Rabu, 01 Mei 2013

*-*Mari Islamkan Rumah Kita!*-*



Setiap kali ada acara pernikahan, berhamburlah ucapan untuk ke dua mempelai, "semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah." Ada yang mengucapkan secara langsung. Ada pula yang lewat kartu, atau sekedar pesan singkat
lewat telepon seluler (SMS).

Ucapan tersebut sebenarnya adalah do'a yang secara harfiah berarti: "semoga menjadi keluarga yang tenteram, bahagia, penuh kasih sayang." Ini di sebutkan Allah Swt dalam surat Rum
[30] ayat 21:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantamu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."

Alangkah indahnya do'a ini. Apalagi diungkapkan ketika sepasang manusia baru saja mulai membangun rumah tangga, kelompok terkecil dari sebuah masarakat. Sayangnya, sebagian dari kita salah menentukan ukuran dari ketentraman, kebahagiaan, dan cinta dalam rumah tangga itu.

Sebagian dari kita beranggapan bahwa kebahagian rumah tangga baru tercipta jika sudah memiliki rumah yang mewah dan
pundi-pundi yang penuh berisi uang. Maka, berlomba-lombalah mereka mencari harta dengan menghalalkan segala cara. Mereka takut kepada kemiskinan. Sebab, dalam persepsi mereka, kemiskinan tak akan membawa kepada kebahagiaan dan ketentraman. Mereka menjadi kikir.

Mereka tak risau ketika mendapati anak lelakinya tak pergi ke mesjid ketika adzan sudah berkumandang. Namun mereka gusar
setengah mati ketika mengetahui anak laki-lakinya tak ikut les komputer. Baginya, les komputer jauh lebih berharga dibandingkan kebiasaan shalat di masjid.

Tak heran bila banyak rumah tangga yang rapuh dan keropos. Rumah seperti ini akan ambruk meski hanya diterpa oleh angin sepoi-sepoi.

Rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang seluruh penghuninya meletakkan Allah Swt di atas segala-galanya. Jadi, ketentraman dan kebahagiaan yang hakiki sesungguhnya berasal
dari kepatuhan kita menjalankan syariat Islam dan mengajak orang-orang yang kita cintai ikut patuh kepada aturan Allah Swt. Bukan atas dasar yang lain.

Rasa kasih dan sayang kita kepada pasangan dan anak-anak juga
di tunjukkan semata demi Allah, Dzat yang menggenggam hati manusia.

Jika kita paham hal ini maka fondasi untuk membangun sebuah masarakat Islami tentu lebih mudah terbangun. Lebih jauh lagi, peradaban Madani yang kita inginkan tentu kebih gampang terwujud.

Peradaban Islam tak mungkin terbangun tampa diawali dari rumah yang Islami, di mana seluruh anggota keluarga saling menasehati kepada kebenaran dan kesabaran. Rumah adalah kelompok terkecil dari masyarakat, miniatur sebuah praktik peradaban. Rumah juga adalah hal kedua yang harus di Islamkan setelah masing-masing pribadi Muslim.

Allah Swt dalam Al-Qur'an surat At-Tahrim [66] 6 berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan
keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka."

Maka, demi tegaknya sebuah peradaban Madani, mari Islamkan rumah kita.

Allahu a'lam.[]

Tidak ada komentar: