai cinta, ...
Sungguh aku berharap dan berdoa kepadaNya ..
Semoga kita bersama di dunia dan di surga ..

Adakah engkau berkeinginan menjadikanku bidadarimu di sana?
Jika iya adalah jawabannya …

Maka marilah kita bersama terus berusaha ..
Untuk menjadi yang terbaik di depan Nya ..
Menjadi tongkat yang akan mengarahkan jalan pada anak-anak kita menujuNya .…

Wallahua’lam bish Shawwab ....

Tidak ada komentar: