Bila ada masalah sibuklah memeriksa diri, dosa apa yang mengundang
datangnya masalah tersebut. Jangan lebih sibuk dengan kemampuan diri dan
orang lain. Dan berpikirlah bagaimana caranya agar Allah senantiasa
menolong kita. Allah mengetahui persis bagaimana kita berjuang untuk
taubat dan tawakal, dan pertolongan Allah tidak harus dari apa yang kita
duga, seperti Siti Hajar yang mendapatkan zam-zam bukan dari tempat
pencariannya bolak balik antara sofa dan marwah, tapi justru dari tempat
lain yang tidak terduga. Yang terpenting adalah bagaimana kita yakin
kepada pertolongan Allah, dan keyakinan itu seiring dengan kebersihan
hati."Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)." (QS. Al A'Laa:14)Kejadian apa saja semestinya membuat kita taubat dan mendekat kepada
Allah. Kalau hati sudah yakin, maka hati akan mantap; tapi kalau belum
yakin, maka hati akan bingung.Islam itu diturunkan agar kita
yakin kepada Allah. Sehebat apa pun ilmu Islam yang dimiliki, namun jika
tidak yakin kepada Allah, maka perlu dipertanyakan bahwa ilmunya itu
untuk apa? Sehebat apapun ibadah, lalu ia tidak kenal kepada Allah, maka
perlu dipertanyakan motivasi ibadah itu untuk apa dan siapa? Harusnya
ilmu itu bisa membersihkan hati, dan ibadah itu bisa makin menambah
keyakinan. Bila tidak, maka taubatnya belum benar. Semua itu bisa jadi
ia lakukan karena ingin dipuji oleh orang lain atau ia menuhankan
makhluk.Adapun langkah-langkah yang bisa kita jalankan dalam mengatasi masalah yang tengah dihadapi di antaranya adalah:1. Evaluasi diri sendiriMasalah yang terjadi sebenarnya bersumber dari diri sendiri. Jangan
terbiasa menyalahkan orang lain atas masalah yang menimpa diri sendiri.
Tanyakan pada diri, apa yang telah diperbuat atau kesalahan (dosa) apa
yang dilakukan sehingga kejadian buruk menimpa kita. Dengan begitu,
setiap orang akan termotivasi memperbaiki kekurangan yang ada dalam
dirinya. Apabila belum diketemukan, bertaubatlah dan minta ampunlah
kepada Allah, Allah-lah yang aka membimbing kita menemukan apa yang kita
cari tersebut.2. Ridho menerimaJika hati ridho menerima,
keadaan seburuk apapun tidak akan merusakkan hati. Sebaliknya, sikap
menolak kenyataan atau tidak ikhlas malah akan menambah beban stres.
Menerima kenyataan atau tidak, tetap saja hal itu sudah terjadi. Maka,
sebaiknya ridho menerimanya."Boleh jadi kamu sangat tidak
menyukai peristiwa yang menimpa diri kamu, padahal itu sangat baik
sekali bagimu. Boleh jadi sesuatu itu yang sangat kamu sukai, padahal
sesuatu itu yang sangat tidak baik bagi kamu. Hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui, kalian tidak tahu apa-apa," (QS. Al-Baqarah: 216)Ridho bukanlah pelarian atas kejadian yang menimpa, jangan lantas
bersembunyi di balik sikap ini ketika ada masalah menghampiri. Ridho
bukan berarti berpasrah tanpa ikhtiar.Ridho adalah awal dari
solusi. Sebuah permisalan adalah apabila nasi telah menjadi bubur, yang
pertama kali harus kita lakukan adalah ridho, dilanjutkan dengan mencari
cakue, kacang polong, ayam dan bawang goreng. Jadikan bubur ayam
spesial. Baru setelah itu kita evaluasi diri, kenapa kok bisa niat
memasak nasi kok jadi bubur, temukan masalahnya, ambil hikmahnya, dan
berubahlah untuk menjadi lebih baik.3. Jangan mempersulit diri dengan rasa iriDaripada membuang waktu, lebih baik memperbaiki kualitas diri, dan
bekerja keras. Orang yang selalu merasa iri, seringkali lupa cara
memperbaiki diri. Mereka lebih sibuk mencaci dan merendahkan orang lain.
Ia seakan-akan mempertanyakan rasa keadilan Allah, padahal hanya Allah
Yang Maha Adil. Dengan menghindari rasa iri, kita bisa lebih obyektif
dalam menghadapi masalah.4. Siapkan hati menghadapi masalahSeringkali kita mengalami sesuatu yang tidak sesuai harapan, keinginan
dan perkiraan, padahal tidak semua hal yang kita anggap baik itu juga
baik di hadapan Allah. Terkadang, banyak hal yang awalnya kita sesali
namun di belakang sangat kita syukuri. Pasti ada hikmah yang ada di
balik setiap kejadian tersebut. Misalnya, orang yang tidak jadi naik
pesawat dan akhirnya pesawatnya kecelakaan.5. Jadikan Allah SWT sebagai penolongAl-Qur'an menyerukan agar menjadikan hanya Allah SWT sebagai penolong,
di antaranya bisa dengan sabar dan sholat, dalam mengatasi masalah.
Jangan sampai kita hanya mengandalkan kemampuan diri untuk mengatasi
berbagai permasalahan, sehingga sikap tersebut seakan-akan ingin
terlihat hebat di mata orang lain, padahal membuat kita menipu diri
agarorang lain kagum. Akibatnya, manusia akan makin stres karena
berupaya selalu ingin terlihat baik di mata orang lain."Dan
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)
shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45)Mudah-mudahan
kita senantiasa menyelidiki hati kita sendiri, sehingga kita tidak
bersandar pada siapa pun termasuk diri kita sendiri. Cukuplah Allah bagi
kita. Sempurnakan ikhtiar kita seperti Siti Hajar tadi. Dan biarlah
Allah memberikan pertolongan kepada kita dari pintu mana saja yang Allah
kehendaki."Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang
yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)
dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja
orang-orang mukmin bertawakal." (QS. Ali-ImranAgar hidup lebih tenang, yakinkanlah diri bahwa Allah SWT sebagai pencipta tidak akan menurunkan masalah tanpa jalan keluar.
Selasa, 28 Agustus 2012
Senin, 27 Agustus 2012
12 kata "JANGAN MENUNGGU" yang perlu dihindari:
12 kata “JANGAN MENUNGGU” yang perlu dihindari:
1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.
2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.
3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.
4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan.
5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.
6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.
8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.
9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan
tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang
lainnya.
10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur, tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa!
Dan … Jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisan ini kepada
semua orang yang anda kenal … sehingga kita semua tersadar …
12 kata “JANGAN MENUNGGU” yang perlu dihindari:
1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.
2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.
3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.
4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan.
5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.
6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.
8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.
9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.
10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur, tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa!
Dan … Jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisan ini kepada semua orang yang anda kenal … sehingga kita semua tersadar …
Dari
Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Telah
ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang dahulu hingga aku melihat seorang
Nabi dengan rombongan yang kecil dan ada Nabi yang mempunyai pengikut
satu dua orang bahkan ada Nabi yang tidak ada pengikutnya. Tiba-tiba
terlihat olehku rombongan yang besar, saya kira itu umatku maka
diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa dan kaumnya tetapi lihatlah
ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana aku melihat rombongan yang
besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu dan di samping mereka
ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa perhitungan (hisab)."
Setelah itu Nabi bangun dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat
saling memperbincangkan orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab
itu. Ada yang berpendapat, "Mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Nabi
saw." Ada pula yang berpendapat, "Mungkin mereka yang lahir dalam Islam
dan tidak pernah mempersekutukan Allah." dan berbagai pendapat lainnya
yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali dan bertanya, "Apa
yang sedang engkau bicarakan?" Mereka memberitahukan segala pembicaraan
mereka maka Rasulullah saw bersabda, "Mereka yang tidak pernah menjampi
atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung
dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal). Maka bangunlah
'Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, "Ya Rasulullah, doakan semoga Allah
memasukkan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau
termasuk golongan mereka." Kemudian berdiri orang lain, izin dan
berkata, "Doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka." Nabi
saw menjawab, "Engkau telah didahului oleh 'Ukkasyah."
(Bukhari - Muslim)
Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Telah ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang dahulu hingga aku melihat seorang Nabi dengan rombongan yang kecil dan ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang bahkan ada Nabi yang tidak ada pengikutnya. Tiba-tiba terlihat olehku rombongan yang besar, saya kira itu umatku maka diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa dan kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana aku melihat rombongan yang besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa perhitungan (hisab)." Setelah itu Nabi bangun dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, "Mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw." Ada pula yang berpendapat, "Mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah." dan berbagai pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali dan bertanya, "Apa yang sedang engkau bicarakan?" Mereka memberitahukan segala pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, "Mereka yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal). Maka bangunlah 'Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, "Ya Rasulullah, doakan semoga Allah memasukkan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau termasuk golongan mereka." Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata, "Doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau telah didahului oleh 'Ukkasyah."
(Bukhari - Muslim)
Selasa, 21 Agustus 2012
SOERAT OENTOEK KEKASIHKOE
Malam tadi...
Ku lewati menit demi menit bersamamu,
Kau bilang kau lelah, penat tubuhmu,
Luluh lantak kau bilang tubuhmu hari ini
dan emosimu terbakar terkuras, karena lelah di raga...
Tapi bukan itu pikirku...
Ku merasa ada yang lain...
Kau tertawa bersamaku...
desah nafasmu ucapkan apa yang kau simpan
bukankah tiap gerak anggota tubuh mencerminkan
apa yang ada dalam pikiran dan apa yang disembunyikan?
Kau bilang kau lelah..harimu penat..dan ingin marah
Tapi bukan itu pikirku
Ku merasa ada yang lain...
Ku mersa sepi..sendiri dan sedih
karena bukan aku yang hadir tuk kau cinta
bukan aku yang kau pilih tuk kau cinta
bukan aku yang kau inginkan tuk temani langkahmu
Dan tiba-tiba airmata itu menganak sungai
selaksa peri menusuk hatiku
pun sama kau menangis
karena sakit mengakui bukan aku yang kau impikan
Aku menangis..
ingin hatiku merengkuh engkau tetap ada dalam pelukku
tanganku meraih tuk tetap di sisiku
tuk buat kau tatap disini
tapi hatimu..
walau seribu tangan membantuku tuk meraihmu
memaksamu tuk tetap disini dengan cintaku yang mungkin
tak sempurna..
tapi tangan siapakah yang mampu tuk menahan hatimu
tuk memaksa hatimu
tuk tetap mencintai aku, memiliki aku,
meniti hari bersamaku..?
Tidak..
tak seorangpun bisa memaksamu tuk tetap tinggal disini
walau cinta yang ku miliki mungkin kuanggap yang paling sempurna
tapi tidak..
Kau bebas..
meraih cinta yang kau ingin..
Dan aku..
cintaku lagi tiada berpunya..
Kelu dan diam kita
gapai langkah bersamamu kini kandas
haru biru malam tadi
dan aku masih di sini
Karena cinta memang tidak berpunya
ia melanglang..
sendiri..
menangis..
dan tersakiti..
Bila esok datang
ingatlah aku dalam kenangan tadi malam...
Ku lewati menit demi menit bersamamu,
Kau bilang kau lelah, penat tubuhmu,
Luluh lantak kau bilang tubuhmu hari ini
dan emosimu terbakar terkuras, karena lelah di raga...
Tapi bukan itu pikirku...
Ku merasa ada yang lain...
Kau tertawa bersamaku...
desah nafasmu ucapkan apa yang kau simpan
bukankah tiap gerak anggota tubuh mencerminkan
apa yang ada dalam pikiran dan apa yang disembunyikan?
Kau bilang kau lelah..harimu penat..dan ingin marah
Tapi bukan itu pikirku
Ku merasa ada yang lain...
Ku mersa sepi..sendiri dan sedih
karena bukan aku yang hadir tuk kau cinta
bukan aku yang kau pilih tuk kau cinta
bukan aku yang kau inginkan tuk temani langkahmu
Dan tiba-tiba airmata itu menganak sungai
selaksa peri menusuk hatiku
pun sama kau menangis
karena sakit mengakui bukan aku yang kau impikan
Aku menangis..
ingin hatiku merengkuh engkau tetap ada dalam pelukku
tanganku meraih tuk tetap di sisiku
tuk buat kau tatap disini
tapi hatimu..
walau seribu tangan membantuku tuk meraihmu
memaksamu tuk tetap disini dengan cintaku yang mungkin
tak sempurna..
tapi tangan siapakah yang mampu tuk menahan hatimu
tuk memaksa hatimu
tuk tetap mencintai aku, memiliki aku,
meniti hari bersamaku..?
Tidak..
tak seorangpun bisa memaksamu tuk tetap tinggal disini
walau cinta yang ku miliki mungkin kuanggap yang paling sempurna
tapi tidak..
Kau bebas..
meraih cinta yang kau ingin..
Dan aku..
cintaku lagi tiada berpunya..
Kelu dan diam kita
gapai langkah bersamamu kini kandas
haru biru malam tadi
dan aku masih di sini
Karena cinta memang tidak berpunya
ia melanglang..
sendiri..
menangis..
dan tersakiti..
Bila esok datang
ingatlah aku dalam kenangan tadi malam...
Senin, 20 Agustus 2012
Mengapa Muhammadiyah Menggunakan Metode Hisab
dakwatuna
Umumnya, mereka yang tidak dapat menerima hisab karena berpegang pada salah satu hadits yaitu “Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah (Idul Fitri) karena melihat hilal pula. Jika bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya’ban tigapuluh hari” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut (dan juga contoh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam) sangat jelas memerintahkan penggunaan rukyat, hal itulah yang mendasari adanya pandangan bahwa metode hisab adalah suatu bid’ah yang tidak punya referensi pada Rasulullah Saw. Lalu, mengapa Muhammadiyah bersikukuh memakai metode hisab? Berikut adalah alasan-alasan yang diringkaskan dari makalah Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A. yang disampaikan dalam pengajian Ramadhan 1431.H PP Muhammadiyah di Kampus Terpadu UMY.
Hisab yang dipakai Muhammadiyah adalah hisab wujud al hilal, yaitu metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhi tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk. Sedangkan argumen mengapa Muhammadiyah memilih metode hisab, bukan rukyat, adalah sebagai berikut.
Pertama, semangat Al Qur’an adalah menggunakan hisab. Hal ini ada dalam ayat “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan” (QS 55:5). Ayat ini bukan sekedar menginformasikan bahwa matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga dapat dihitung atau diprediksi, tetapi juga dorongan untuk menghitungnya karena banyak kegunaannya. Dalam QS Yunus (10) ayat 5 disebutkan bahwa kegunaannya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
Kedua, jika spirit Qur’an adalah hisab mengapa Rasulullah Saw menggunakan rukyat? Menurut Rasyid Ridha dan Mustafa Az Zarqa, perintah melakukan rukyat adalah perintah ber-ilat (beralasan). Ilat perintah rukyat adalah karena ummat zaman Nabi saw adalah ummat yang ummi, tidak kenal baca tulis dan tidak memungkinkan melakukan hisab. Ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim,“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Yakni kadang-kadang dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga puluh hari”. Dalam kaidah fiqhiyah, hukum berlaku menurut ada atau tidak adanya ilat. Jika ada ilat, yaitu kondisi ummi sehingga tidak ada yang dapat melakukan hisab, maka berlaku perintah rukyat. Sedangkan jika ilat tidak ada (sudah ada ahli hisab), maka perintah rukyat tidak berlaku lagi. Yusuf Al Qaradawi menyebut bahwa rukyat bukan tujuan pada dirinya, melainkan hanyalah sarana. Muhammad Syakir, ahli hadits dari Mesir yang oleh Al Qaradawi disebut seorang salafi murni, menegaskan bahwa menggunakan hisab untuk menentukan bulan Qamariah adalah wajib dalam semua keadaan, kecuali di tempat di mana tidak ada orang mengetahui hisab.
Ketiga, dengan rukyat umat Islam tidak bisa membuat kalender. Rukyat tidak dapat meramal tanggal jauh ke depan karena tanggal baru bisa diketahui pada H-1. Dr.Nidhal Guessoum menyebut suatu ironi besar bahwa umat Islam hingga kini tidak mempunyai sistem penanggalan terpadu yang jelas. Padahal 6000 tahun lampau di kalangan bangsa Sumeria telah terdapat suatu sistem kalender yang terstruktur dengan baik.
Keempat, rukyat tidak dapat menyatukan awal bulan Islam secara global. Sebaliknya, rukyat memaksa umat Islam berbeda memulai awal bulan Qamariah, termasuk bulan-bulan ibadah. Hal ini karena rukyat pada visibilitas pertama tidak mengcover seluruh muka bumi. Pada hari yang sama ada muka bumi yang dapat merukyat tetapi ada muka bumi lain yang tidak dapat merukyat. Kawasan bumi di atas lintang utara 60 derajad dan di bawah lintang selatan 60 derajad adalah kawasan tidak normal, di mana tidak dapat melihat hilal untuk beberapa waktu lamanya atau terlambat dapat melihatnya, yaitu ketika bulan telah besar. Apalagi kawasan lingkaran artik dan lingkaran antartika yang siang pada musim panas melabihi 24jam dan malam pada musim dingin melebihi 24 jam.
Kelima, jangkauan rukyat terbatas, dimana hanya bisa diberlakukan ke arah timur sejauh 10 jam. Orang di sebelah timur tidak mungkin menunggu rukyat di kawasan sebelah barat yang jaraknya lebih dari 10 jam. Akibatnya, rukyat fisik tidak dapat menyatukan awal bulan Qamariah di seluruh dunia karena keterbatasan jangkauannya. Memang, ulama zaman tengah menyatakan bahwa apabila terjadi rukyat di suatu tempat maka rukyat itu berlaku untuk seluruh muka bumi. Namun, jelas pandangan ini bertentangan dengan fakta astronomis, di zaman sekarang saat ilmu astronomi telah mengalami kemajuan pesat jelas pendapat semacam ini tidak dapat dipertahankan.
Keenam, rukyat menimbulkan masalah pelaksanaan puasa Arafah. Bisa terjadi di Makkah belum terjadi rukyat sementara di kawasan sebelah barat sudah, atau di Makkah sudah rukyat tetapi di kawasan sebelah timur belum. Sehingga bisa terjadi kawasan lain berbeda satu hari dengan Makkah dalam memasuki awal bulan Qamariah. Masalahnya, hal ini dapat menyebabkan kawasan ujung barat bumi tidak dapat melaksanakan puasa Arafah karena wukuf di Arafah jatuh bersamaan dengan hari Idul Adha di ujung barat itu. Kalau kawasan barat itu menunda masuk bulan Zulhijah demi menunggu Makkah padahal hilal sudah terpampang di ufuk mereka, ini akan membuat sistem kalender menjadi kacau balau
Argumen-argumen di atas menunjukkan bahwa rukyat tidak dapat memberikan suatu penandaan waktu yang pasti dan komprehensif. Dan karena itu tidak dapat menata waktu pelaksanaan ibadah umat Islam secara selaras diseluruh dunia. Itulah mengapa dalam upaya melakukan pengorganisasian system waktu Islam di dunia internasional sekarang muncul seruan agar kita menggunakan hisab dan tidak lagi menggunakan rukyat. Temu pakar II untuk Pengkajian Perumusan Kalender Islam (Ijtima’ al Khubara’ as Sani li Dirasat Wad at Taqwimal Islami) tahun 2008 di Maroko dalam kesimpulan dan rekomendasi (at Taqrir al Khittami wa at Tausyiyah) menyebutkan: “Masalah penggunaan hisab: para peserta telah menyepakati bahwa pemecahan problematika penetapan bulan Qamariah di kalangan umat Islam tidak mungkin dilakukan kecuali berdasarkan penerimaan terhadap hisab dalam menetapkan awal bulan Qamariah, seperti halnya penggunaan hisab untuk menentukan waktu-waktu shalat”.
Minggu, 19 Agustus 2012
RISAU HATI ORANG TUA
Inilah yg senantiasa merisaukan orangtuamu, anakku, bagaimana
mengantarkan engkau menjadi WALADUN SHALIHUN YAD'U LAH. Jika engkau
termasuk anak yg saleh, maka setiap perbuatanmu dapat menjadi kebaikan
orangtuamu. Dan jika engkau mendoakan bapak ibumu, maka Allah akan
bukakan pintu-pintu kebaikan. Kebaikan itu akan terus mengalir apabila
engkau mendoakan, sekalipun bapak ibumu telah berselimut kain kafan.
MULIA, DENGAN TUJUH KALIMAT
Berkata Alfaqih Abullaits:
Barangsiapa hafal tujuh kalimat ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak busa laut.
Kesatu, mengucap Bismullah, Pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
Kedua, mengucap Alhamdulillah, Pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
Ketiga, mengucap Astaghfirullah, Jika lidahnya terselip perkataan yg tidak patut
Keempat, mengucap Insya Allah, Jika merncanakan berbuat sesuatu di hari esok
Kelima, mengucap La haula wa laquwwata illa billah, Jika menghadapi sesuatu tak disukai tak diingini.
Keenam, mengucap Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Jika menghadapi dan menerima musibah.
Ketujuh, mengucap La ilaha illallah Muhammad Rasulullah, Sepanjang siang malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.
Barangsiapa hafal tujuh kalimat ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak busa laut.
Kesatu, mengucap Bismullah, Pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
Kedua, mengucap Alhamdulillah, Pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
Ketiga, mengucap Astaghfirullah, Jika lidahnya terselip perkataan yg tidak patut
Keempat, mengucap Insya Allah, Jika merncanakan berbuat sesuatu di hari esok
Kelima, mengucap La haula wa laquwwata illa billah, Jika menghadapi sesuatu tak disukai tak diingini.
Keenam, mengucap Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Jika menghadapi dan menerima musibah.
Ketujuh, mengucap La ilaha illallah Muhammad Rasulullah, Sepanjang siang malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.
ANAK DAHULU DAN ANAK SEKARANG
Saya tersentak dan menyadari betapa sedikit yg sudah saya berikan
kepada anak-anak. Dahulu, anak-anak sudah memahami fiqih dasar sebelum
mereka berusia 10 thn. Sehingga ketika mereka tidak mengerjakan shalat,
orangtua memiliki alasan untuk memukul (tentu pukulan yg tidak
menyakitkan). Lagi pula, orangtua harus mengingat qubhunal 'iqab bila
bayan adalah buruk menghukum tampa memberi penjelasan. Tapi anak-anak sekarang ada yang sudah berkeluarga fiqih dasarnya saja dia belum tau, bagaimana dia untuk memberitahu anaknya sedangkan dia sajatidak mengerti??? Itulah sebenarnya salah kita juga karena kita tidak memperhatikan dampaknya terhadap perkembangan anak-anak kita. Mulailah kita benahi dari sekarang terutama penulis sendiri dan kita semua....
CINTAILAH CINTA
Adalah sesuatu yang menyakitkan ketika kita mencintai seseorang, namun ia tak pernah membalasnya, tetapi yang lebih menyakitkan adalah ketika kita mencintai seseorang sedangkan kita tidak pernah dapat menemukan keberanian untuk mengungkapkan perasaan kita padanya.
Sebuah hal yang menyedihkan
dalam hidup ketika kita bertemu dengan seseorang, yang sangat berarti bagi
kita, hanya untuk mengetahui pada akhirnya seseorang tersebut tidak
ditakdirkan untuk bersama kita, sehingga kita harus dengan berat hati
membiarkannya pergi dan berlalu.
Teman terbaik adalah teman
dimana ketika kita duduk bersama disebuah ayunan, tanpa ada ucapan
sekatapun, dan ketika harus berpisah dengannnya, terasa seolah hal
tersebut merupakan percakapan paling menyenangkan yang pernah dilakukan
bersama.
Adalah
benar bahwa kita takkan pernah tahu apa yang telah kita dapatkan hingga
kita kehilangannya. Tetapi adalah benar juga, ketika kita tidak tahu apa
yang telah hilang hingga hal tersebut menghampiri kita.
Impikan saja apa yang ingin
kita impikan, pergi saja kemanapun kita ingin pergi, jadilah sebagai sosok
yang kita inginkan, karena kita hanya memiliki satu buah kehidupan dan
satu buah kesempatan untuk dapat melakukan semua hal yang kita inginkan.
Letakkan diri kita sebagai
layaknya orang lain, jika kita merasa hal yang kita lakukan akan menyakiti
diri kita, hal tersebut mungkin akan menyakiti yang lain pula.
Kata-kata
yang terucap tanpa perhitungan mungkin akan menyulut perselisihan,
perkataan yang kejam dapat menghancur-kan kehidupan, sebuah kata yang tak
tepat mungkin juga mampu menambah beban batin seseorang, dan... sebuah
kata yang penuh cinta
kasih mungkin dapat menyembuhkan dan memberikan berkah.
Orang yang paling bahagia
adalah orang yang tidak merasa selalu membutuhkan semua hal terbaik,
mereka hanya berfikir bagaimana menciptakan semua hal menjadi terbaik bagi
mereka, yang berlalu dalam hidupnya.
Cinta dimulai dengan sebuah
senyum dan berakhir dengan air mata. Ketika kita dilahirkan, kita adalah
orang yang menangis, sementara orang-orang disekeliling kita tersenyum
bahagia.Ketika kita menanggalkan hidup, maka kita adalah pihak yang
tersenyum begitu bahagia... sementara orang disekeliling kita menangis.
Selasa, 14 Agustus 2012
Berpikir Sederhana
Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.
Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"
Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur.
Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.
Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.
Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.
Indahnya Kasih Sayang
Mahasuci ALLAH, Zat yang Maha Mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.
Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang ALLAH Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih sayang di kalbunya.
Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhaikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah-payah membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas.
Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "ALLAH SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLAH SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (H.R. Muslim).
Dari hadis ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Karenanya, sudah sepantasnya jikalau kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan ALLAH SWT, tanyakanlah kembali pada diri ini, sampai sejauhmana kita menghidupkan kalbu untuk saling berkasih sayang bersama makhluk lain?
Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.
Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber kasih sayang di kalbu kita, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya.
Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita mengawalinya dengan menyayangi diri kita dulu. Mulailah dengan menghadapkan tubuh ini ke cermin seraya bertanya-tanya: Apakah wajah indah ini akan bercahaya di akhirat nanti, atau justru sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar nyala api jahannam?
Tataplah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa menatap ALLAH, menatap Rasulullah SAW, menatap para kekasih ALLAH di surga kelak, atau malah akan terburai karena kemaksiyatan yang pernah dilakukannya?
Rabalah bibir manis kita, apakah ia akan bisa tersenyum gembira di surga sana atau malah bibir yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?!
Perhatikan tubuh tegap kita, apakah ia akan berpendar penuh cahaya di surga sana, sehingga layak berdampingan dengan si pemiliki tubuh mulia, Rasulullah SAW, atau tubuh ini malah akan membara, menjadi bahan bakar bersama hangusnya batu-batu di kerak neraka jahannam?
Ketika memandang kaki, tanyakanlah apakah ia senantiasa melangkah di jalan ALLAH sehingga berhak menginjakkannya di surga kelak, atau malah akan dicabik-cabik pisau berduri.
Memandang mulusnya kulit kita, renungkanlah apakah kulit ini akan menjadi indah bercahaya ataukah akan hitam legam karena gosong dijilat lidah api jahannam?
Mudah-mudahan dengan bercermin sambil menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai kekuatan untuk menjaga diri kita.
Jangan pula meremehkan makhluk ciptaan ALLAH, sebab tidaklah ALLAH menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang ALLAH ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari ALLAH adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.
Dikisahkan di hari akhir datang seorang hamba ahli ibadah kepada ALLAH, tetapi ALLAH malah mencapnya sebagai ahli neraka, mengapa? Ternyata karena suatu ketika si ahli ibadah ini pernah mengurung seekor kucing sehingga ia tidak bisa mencari makan dan tidak pula diberi makan oleh si ahli ibadah ini. Akhirnya mati kelaparanlah si kucing ini. Ternyata walau ia seorang ahli ibadah, laknat ALLAH tetap menimpa si ahli ibadah ini, dan ALLAH menetapkannya sebagai seorang ahli neraka, tiada lain karena tidak hidup kasih sayang di kalbunya.
Tetapi ada kisah sebaliknya, suatu waktu seorang wanita berlumur dosa sedang beristirahat di pinggir sebuah oase yang berair dalam di sebuah lembah padang pasir. Tiba-tiba datanglah seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seakan sedang merasakan kehausan yang luar biasa. Walau tidak mungkin terjangkau kerena dalamnya air di oase itu, anjing itu tetap berusaha menjangkaunya, tapi tidak dapat. Melihat kejadian ini, tergeraklah si wanita untuk menolongnya. Dibukalah slopnya untuk dipakai menceduk air, setelah air didapat, diberikannya pada anjing yang kehausan tersebut. Subhanallah, dengan ijin ALLAH, terampunilah dosa wanita ini.
Demikianlah, jikalau hati kita mampu meraba derita makhluk lain, insya ALLAH keinginan untuk berbuat baik akan muncul dengan sendirinya.
Kisah lain, ketika suatu waktu ada seseorang terkena penyakit tumor yang sudah menahun. Karena tidak punya biaya untuk berobat, maka berkunjunglah ia kepada orang-orang yang dianggapnya mampu memberi pinjaman biaya.
Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di kalbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang ini, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan akan hartanya karena disangkanya akan habis atau bahkan jatuh miskin.
Tetapi bagi seorang hamba yang tumbuh kasih sayang di kalbunya, ketika datang yang akan meminjam uang, justru yang muncul rasa iba terhadap penderitaan orang lain. Bahkan jauh di lubuk hatinya yang paling dalam akan membayangkan bagaimana jikalau yang menderita itu dirinya. Terlebih lagi dia sangat menyadari ada hak orang lain yang dititipkan ALLAH dalam hartanya. Karenanya dia begitu ringan memberikan sesuatu kepada orang yang memang membutuhkan bantuannya.
Ingatlah, hidupnya hati hanya dapat dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia ini cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Tidak ada salahnya kita berpikir terus dan bekerja keras untuk menghidupkan kasih sayang di hati ini. Insya ALLAH bagi yang telah tumbuh kasih sayang di kalbunya, ALLAH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menafkahkannya di jalan ALLAH, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula dalam mengajarkannya kepada orang lain, ringan dalam melatih kemampuan bela diri dan ringan pula dalam membela orang lain yang teraniaya, Subhanallah.
Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang adalah dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang dilanda kesulitan, datang ke daerah terpencil, tengok saudara-saudara kita di rumah sakit, atau pula dengan selalu mengingat umat Islam yang sedang teraniaya, seperti di Bosnia, Checnya, Ambon, Halmahera, atau di tempat-tempat lainnya.
Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, insya ALLAH hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan hati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, para artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang akan muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, Masya ALLAH.
Bila Al-Qur'an bisa bicara !
Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana
menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir,
dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci,
aku engkau pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku
Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.
Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku
engkau dapat selamat melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu
Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu
Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Ibunda, Kenapa Engkau Menangis
Suatu
ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu,
mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah
seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak
akan pernah mengerti...."
Kemudian, anak itu bertanya
pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis
tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita
memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa
diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi
dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali
menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan
wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu
menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus
cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan
untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau,
seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang
akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah
putus asa.
Pada wanita, Kuberikan
kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau
lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan
peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi
apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu
melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan
memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan
untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung
baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".
Rabu, 08 Agustus 2012
Shahih Bukhari & Muslim
BEBERAPA HADITS SHAHIH
Dari Kitab Bukhari -Muslim
- Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Neraka
tertutup oleh berbagai syahwat dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup
oleh berbagai kesukaran dan keberatan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Yang mengikuti
mayyit ada tiga keluarga, kekayaan dan amalnya maka yang dua kembali
yaitu keluarga dan kekayaannya dan tetap tinggal padanya yang satu
yaitu amal perbuatannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang
mengambil hak orang lain walau sejengkal tanah akan dikalungkan hingga
tujuh petala bumi.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Seorang Muslim adalah yang dapat selamat sekalian orang
Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang Muhajir adalah orang
yang meninggalkan semua larangan Allah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Aku
berdiri di muka pintu surga tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk
surga adalah orang-orang fakir miskin sedangkan orang-orang kaya
masih tertahan oleh perhitungan kekayaanya dan orang-orang ahli
neraka telah diperintahkan masuk neraka maka ketika saya berdiri di
dekat pintu neraka tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk ke
dalamnya adalah orang-orang perempuan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Seorang Arab bertanya kepada Rasulullah
saw, “Bilakah hari kiamat?” Rasulullah saw menjawab, “Apakah bekalmu
untuk menghadapinya?” Ia menjawabnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
maka Rasulullah saw bersabda, “Engkau akan berkumpul dengan orang
yang engkau cintai.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada
Rasulullah saw tentang perbuatan apa yang paling disukai Allah
Ta’ala. Rasulullah menjawab, “Menjalankan shalat pada waktu yang
ditetapkan.” Saya bertanya, “Dan sesudah itu?” Beliau menjawab,
“Berbuat baik kepada orang tua.” Saya bertanya, “Dan sesudah itu?”
Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”
(Bukhari) - Dari Umar ra. dan Aisyah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Jibril selalu memperingatkanku tentang hak-hak tetangga
sehingga aku cenderung percaya bahwa ia bisa-bisa akan memberi mereka
bahkan hak-hak warisan
(Bukhari) - Dari Abu Bakar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Tidak usahkan aku menceritakan tentang dosa terburuk?” Kami berkata,
“Katakanlah, ya Rasulullah!” Rasulullah saw bersabda, “Menyekutukan
seseorang dengan Allah dan tidak patuh terhadap orang tua.” Rasulullah
saw sedang bersandar kemudian duduk tegak seraya bersabda,
“Hati-hatilah dari berkata dusta.” Beliau terus mengulang-ulangi
perkataan beliau itu sehingga kami memohon agar berkenan
menghentikannya.
(Bukhari) - Dari Abi Abdurrahman Abdillah bin Umar bin Khattab ra. berkata:
Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Bangunan Islam itu atas
lima perkara Mengakui bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan
sesungguhnya Muhammad itu Utusan Allah, Mendirikan Shalat,
Mengeluarkan Zakat, Mengerjakan Haji ke Baitullah dan Puasa bulan
Ramadhan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abi Hamzah Anas bin Malik ra. pelayan Rasulullah saw dari
Nabi saw telah berkata: “Tidak sempurna iman seseorang diantaramu
hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibni Mas’ud ra. telah berkata: Telah bersabda Rasulullah saw:
“Tidak halal darah seorang muslim kecuali disebabkan salah satu dari
tiga perkara: Duda/janda yang berzina, Pembunuhan dibalas bunuh,
Orang meninggalkan agamanya, memisahkan diri dari jama’ah (murtad).”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa (Abdullah) bin Qais al-asy’ary r.a. berkata:
Rasulullah saw ditanya mengenai orang-orang yang berperang karena
keberanian, karena kebangsaan atau karena kedudukan manakah diantara
semua itu yang disebut fisabilillah? Rasulullah saw menjawab, “Siapa
yang berperang semata-mata untuk menegakkan kalimatullah (agama Allah)
maka itulah fisabilillah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Bakrah (Nufa’i) bin al Harits ats Tsaqafy berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Apabila dua orang Muslim berhadapan dengan
pedang masing-masing maka pembunuh dan terbunuh keduanya sama-sama
masuk neraka. Abu Bakrah bertanya, “Ya Rasulullah, yang membunuh
jelas masuk neraka tetapi mengapa yang terbunuh juga demikian?
Rasulullah saw menjawab, “Karena ia juga memiliki niat
sungguh-sungguh akan membunuh lawannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Sa’id (Sa’ad bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Pernah terjadi pada umat terdahulu seseorang
yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa kemudian ingin
bertaubat maka ia pun mencari seorang alim lalu ditunjukkan kepadanya
seorang pendeta maka ia pun bertanya, “Sesungguhnya saya telah
membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku untuk
bertaubat?” Jawab pendeta, “Tidak ada” Seketika pendeta itupun
dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya.
Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan
iapun menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada
jalan untuk bertaubat? Jawab si alim, “Ya, ada dan siapakah yang dapat
menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana
banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana
perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu
ini adalah tempat penjahat.” Maka pergilah orang itu tetapi di tengah
perjalanan mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat
dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat berkata, “Ia telah berjalan
untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya.” Malaikat siksa
berkata, “Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali.” Maka
datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru penengah
(hakim) di antara mereka. Ia berkata, “Ukur saja jarak antara dusun
yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat,
masukkanlah ia kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak
itu dan ternyata lebih dekat kepada dusun orang-orang baik yang
dituju, kira-kira terpaut sejengkal. Maka dipeganglah ruhnya oleh
Malaikat rahmat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia
berwudhu’ dan shalat dengan khusyu’ dan memelihara ruku’nya, melainkan
akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan
dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”
(Muslim) - Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah saw bersabda: “Ada 70.000
orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab.” Para sahabat
bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Rasulullah saw bersabda,
“Mereka adalah orang yang tidak beristirqa’ (meminta pengobatan
dengan cara jampi-jampi) tidak bertathayyur (menggantungkan nasib
kepada terbangnya burung), tidak melakukan pengobatan dengan cara
membakar bagian yang sakit dengan besi panas membara dan orang-orang
yang bertawakkal kepada Rabb mereka.”
(Muslim) - Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hamba-Nya
melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali tiba-tiba untanya
yang telah hilang daripadanya di tengah hutan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Said dan Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Tiadalah seorang Muslim itu menderita kelelahan atau
penyakit atau kesusahan (kerisauan hati) hingga tertusuk duri
melainkan semua itu akan menjadi penebus kesalahan-kesalahannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah bersabda, “Bukanlah
orang yang kuat itu yang dapat membanting lawannya, kekuatan
seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan tetapi yang disebut orang
kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya pada waktu marah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Khalid (Hakim) bin hizam r.a. berkata, Rasulullah saw
bersabda , Penjual dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi
mereka belum berpisah maka jika benar dan jelas keduanya, diberkahi
jual beli itu tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapus
berkah jual beli itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah
saw lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah manakah yang lebih besar
pahalanya? Rasulullah saw menjawab, “Bersedekah dalam keadaan sehat
sedang engkau amat sayang kepada harta tersebut, takut miskin dan
mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan menunda-nunda sehingga
apabila ruh (nyawa) sudah sampai di tenggorokan (hampir mati) lalu
engkau berwasiat untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Bakal ada
tentara yang menyerang Ka’bah tetapi ketika mereka sampai di suatu
lapangan tiba-tiba mereka semua dibinasakan dari yang pertama hingga
yang terakhir.” ‘Aisyah r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa mereka
semua dibinasakan padahal diantara mereka ada yang di pasar dan tidak
ikut menyerang?” Rasulullah saw menjawab, “Dibinasakan semua kemudian
akan dibangkitkan menurut niat masing-masing.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Aku
bermimpi seolah-olah aku bersiwak (menggoosok gigi). Tiba-tiba datang
kepadaku dua orang maka aku berikan siwak itu kepada yang kecil
tetapi aku ditegur, “Dahulukan yang besar maka aku berikan kepada
yang besar.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu akan berkumpul bersama orang yang dikasihinya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku
pada haji wada’ dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja
merenggut nyawaku lalu aku berkata, “Ya Rasulullah, sebagaimana
engkau lihat, penyakitku ini cukup berat sedangkan aku adalah orang
yang berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang anak
perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua pertiga dari
hartaku?” Rasulullah saw menjawab, “Jangan” Aku berkata, “Bagaimana
kalau separuhnya?” Rasulullah menjawab, “Jangan, sepertiga saja dan
sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika eangkau
tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik
daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan
meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu
pembelanjaan dengan menuntut keridhaan Allah melainkan engkau akan
diberi pahala karenanya hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke
mulut istrimu.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, apakah aku ditinggalkan
(di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?” Rasulullah saw
menjawab, “Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau beramal
dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah
melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu.
Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang
banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya.” Kemudian Rasulullah
saw berdo’a, “Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah
mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah).”
Tetapi yang kecewa adalah Sa’ad bin Khaulah yang dikasihi oleh
Rasulullah sawkarena ia meninggal dunia di Makkah.
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdillah bin Mas’ud ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang
yang mempunyai sifat sombong sedikit saja di dalam hatinya tidak
akan masuk surga.” Seseorang berkata, “Bagaimana halnya ihwal
seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian yang indah dan sepatu-sepatu
yang indah?” Rasulullah saw bersabda, “Allah itu indah dan Allah
menyukai keindahan (Seseorang tidak disebut sombong jika ia
mempercantik dirinya). Kesombongan terletak pada penolakan terhadap
kebenaran danmemandang orang lain rendah.”
(Muslim) - Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin Shaher) r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Shalat berjama’ah pahalanya melebihi shalat
sendirian baik di tempat pekerjaan atau di rumah, dua puluh lima
derajat. Yang demikian itu karena jika seseorang telah menyempurnakan
wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan lain selain shalat maka
tidak bertindak selangkah melainkan diangkat sederajat dan dihapuskan
daripadanya satu dosa hingga masuk ke masjid. Apabila telah berada
di dalam masjid maka ia dianggap mengerjakan shalat selama ia masih
menantikan shalat (selama bertahan karena menunggu shalat) dan
Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang selama ia dalam
majelis shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia; ya
Allah, ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama
ia tidak mengganggu dan belum berhadats di tempat itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah mencatat segala hasanat (kebaikan) dan sayyiat
(kejahatan) kemudian menjelaskan keduanya maka barangsiapa yang
berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya maka akan dicatat
untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh ratus kali
lipat atau lebih dari itu.Dan apabila ia berniat akan melakukan
sayyiat (kejahatan) lalu tidak dikerjakannya maka Allah mencatat
baginya satu hasanat dan jika niat itu dilaksanakannya maka ditulis
baginya satu sayyiat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abi Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Lazimnya, seseorang mengawini seorang wanita karena empat alasan:
karena kekayaannya; karena martabat keluarganya; karena kecantikannya
dan karena kesalehannya. Lebih baik pilihlah ia karena kesalehannya.
Semoga engkau tetap rendah hati.”
(Bukhari) - Dari Adiyyi bin Hatim ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Bersedekahlah supaya engkau diselamatkan dari api neraka
walaupun hanya sebagian dari sebuah kurma.”
(Bukhari) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Semua
umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa
(mujaharah). Dan termasuk mujaharah adalah orang yang berbuat di waktu
malam yang gelap kemudian pagi harinya diceritakan pada orang lain
padahal semalaman itu Allah menutupinya sedangkan pagi harinya ia
membuka sendiri apa yang ditutupi oleh Allah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Mas’ud al-Badri r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda,
“Apabila salah seorang kamu membelanjai istrinya dengan mengharapkan
pahala maka tercatat baginya sebagai sedekah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Ya Allah,sesungguhnya
tidak ada kehidupan yang sebenarnya kecuali kehidupan akhirat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah
kekayaan itu karena banyaknya harta benda tetapi kekayaan yang
sebenarnya adalah kekayaan hati.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Pada hari
kiamat seorang Mu’min didekatkan kepada Tuhan dengan dinaungi oleh
rahmat-Nya, kemudian ditanya, “Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa
itu?” Jawabnya, “Ya, saya tahu.” Maka Allah berfirman, “Aku telah
menutupi atasmu dunia dan kini aku mengampuninya darimu.” Kemudian
diberikan kepadanya suratan amal kebaikannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Ada tiga perkara yang
barangsiapa memilikinya akan merasakan kelezatan iman yaitu jika ia
mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada yang lain;
Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata karena Allah dan jika ia
enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya,
sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Ubadah bin ash Shamit r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa percaya bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Nabi
Muhammadadalah hamba dan utusan-Nya dan bahwa Nabi Isa adalah hamba
Allah dan utusan-Nya dan kalimat-Nya yang diturunkan kepada Maryam dan
ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar adanya (haq) maka Allah
pasti akan memasukkannya ke dalam surga dengan amal perbuatannya
(yang baik) seberapa pun adanya.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi saw bersabda, “Ada tiga
orang dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak dan si Buta ketika
Allah akan menguji mereka, Allah mengutus Malaikat berupa manusia.
Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya,
“Apakah yang kau inginkan?” Jawabnya, “Kulit dan rupa yang bagus
serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik
kepadaku.” Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga
hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus,
kemudian ditanya lagi, “Kekayaan apakah yang engkau inginkan?”
Jawabnya, “Unta.” Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil
didoakan, BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada
kekayaanmu itu).” Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak
dan bertanya, “Apakah yang engkau inginkan?” Jawabnya, “Rambut yang
bagus dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada
pandangan orang.” Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu
juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, “Kini
kekayaan apa yang engkau inginkan?” Jawabnya, “Lembu.” Maka diberinya
seekor lembu yang bunting sambil didoakan, “BAARAKALLAAHU LAKA
FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu).” Lalu
datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, “Apakah yang
engkau inginkan?” Jawabnya, “Kembalinya penglihatan mataku supaya aku
dapat melihat orang.” Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat
kembali. Selanjutnya dia ditanya pula, “Kekayaan apa yang engkau
inginkan?” Jawabnya, “Kambing.” Maka diberinya seekor kambing yang
bunting sambil didoakan “BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah
memberkahimu pada kekayaanmu itu).”
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, “Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini.” Jawab si Belang, “Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat.” Malaikat berkata, “Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?” Jawab si Belang, “Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku.” Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu.” Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, “Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula.” Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, “Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini.” Jawab si Buta, “Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah.” Maka berkata Malaikat, “Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang yang beriman. Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang yang beriman.
- Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw
bersabda,”Malanglah ia, malanglah ia, malanglah ia. Seorang yang hidup
cukup lama menyaksikan hari tua ibu-bapaknya, tetapi gagal
memperoleh surga (dengan jalan mengkhidmati mereka).”
(Muslim) - Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra. telah berkata: Aku telah dengar
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran
hendaklahia merobahnya dengan tangannya, jika ia tak sanggup maka
dengan lidahnya dan jika tak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu
adalah selemah-lemahnya iman.”
(Muslim) - Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya yang seiman dari
hartanya atau sebagian dari itu, maka henndaklah ia menyelesaikannya
pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari dimana dinar dan dirham
tidak memberi manfaat apa-apa.Bila ia mempunyai amal shaleh maka amal
tersebut diberikan kepada saudaranya yang dizhaliminya. Namun jika
ia tidak memiliki amal shaleh maka dosa yang dizhaliminya, ditimpakan
kepadanya.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud) - Dari Sahl bin Sa’ad ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Aku dan
orang yang menanggung anak yatim di surga seperti ini (beliau
mengisyaratkan kedua jari telunjuknya danjari tengah sambil membuka
keduanya)
(Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi) - Dari Nu’man bin Basyir ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Adzab
neraka yang paling ringan pada hari kiamat ialah seorang laki-laki
diletakkan diujung kedua tongkaknya dua bara api dengan panas yang
menjadikan otaknya mendidih, dimana ia tidak melihat ada orang lain
yang mendapat adzab lebih berat darinya, padahal itu adzab neraka
yang paling ringan.”
(Muttafaq ‘Alaih) - Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: Saya telah mendengar
Rasulullah saw bersabda, “Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga
orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba
ketika mereka sedang berada di dalam gua itu, ada sebuah batu besar
yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu sehingga mereka
tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, “Sungguh tidakada yang
dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian
bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian
lakukan dahulu.” Maka seorang dari mereka berdoa, “Ya Allah, dahulu
saya mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak
memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan
ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada
suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat
tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah
bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan
saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan
memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka
saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan
minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga
menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya
lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka
lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu
sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu
orang yang kedua berdoa, “Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta
pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan
ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah
pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan
kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar
dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam
harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya
tiba-tiba ia berkata, “Takutlah kepada Allah dan jangan engkau
pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun
daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan
dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya
berbuat itu semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka
hindarkanlah kami dari kemalangan ini.” Maka bergeserlah batu itu
sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya. Lalu
berdoalah orang yang ketiga, “Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan
yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya
membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang
tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus
pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu
hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak.
Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali
dan berkata, “Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu
itu.”Aku menjawab, “Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu,
kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu.” Orang itu
berkata, “Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku.”
Aku menjawab, “Aku tidak mengolok-olokkan kamu.” Maka diambilnya
semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun
daripadanya. “Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan
keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini.” Tiba-tiba
batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan
selamat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Atha’ bin Abi Rabah berkata: Ibnu ‘Abbas r.a. berkata,
“Sukakah saya tunjukkan kepadamu seorang wanita ahli syurga?” Saya
menjawab, “Baiklah.” Berkata Ibnu ‘Abbas, “Itulah wanita yang hitam.”
Pada suatu hari ia datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Ya
Rasulullah, saya berpenyakit ayan hingga terbuka aurat maka doakan
kepada Allah untuk kesembuhanku.” Rasulullah saw menjawab, “Jika
engkau sabar engkau akan mendapat surga dan jika engkau tetap meminta
aku, aku doakan, akupun tidak keberatan.” Wanita itu menjawab, “Saya
akan sabar tetapi doakan supaya tidak sampai terbuka aurat saya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin ‘Abbas dan Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Andaikan seorang anak Adam (manusia)
mempunyai satu lembah dari emas pasti ia ingin mempunyai dua lembah
dan tidak ada yang dapat menutup mulutnya (menghentikan kerakusannya
kepada dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan memberi taubat
kepada siapa yang bertaubat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Allah
tertawa melihat dua orang yang telah bunuh membunuh dan keduanya masuk
surga. Seorang pejuang berjuang di jalan Allah (Fisabilillah) lalu
terbunuh kemudian yang membunuh masuk Islam dan ikut berjihad
Fisabilillah sehingga mati syahid terbunh pula.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Hak
kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada lima. Pertama
menjawab salam. Kedua menjenguk yang sakit. Ketiga mengantar jenazah.
Keempat memenuhi undangan. Kelima mendo’akan orang yang bersin.”
(Muttafaq ‘Alaih) - Dari Sahl bin Hanif bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
meminta mati syahid kepada Allah dengan jujur, pasti akan Allah
sampaikan ia ke tingkat para syuhada sekalipun mati di atas tempat
tidur.”
(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah) - Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap
anggota badan manusia wajib atasnya sedekah, setiap hari bila terbit
matahari engkau damaikan antara dua orang yang berselisih, itu adalah
sedekah dan menolong orang berkenaan dengan kendaraannya, engkau
mengangkatnya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya,
itu adalah sedekah dan setiap langkah untuk shalat adalah sedekah.
Dan menyingkirkan sesuatu rintangan dari jalan adalah sedekah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdillah bin ‘Amr bin Al-’Ash ra. bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Barangsiapa yang memiliki empat sifat maka ia munafik murni
dan barangsiapa memiliki satu darinya, berarti ia mempunyai satu
sifat munafik, yaitu jika diberi amanat ia berkhianat, bila bicara ia
dusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika bersengketa ia
membongkar rahasia terdahulu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Orang yang terbaik dari antaramu ialah orang yang
mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.”
(Bukhari) - Dari Anas r.a. berkata, Nabi saw masuk masjid tiba-tiba beliau
menemukan tali yang terulur di antara dua tiang. Nabi saw bertanya,
“Tali apakah ini?” Jawab orang banyak, “Tali kepunyaan Zainab kalau ia
merasa capai berdiri shalat, ia berpegangan dengannya.” Maka Nabi
saw bersabda, “Lepaskan tali itu. Hendaklah shalat dilakukan dalam
keadaan tangkas, cekatan dan apabila letih (mengantuk) hendaklah
tidur.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jika
mengantuk salah seorang dari kamu dalam mengerjakan shalat hendaklah
ia tidur sehingga hilang rasa kantuknya. Sesungguhnya jika seseorang
mengerjakan shalat dengan mengantuk, jangan-jangan ia akan membaca
istighfar lalu mengigau mengumpat dirinya sendiri.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Biarkanlah
selama aku membiarkan kamu dalam kebebasanmu. Maka sesungguhnya
penyebab kebinasaan umat terdahulu sebelummu adalah karena mereka
banyak bertanya dan menyalahi Nabi-nabi mereka. Maka apabila aku
mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara itu dan jika
aku perintahkan sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat tenagamu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah
seorang dari kamu mengharap-harapkan maut disebabkan oleh penderitaan
yang dialaminya maka jika harus terpaksa berkata, ucapkanlah,
ALLAAHUMMA AHYINII MAAKAANATIL HA AATU KHAIRAN LII WA TAWAFFANII
IDZAA KAANATIL WAFAATU KHAIRAN LII (Ya Allah, hidupkanlah aku selama
hidup ini lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila mati itu lebih
baik bagiku).”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Ketika selesai perang
Hunain, Rasulullah saw mengutamakan pembagian ghanimah kepada
beberapa orang terkemuka dari bangsa Quraisy yang baru masuk Islam
maka diberikan seratus unta kepada al-Aqra’ bin Habis dan seratus
ekor unta untuk Uyainah bin Hishn dan beberapa orang lainnya dari
pemuka bangsa Quraisy sehingga ada seseorang berkata, “Demi Allah,
pembagian ini tidak adil dan tidak karena Allah.” Ibnu Mas’ud berkata,
“Demi Allah, akan saya sampaikan perkataan itu kepada Rasulullah
saw.” Maka saya segera pergi memberitahukan hal itu kepada Rasulullah
saw, kemudian beliau berkata, “Siapakah yang adil, jika Allah dan
Rasulullah dianggap tidak adil?” Kemudian beliau berdoa, “Semoga
Allah tetap merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh gangguan
lebih banyak dari ini tetapi sabar.” Ibnu Mas’ud berkata, “Saya
pasti tidak akan menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada
Rasulullah saw sesudah kejadian ini.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Sulaiman bin Shurad r.a. berkata: ketika saya duduk bersama
Rasulullah saw, tiba-tiba ada dua orang saling memaki sedang salah
satu telah merah wajahnya dan tegang pula urat lehernya maka
Rasulullah saw bersabda, “Saya mengetahui suatu kalimat yang apabila
kalimat itu dibaca, pasti hilang apa yang dirasakannya yaitu
A’UDZUBILLAAHI MINASYSYAITHOONIR RAJIIM.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Akan terjadi sepeninggalku sifat monopoli (mementingkan diri sendiri)
dan beberapa kemungkaran.” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
bagaimana pesan tuan kepada kami menghadapi hal itu?” Nabi saw
bersabda, “Tunaikanlah kewajibanmu dan mintalah kepada Allah untuk
mendapatkan hakmu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Telah ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang dahulu hingga aku
melihat seorang Nabi dengan rombongan yang kecil dan ada Nabi yang
mempunyai pengikut satu dua orang bahkan ada Nabi yang tidak ada
pengikutnya. Tiba-tiba terlihat olehku rombongan yang besar, saya
kira itu umatku maka diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa dan
kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana
aku melihat rombongan yang besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah
umatmu dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk
surga tanpa perhitungan (hisab).” Setelah itu Nabi bangun dan masuk
ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan orang-orang
yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat,
“Mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw.” Ada pula yang
berpendapat, “Mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah
mempersekutukan Allah.” dan berbagai pendapat lainnya yang mereka
sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali dan bertanya, “Apa yang
sedang engkau bicarakan?” Mereka memberitahukan segala pembicaraan
mereka maka Rasulullah saw bersabda, “Mereka yang tidak pernah
menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan
perantaraan burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri
(tawakal). Maka bangunlah ‘Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, “Ya
Rasulullah, doakan semoga Allah memasukkan aku dari golongan mereka.”
Nabi saw menjawab, “Engkau termasuk golongan mereka.” Kemudian berdiri
orang lain, izin dan berkata, “Doakan semoga Allah menjadikan aku
dari golongan mereka.” Nabi saw menjawab, “Engkau telah didahului
oleh ‘Ukkasyah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika Nabi saw masuk ke rumah kami
bertepatan dengan adanya seorang wanita maka Nabi saw bertanya,
“Siapakah wanita itu?” Jawab ‘Aisyah, “Ini Falunah yang terkenal
ibadah shalatnya banyak sekali.” Maka Nabi saw bersabda, “Ah (kata
yang menyatakan kurang senang), hendaklah ia mengerjakan menurut
kadar kemampuannya dengan tidak memaksakan diri maka Allah tidak akan
jemu (bosan) menerima amalmu sehingga kamu sendiri yang jemu beramal
dan perilaku agama yang disukai Allah ialah yang dikerjakan
terus-menerus.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan
tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah kepadaku adalah
bagaikan hujan yang turun ke bumi. Ada tanah yang subur menerima air
dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak dan ada yang keras
tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Demikianlah contoh orang yang mengerti agama Allah lalu belajar dan
mengajar dan orang yang tidak dapat menerima sama sekali petunjuk
ajaran Allah yang diutuskan kepadamu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat
beliau bertanya, “Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?” Dijawab oleh
seseorang, “Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah.” Maka
Nabi saw bersabda, “Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu
bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena
Allah? dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang
mengucapkanLAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid Haritsah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Seseorang dihadapkan di hari kiamat kemudian
dilemparkan ke dalam neraka maka keluar usus perutnya lalu
berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang berputar di sekitar
penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka padanya sambil bertanya,
“Hai Fulan, mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu yang
menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran?” Jawabnya, “Benar, aku
dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan dan
mencegah kemunkaran tetapi saya kerjakan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Siapa
yang merasa pernah berbuat aniaya terhadap saudaranya baik menyangkut
kehormatan, harta atau lainnya hendaklah ia segera meminta halal
(maaf)nya sekarang juga sebelum datang suatu hari yang ketika itu
tidak ada harta dinar atau dirham. Jika ia mempunyai amal shaleh maka
akan diambil menurut penganiayaannya dan jika tidak mempunyai
hasanat (kebaikan) maka akan diambilkan dari kejahatan orang yang
dianiaya untuk ditangguhkan kepadanya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Perumpamaan orang-orang Mu’min dalam cinta mencintai, kasih mengasihi
dan rahmat merahmati adalah bagaikan satu badan, apabila salah satu
anggotanya menderita sakit maka menjalarkan penderitaan itu ke
seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan panas.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Orang
yang menyantuni janda dan orang miskin adalah bagaikan orang yang
berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang yang tidak pernah
berhenti puasa dan bagun shalat malam.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Jundub bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan
mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan membalas riya’nya itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Tinggalkan tujuh dosa yang akan membinasakan.” Sahabat bertanya,
“Apakah itu, ya Rasulullah?” Nabi saw menjawab, “Menyekutukan Allah,
Sihir (tenung), membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya
kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan
diri pada waktu perang, menuduh wanita Mu’minat yang sopan dengan
tuduhan berzina.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang
perempuan disiksa karena kucing yang dikurungnya hingga mati maka ia
dimasukkan ke dalam neraka disebabkan ia tidak memberi makan dan minum
ketika mengurungnya dan tidak pula melepaskannya agar memakan
binatang-binatang melata di bumi.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Mencaci
maki seorang Muslim adalah fasiq (melanggar agama) dan memerangi
seorang Muslim adalah kafir.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa menuduh hamba sahayanya berzina maka ia akan dihukum dera
pada hari kiamat kecuali jika benar tuduhannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw berjalan melalui dua
kuburan maka beliau bersabda, “Sesungguhnya kedua orang dalam kubur
ini sedang disiksa padahal keduanya tidak disiksa karena perkara yang
besar. Adapun yang satu maka ia biasa berjalan mengadu domba sedang
yang kedua tidak menyelesaikan kencingnya (tidak membersihkan bekas
kencingnya)
(Bukhari – Muslim) - Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa percaya kepada Allah dan hari kemudian hendaklah ia
berkata baik atau diam.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa r.a. berkata: Saya bertanya, “Ya Rasulullah siapakah
diantara kaum Muslimin yang paling utama?” Nabi saw menjawab, “Siapa
yang selamat semua orang Islam dari (kejahatan) LIDAH DAN
TANGANNYA.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sungguh
ada kalanya seorang hamba berbicara sepatah kata yang tidak
diperhatikan maka tiba-tiba ia tergelincir ke dalam neraka oleh sebab
kalimat itu, lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.”
(Bukhari – Muslim) - “Tiga hal yang apabila seseorang berada di dalamnya akan merasakan
manisnya iman. Pertama apabila orang itu mencintai Allah dan
Rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang lain.”
(Muttafaq ‘alaih) - “Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, tidak sempurna iman
seseorang di antara kamu sampai aku lebih dicintai olehnya melebihi
bapak dan anaknya.”
(Muslim) - “Barangsiapa yang berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya,
sehat tubuhnya, ada yang akan dimakan hari itu maka sepertinya dunia
telah digiring kepadanya dengan segala isinya.”
(Tirmidzi) - “Bila kamu hendak tidur, berwudhulah kamu sebagaimana kamu
berwudhu untuk shalat dan miringkanlah badanmu pada sisi sebelah
kanan.”
(Muttafaq ‘alaih) - Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw ketika menjelang
tidur beliau berdoa, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan
dan menjaga kita serta mencukupi segala kebutuhan kita betapa banyak
orang yang tidak tercukupi kebutuhannya dan tidak punya tempat
tinggal.”
(Muslim) - Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak
akan masuk surga orang yang dihatinya ada setitik kesombongan.”
(Muslim) - Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Ketika seseorang berjalan dengan sombongnya dan takjub kepada dirinya
sendiri dan dengan rambut yang disisir, berlagak dalam jalannya maka
Allah tiba-tiba membenamkannya ke tanah sehingga turun dan tenggelam
sampai hari kiamat.”
(Muttafaq ‘alaih) - “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah
dia menghormati tamunya, hak tamu sebagai hadiah adalah sehari
semalam. Dan hak orang bertamu itu selama tiga hari, selebihnya
adalah sedekah. Dan tidak boleh melakukan sesuatu yang membuat kesal
tuan rumah.”
(Bukhari) - “Senyumanmu ketika bertemu saudaramu adalah sedekah.”
(Tirmidzi) - Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw pernah melihat sahabat
memakai cincin emas, lalu beliau mencopot dan membuangnya, lalu
berkata, “Seseorang di antara kalian telah memasang bara api neraka
ditangannya.”
(Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Demi
Allah, aku mohon ampun dan bertobat lebih dari tujuh puluh kali dalam
sehari.”
(Bukhari) - “Orang yang kikir adalah orang yang apabila aku disebut dihadapannya, orang itu tidak mau bershalawat kepadaku.”
(Tirmidzi) - “TIdak berkumpul satu kaum dalam majelis dan tidak disebut di
dalamnya nama Allah serta tidak bershalawat kepada nabinya kecuali
ditimpakan kepada mereka kebohongan. Kalau Allah menghendaki mereka
akan disiksa dan kalau Dia berkehendak mereka diampuni.”
(Tirmidzi) - Dari Mu’adz r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus saya sebagai
gubernur di negeri Yaman maka Rasulullah saw berpesa kepadaku, “Engkau
akan menghadapi kaum ahli kitab maka ajaklah mereka kembali kepada
kalimat Syahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku adalah
Rasulullah. Jika mereka telah menurut kepada ajakan itu,
beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka mengerjakan
shalat lima kali sehari semalam dalam lima waktu. Jika mereka telah
taat, beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan mereka mengeluarkan zakat
(sedekah) yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada
fakir miskin. Jika mereka telah menaati itu maka berhati-hatilah kamu
dari kekayaan mereka terutama yang benar-benar mereka sayangi dan
takutlah kamu dari doa orang yang teraniaya karena tidak ada dinding
antara doa itu dengan Allah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Humaid (Abdurrahman) bin Sa’ad Saldy r.a. berkata:
Rasulullah saw mengangkat Ibnu al-Lutbiyah dari suku al-Azd untuk
mengumpulkan zakat dan ketika ia telah kembali kepada Rasulullah, ia
berkata, “Yang ini untukmu dan yang ini saya terima sebagai hadiah
dari orang-orang.” Maka Rasulullah saw segera naik ke atas mimbar dan
setelah memuji syukur kepada Allah, beliau berkata, “Amma ba’du,
adapun saya mengangkat seseorang untuk suatu tugas yang diberikan.
Ini bagianmu dan ini saya sendiri telah mendapat hadiah dari
orang-orang. Mengapakah ia tidak duduk-duduk saja di rumah ibu atau
ayahnya sehingga datang hadiah itu kepadanya jika memang benar-benar
demikian. Demi Allah tidak ada seorang yang mengambil sesuatu yang
bukan haknya kecuali pasti akan dipikulnya di hari kiamat. Maka saya
akan ketahui seseorang yang memikul unta atau lembu atau kambing yang
mengembik.” Kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya
sehingga terlihat putih ketiaknya sambil bersabda, “ALLAHUMMA HAL
BALLAGHTU (Ya Allah, saya telah menyampaikan).”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jika
salah seorang kamu mengerjakan shalat mengimami orang banyak maka
hendaklah ia meringankan karena mungkin diantara makmum ada orang
lemah, orang sakit atau orang tua dan apabila melaksanakan shalat
sendirian maka bolehlah memanjangkan sesukanya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang
Muslim adalah saudara bagi sesama Muslim yang lain; tidak boleh
menganiaya atau membiarkan dianiaya. Dan barangsiapa memenuhi hajat
saudaranya maka Allah akan melaksanakan hajatnya. Dan barangsiapa
membebaskan kesusahan seorang Muslim maka Allah akan membebaskannya di
hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim maka Allah
akan menutupi aibnya di hari kiamat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa melapangkan suatu kesukaran dunia pada seorang Mukmin
maka Allah akan baginya kesukaran hari kiamat. Dan barangsiapa
meringankan kemiskinan seorang miskin maka Allah akan meringankan
baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi aib orang
Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah
akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Dan
barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidak berkumpul suatu kaum dalam
Baitullah (masjid untuk membaca dan mempelajari kitab Allah
melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan dan diliputi rahmat,
dikerumuni Malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di depan para
Malaikat-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amal perbuatannya maka
tidak dapat dipercepat oleh nasab (tidak lekas naik derajatnya).”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak
dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunat ketika suaminya di rumah
melainkan dengan izin suaminya. Dan tidak boleh bagi istri
mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya melainkan dengan izin
suaminya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Kamu
sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya mengenai
kepemimpinanmu. Imam (Penguasa) adalah pemimpin dan akan ditanya
mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya
dan bertanggung jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah
pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas
kepemimpinannya. Pelayan (buruh) adalah pemeliharaharta majikannya
dan akan ditanya mengenai pemeliharaannya. Maka kamu sekalian adalah
pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash r.a. berkata: Ada seseorang
datang menghadap kepada Rasulullah saw dan berkata, “Saya berbai’at
kepadamu, ya Rasulullah, untuk berhijrah dan berjihad dengan
mengharap pahala dari Allah.” Rasulullah saw bertanya, “Apakah ada
yang masih hidup salah seorang dari ayah bundamu?” Orang itu menjawab,
“Bahkan keduanya masih hidup.” Rasulullah saw bersabda, “Engkau
mengharap pahala dari Allah?” Orang itu menjawab, “Ya.” Nabi saw
bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan perbaikilah
pelayananmu kepada keduanya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk
bagaikan pembawa misk (kasturi) dan peniup api. Maka pembawa misk itu
ada kalanya memberi kepadamu atau engkau memberi kepadanya atau
engkau mendapat bau harum daripadanya. Adapun peniup api maka kalau
tidak membakar pakaianmumaka kau akan mendapatkan bau busuk
daripadanya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,”Aku
diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka mengakui bahwa
tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan sesungguhnya kecuali Allah
dan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah, menegakkan shalat
dan mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka telah mengerjakan semua
itu, berarti telah terjamin daripadaku darah dan harta mereka kecuali
karena kewajiban Islam dan perhitungan mereka terserah kepada
Allah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw duduk di
atas mimbar dan kami duduk di sekitanya kemudian Nabi saw bersabda,
“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan sepeninggal aku nanti
adalah terbuka lebarnya atas kamu kemewahan dan keindahan dunia.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Lihatlah
kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang
yang berada di atasmu karena yang demikian itu lebih layak supaya
kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, “Tangan
yang di lebih baik dari tangan yang di bawah dan dahulukan dalam
bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu.
Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih menyisakan kekayaan.
Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara
kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang
ada maka Allah akan mencukupinya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Umar r.a. berkata: “Saat kami duduk dekat Rasulullah saw di
suatu hari maka tiba-tiba tampaklah oleh kami seorang laki-laki
memakai pakaian sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak
terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam perjalanan dan tidak
seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka duduklah ia dihadapan
Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi saw lalu
meletakkan tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, “Hai
Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam!” Maka jawab Rasulullah
saw, “Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan
sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan
zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah
(Mekkah) jika engkau kuasa menjalaninya.” Berkata orang itu, “Benar.”
Kami heran, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya. Maka
bertanyalagi orang itu, “Beritahukanlah padaku tentang Iman.” Jawab
Nabi saw, “Engkau beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada
Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Qiamat dan
beriman kepada Qadar baik dan yang buruk.” Berkatalah orang itu,
“Benar.” Bertanya lagi orang itu, “Maka beritahukanlah padaku tentang
Ihsan.” Jawab Nabi, “Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah
seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat
melihat-Nya maka sesungguhnya ia melihat engkau.” Tanya orang itu lagi,
“Beritahukanlah aku tentang hari Qiamat.” Jawab Nabi, “Orang yang
ditanya tidak lebih tahu dari si penanya.” Tanya orang itu lagi,
“Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya.” Jawab Nabi, “Diantaranya
jika seorang hamba telah melahirkan majikannya dan jika engkau melihat
orang yang tadinya miskin papa, berbaju compang-camping, sebagai
penggembala kambing sudah berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan
bangunan.” Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak
kemudian Nabi saw berkata, “Wahai Umar tahukah engkau siapa yang
bertanya tadi?” Jawabku, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi
saw berkata, “Dia itu Jibril datang kepada kalian mengajarkan tentang
agama kalian.”
(Muslim) - Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud r.a. berkata: Bersabda
Rasulullah saw dan dialah yang selalu benar dan dibenarkan,
“Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya
empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama
itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi gumpalan seperti
sekerat daging selama itu juga, kemudian diutus kepadanya Malaikat
maka ia meniupkan roh padanya dan ditetapkan empat perkara,
ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, ia celaka atau bahagia. Maka
demi Allah yang tiada Tuhan selain dari pada-Nya, sungguh seorang di
antara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga sehingga tidak
ada antara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah
atasnya takdir Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun
masuk neraka.” Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan
pekerjaan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali
sehasta saja maka dahululah ketentuan Allah atasnya, lalu ia
melakukan pekerjaan ahli syurga maka iapun masuk ke dalam syurga.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ummil Mu’minin, ibunya Abdillah, Aisyah r.a. berkata: “Telah
bersabda Rasulullah saw, “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu
yang baru (bid’ah) dalam urusan (agama) kami ini, yang tidak kami
perintahkan maka hal itu ditolak.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abi Abdillah An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Sungguh sesuatu yang halal itu jelas dan yang haram
itu jelas, antara keduanya ada hal yang samar-samar (syubhat) yang
kebanyakan manusia tidak tahu. Maka siapa yang menjaga dirinya dari
syubhat itu maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya dan
siapa yang melakukan perkara syubhat itu maka ia jatuh dalam perkara
haram seperti penggembala di sekeliling tanah larangan (milik orang),
lambat laun ia akan masuk ke dalamnya. Ingatlah setiap raja ada
larangannya. Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa-apa yang
diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging,
jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya dan jika ia rusak maka
rusaklah jasad seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Agama itu adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa ya
Rasulullah?” Rasulullah saw bersabda, “Bagi Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya, Imam-imam Muslimin dan bagi Muslimin umumnya.”
(Muslim) - Dari Abi Hurairah Abdir-Rahman bin Shakhr r.a. berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah saw bersabda, “Apa-apa yang telah kami larang
untukmu maka jauhilah dan apa-apa yang telah kami perintahkan kepadamu
maka kerjakanlah sebisamu. Celakanya orang-orang sebelum kamu adalah
karena banyak pertanyaan dan perselisihan terhadap Nabi-nabi mereka
(tidak mau taat dan patuh).”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah
saw dan kesayangannya berkata: Aku telah hafal sabda dari Rasulullah
saw, “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, kerjakan apa-apa
yang tidak meragukan kamu.”
(Tirmidzi – Nasa’i) - Dari An-Nawas bin Sam’an r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang
meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam
melakukan hal itu.”
(Muslim) - Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah memaafkan – karenaku – dari ummatku
amal-amal yang khilaf, lupa dan yang dipaksakan atas mereka.”
(Ibnu Majah – Baihaqi-dll) - Dari Abi Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi r.a. berkata: Seorang
laki-laki datang kepada Nabi saw dan berkata, “Wahai Rasulullah!
Tunjukkilah aku pada suatu amal yang jika aku kerjakan, aku dicintai
Allah dan dicintai manusia. Maka Rasulullah saw bersabda, “Zuhudlah
engkau akan dunia, pasti Allah mencintai engkau. Zuhudlah engkau akan
apa yang ada pada manusia, pasti manusia mencintai engkau.”
(Ibnu Majah-dll) - Dari Abi Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mewajibkan
beberapa kewajiban maka janganlah kamu meninggalkannya dan telah
menentukan beberapa batas maka janganlah kamu melampauinya dan telah
mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu melanggarnya dan Ia
telah diam dari beberapa perkara sebab rahmat bagimu bukan karena
lupa maka janganlah kamu mempersoalkannya.”
(Ad-Daruquthni-dll) - Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari r.a. dari Nabi saw yang diriwayatkan
dari Allah Azza wajalla: Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah
berfirman, “Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku haramkan perilaku zhalim
atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram maka janganlah kamu
saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat kecuali orang yang
telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk kepada-Ku,
pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar kecuali
yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada-Ku,
pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang
kecuali yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta pakaian
kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh
kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa
itu semua maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni
kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian tidak dapat membinasakan Akudan
kalian tidak dapat memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-Ku! Jika
orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu, manusia dan jin
semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling taqwa diantaramu,
hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai hamba-Ku!
Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin
seluruhnya, mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu
tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika
orang terdahulu dan terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya,
mereka berada di bumi yang satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku
berikan setiap orang permintaannya, hal itu tidaklah mengurangi apa
yang ada pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum dimasukkan ke laut.
Hai hamba-Ku Sungguh itu semua amal perbuatanmu. Aku catat semuanya
bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya. Maka barangsiapa mendapat
kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa mendapat
selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
(Muslim) - Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang
baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang
Mu’min dengan apa yang telah diperintahkan kepada Rasul-rasul maka
Allah telah berfirman, “Hai Rasul-rasul! Makanlah dari segala sesuatu
yang baik dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik.” Allah
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Makanlah dari apa yang
telah Kami rizkikan padamu.” Kemudian beliau menceritakan seorang
lelaki yang telah jauh perjalanannya, rambutnya kusut penuh debu. Dia
berkata: Wahai Rabbi, Wahai Rabbi sedang makanannya haram,
pakaiannya haram dan kenyang dengan barang haram maka bagaimana akan
diterima do’anya?
(Muslim) - Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw berkata: Bahwa
Allah berfirman, “Barangsiapa memusuhi orang yang setia pada-Ku,
sesungguhnya Aku telah menyatakan PERANG terhadapnya dan tidaklah
beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku sukai seperti jika ia
melakukan kewajiban yang Ku perintahkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku
bertaqarrub kepada-Ku dengan sunnah hingga Aku mencintainya dan jika
Aku mencintainya, jadilah Aku sebagai telinganya untuk mendengar dan
sebagai matanya untuk melihat dan sebagai tangannya untuk berjuang
dan sebagai kakinya untuk berjalan dan jika ia minta kepada-Ku pasti
Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku
memberi perlindungan kepadanya.”
(Bukhari) - Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah Ta’ala
berfirman, “Wahai anak Adam! Selagi engkau meminta dan berharap
kepada-Ku, maka Aku akan ampunkan segala dosa yang telah terlanjur dan
tidak Aku perdulikan lagi. Wahai anak Adam! Walaupun dosamu sampai
setinggi langit kemudian meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku memberi
ampun kepadamu. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan
dosa sepenuh isi bumi tetapi engkau tidak sekutukan sesuatu yang lain
dengan-Ku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan sepenuh bumi
pula.”
(Tirmidzi) - “Hai segenap manusia, sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan dan
sambunglah tali persaudaraan (silahturrahmi) serta shalatlah di kala
manusia tidur di kegelapan malam, niscaya kamu akan masuk surga
dengan penuh kesejahteraan.”
(Tirmidzi) - Dari Abu Hurairah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw,
bagaimana bangunan surga itu? Beliau menjawab, “Terbuat dari batu bata
perak dan emas, sedang perekatnya adalah kesturi yang sangat wangi,
bebatuannya dari mutiara dan permata yaqut, sedang debunya adalah
za’faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang memasukinya, ia akan
senang, tidak pernah susah dan akan kekal tidak pernah mati,
pakaiannya tidak pernah kumal dan masa mudanya tidak pernah sirna.”
(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata Nabi saw bersabda, “Barangsiapa
memberi infaq kepada dua orang isteri di jalan Allah maka ia akan
diseru di surga, ‘Hai Abdullah, ini adalah suatu kebajikan.’ Jika ia
termasuk orang yang tekun shalat maka ia akan diseru dari Pintu
Shalat. Apabila ia ahlul jihad maka akan diseru dari Pintu Jihad.
Jika ia orang yang suka bersedekah maka ia akan dipanggil dari Pintu
Sedekah. Begitu pula jika ia tergolong orang yang rajin shaum maka
akan diseru dari Pintu Rayyaan.” Kemudian Abu Bakar r.a. berkata,
“Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang diseru dari pintu-pintu ini
karena darurat. Adakah seseorang yang dipanggil dari seluruh pintu
tersebut?” Rasulullah saw menjawab, “Ya dan aku berharap engkau salah
satunya.”
(Muslim) - Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Pada
hari kiamat aku datang mengetuk pintu surga. Kemudian penjaganya
(malaikat) bertanya, ‘Siapakah engkau?’ ‘Muhammad’ jawabku. Lalu
malaikat itu berkata, “Aku dilarang oleh Allah untuk membuka pintu
surga ini kepada siapapun sebelum engkau.’”
(Muslim) - Dari Abu Musa Al Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya perumpamaanku dengan apa yang kubawa dari Allah adalah
laksana seorang lelaki yang mendatangi suatu kaum. Laki-laki tersebut
berkata, ‘Aku melihat tentara dengan mataku. Dan sesungguhnya aku
adalah pemberi peringatan yang berterus-terang. Maka taatilah.’
Sekelompok kaum ada yang menaatinya dan mereka pergi sehingga mereka
selamat. Sementara sekelompok yang lain diam di tempatnya sehingga
diserang musuh dan hancur binasa. Kelompok yang pertama seperti orang
yang menaati aku, sedangkan kelompok kedua seperti orang yang tidak
menaatiku.”
(Muslim) - “Barangsiapa yang mati tidak berperang dan tidak terlintas di
hatinya untuk ikut berperang maka ia mati membawa sifat kemunafikan.”
(Muslim) - Dari Usman bin ‘Affan r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu’
dengan sempurna dan shalat dengan khusyu’, sambil memelihara
ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama
tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”
(Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Ketika
Allah menciptakan makhluk, Ia menulis di buku (catatan) sementara di
sisi-Nya di atas ‘Arasy-Nya, ‘Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.’”
(Muttafaq ‘Alaih) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sekiranya seorang mukmin mengetahui siksaan Allah, niscaya tidak
seorang pun yang tamak terhadap surga-Nya. Dan seandainya seorang
kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya ia tidak putus asa dari
surga-Nya.”
(Muslim) - Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga
ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa;
Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya
dipakai untuk apa dan dari mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya
yang sehat dimanfaatkan untuk apa.”
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan) - Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jika
Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka Allah menyegerakan
siksaannya di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan bagi
hamba-Nya maka Ia menangguhkannya sampai pada hari kiamat nanti.”
(Tirmidzi) - “Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah sebagai orang yang baik baik maka Ia memberikannya pemahaman dalam agama.”
(Bukhari – Muslim dan Ibnu Majah) - “Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling sangat gigih dalam permusuhan.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Mukmin
yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan
orang yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik terhadap
keluarganya.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai) - Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: “Aku bertanya, “Wahai
Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan
aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!” Rasulullah saw menjawab,
‘Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang sebenarnya
mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk
menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa
menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar
zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah.’ Kemudian
beliau bersabda, ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu
kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau
kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam.’ Lalu
Rasulullah saw membaca ayat betikut: ‘Lambung mereka renggang dari
tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut
dan penuh harap serta menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan
untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikamat) yang sedap dipandang mata
sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’ (As Sajdah
16-17). Lalu beliau bersabda, ‘Tidakkah kau kuberitahukan tentang
pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?’ Aku menjawab, “Tentu,
wahai Rasulullah!” Maka beliau berkata, ‘Pokok segala perkara ialah
Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!’ ‘Tiadakah kau
kuberitahu tentang penopang semuanya itu?’ tanya beliau lagi. “Ya,”
jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda,
‘Peliharalah ini!’ Kemudian aku bertanya, “Wahai Nabiyullah, apakah
kita akan disiksa karena pembicaraann kita?” Maka Rasulullah saw
bersabda, ‘Hai … ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung)
manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa-dosa dari
tergelincirnya lidah-lidah mereka?’”
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih) - Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda kepada
Bilal, “Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal apa yang paling banyak
mengandung harapan yang telah kau kerjakan dalam Islam. Aku
mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga.” Bilal menjawab,
“Aku tidak mengerjakan amalan yang istimewa, selain melakukan shalat
setiap usai wudhu di siang dan di malam hari. Suatu shalat yang
ditetapkan untuk aku lakukan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Ketika kami sedang bersama
Rasulullah saw maka tampillah Bilal untuk adzan.” Selesai Bilal adzan,
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengucapkan kalimat ini dengan
yakin, ia pasti masuk surga.”
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah) - Dari Abu Said Al Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Jika kalian mendengar muadzin maka ikutilah apa yang diucapkannya.”
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah) - Dari Rabi’ah bin Ka’ab r.a. berkata, “Aku pernah bermalam bersama
Rasulullah saw. Ketika aku membawakan air wudhu dan kebutuhan
lainnya, beliau bertanya, ‘Tiadakah engkau bertanya kepadaku?’ Maka
aku menjawab, ‘Aku meminta supaya aku menjadi temanmu di surga.’
Beliau bertanya lagi, ‘Tidak meminta yang lain?’ ‘Tidak,’ jawabku.
Maka beliau bersabda, ‘Perbanyaklah sujud.’”
(Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Amal
manusia yang pertama kali dihisab ialah shalat.” Allah berfirman
kepada malaikat – meskipun sebenarnya Dia telah mengetahui —
“Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau kurang?” Jika sempurna
maka tulislah sempurna. Bila kurang, Allah berfirman, “Lihatlah
shalat sunnahnya, bagaimana?” Bila si hamba rajin shalat sunnah saat
di dunia maka Allah berfirman, “Tambahkanlah shalat fardhunya dengan
shalat sunnahnya!” Kemudian malaikat melakukannya.
(Abu Daud) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang
laki-laki pernah mengunjungi saudaranya di sebuah kampung. Maka Allah
mengutus malaikat untuk memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat
bertanya, ‘Mau kemana kau?’ Ia menjawab, ‘Aku akan mengunjungi
saudaraku di kampung ini.’ Malaikat bertanya, ‘Apakah karena ada
kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?’ Ia menjawab,
‘Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah.’ Lalu malaikat berkata,
‘Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan kepadamu bahwa Allah
mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.’”
(Muslim) - Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah
seseorang masuk surga ingin kembali ke dunia dan dia tidak mempunyai
sesuatu pun di dunia kecuali orang yang syahid. Ia mengharap dapat
kembali ke dunia untuk berperang dan terbunuh sampai sepuluh kali
karena kemuliaan yang ia peroleh.”
(Bukhari – Muslim dan Tirmidzi) - Dari Ubadah bin Shamit r.a. beerkata: Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, Maha Tunggal Ia,
tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,
Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, sedang surga itu hak dan neraka itu
hak maka Allah memasukkan ia ke surga sesuai dengan amalnya di
dunia.” Ubadah menambahkan, “Masuk surga dari pintunya yang delapan
sekehendaknya.”
(Bukhari – Muslim. Lafazhnya dari Bukhari) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, kami berlayar di laut dan kami hanya
membawa air sedikit, jika kami memakai air itu untuk berwudhu’ maka
kami akan kehausan; bolehkah kami berwudhu’ dengan air laut?”
Rasulullah saw menjawab, “Air laut itu suci lagi menyucikan,
bangkainya halal dimakan.”
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih) - Rasulullah saw bersabda, “Cara mencuci bejana seorang dari kamu,
apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya
hendaklah dicampur dengan tanah.”
(Muslim) - Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak
dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu kurang berkah.”
(Abu Daud) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw suka mendahulukan
anggota kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci dan dalam
segala halnya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Busrah binti Shafwan, sesungguhnya Nabi saw berkata,
“Laki-laki yang menyentuh zakarnya (kemaluannya) janganlah shalat
sebelum ia berwudhu.”
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini) - Rasulullah saw berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy, “Apabila
datang haidh itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat dan apabila
habis haidh itu, hendaklah engkau mandi dan shalat.”
(Bukhari) - Dari ‘Atha bin Yasar, dari Abu Sa’id Al-Khudri berkata: Ada dua
orang laki-laki dalam perjalanan, lalu datang waktu shalat sedangkan
air tidak ada, lantas keduanya bertayammum dengan debu yang suci dan
shalat, kemudian keduanya memperoleh air dan waktu shalat masih ada.
Seorang diantara keduanya lantas berwudhu’ dan mengulang shalatnya
dan yang lain tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah saw
dan diterangkannyalah kejadian itu kepada Rasulullah saw. Beliau lalu
berkata kepada orang yang tidak mengulang shalat, Benar engkau dan
shalatmu sah” dan kepada orang yang mengulang shalat dengan berwudhu’
beliau berkata, “Bagimu ganjarannya dua kali lipat.”
(Nasa’i dan Abu Daud) - Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memberi makanan bagi orang
yang puasa, maka ia mendapat ganjaran sebanyak ganjaran orang yang
puasa itu, tidak kurang sedikit pun.”
(Tirmidzi) - Dari Anas: Ditanyakan orang kepada Rasulullah saw, “Apakah sedekah
yang lebih baik?” Rasulullah saw menjawab, “Sedekah yang paling baik
ialah sedekah pada bulan Ramadhan.”
(Tirmidzi) - Dari Abu Ayyub: Rasulullah saw berkata, “Barangsiapa puasa dalam
bulan Ramadhan, kemudian ia puasa enam hari dalam bulan Syawal adalah
seperti puasa sepanjang masa.”
(Muslim) - Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw telah berkata dalam pidato
beliau, “Hai manusia! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu
mengerjakan ibadat haji maka hendaklah kamu kerjakan.” Seorang
sahabat bertanya, “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau diam
tidak menjawab dan yang bertanya itu mendesak sampai tiga kali.
Kemudian Rasulullah saw berkata, “Kalau saya menjawab ‘ya’, sudah
tentu menjadi wajib setiap tahun, sedangkan kamu tidak akan kuasa
mengerjakannya, biarkanlah apa yang saya tinggalkan (artinya jangan
ditanya karena boleh jadi jawabannya memberatkanmu).”
(Ahmad, Muslim dan Nasa’i) - Dari Ibnu ‘Abbas: Nabi saw telah berkata, “Hendaklah kamu
bersegera mengerjakan haji maka sesungguhnya seseorang tidak akan
menyadari suatu halangan yang akan merintanginya.”
(Ahmad) - Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah dengan niat.”
(Bukhari) - Dari Ibnu ‘Umar: Nabi saw bersabda, “Tidak boleh bagi perempuan
yang ihram memakai tutup kepala dan tidak boleh memakai sarung
tangan.”
(Bukhari dan Ahmad) - Dari Abu Hurairah: Bahwasanya Rasulullah saw pernah melewati suatu
onggokan makanan yang akan dijual, lantas beliau memasukkan tangan
beliau ke dalam onggokan itu, tiba-tiba jari beliau di dalamnya meraba
yang basah. Beliau keluarkan jari beliau yang basah itu dan berkata,
“Mengapakah ini?” Jawab yang mempunyai makanan, “Basah karena hujan
ya Rasulullah.”Beliau bersabda, “Mengapa tidak engkau taruh di
sebelah atas supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa yang mengecoh
maka ia bukan umatku.”
(Muslim) - Dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Seorang
muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali, seolah-olah ia telah
bersedekah kepadanya satu kali.”
(Ibnu Majah) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Ada
tujuh golongan yang bakal dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada
hari yang ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya yaitu
Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin beribadat kepada Allah; Orang
yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid; Dua orang yang
berkasih sayang karena Allah, baik di waktu berkumpul maupun
berpisah; Seorang lelaki yang diajak berbuat serong oleh wanita
bangsawan yang cantik kemudian ia menolak dan berkata, ‘Saya takut
kepada Allah’; Orang yang bersedekah dengan diam-diam; Orang yang
senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah ketika sendirian kemudian
mencucurkan air mata.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus kami ke
Huraqah pada suku Juhainah maka ketika kami sampai disana, pagi-pagi
kami menyerbu. Tiba-tiba aku dan seorang Anshar bertemu dengan
seorang dari mereka. Maka ketika kami telah mengepungnya, ia berkata,
“LAA ILAAHA ILLALLAAH.” Maka sahabatku orang Anshar itu menyuruh aku
menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku terus saja menikam
dengan tombakku sehingga matilah dia. Dan ketika kami telah kembali
ke Madinah, berita itu telah sampai kepada Rasulullah saw maka beliau
bertanya, “Hai Usamah, apakah engkau bunuh dia setelah ia
mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Jawabku, “Ya Rasulullah, ia
hanya akan menyelamatkan diri.” Rasulullah saw bertanya, “Apakah
engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Maka
Rasulullah saw mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku ingin
andaikan aku baru masuk Islam pada hari itu.
(Bukhari – Muslim) - Dalam riwayat lain: Rasulullah saw bertanya, “Apakah sesudah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’ masih juga engkau membunuhnya?” Jawabku, “Ya Rasulullah, ia berkata begitu mungkin hanya karena takut kepada senjataku.” Nabi saw bersabda, “Apakah sudah engkau belah dadanya sehingga engkau mengetahui dengan jelas, apakah ia berkata karena takut atau tidak.” Maka Rasulullah saw masih saja mengulang-ulang kalimat itu,sehingga aku ingin kiranya aku baru masuk Islam pada hari itu.
- Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Dapat
dipastikan atas manusia bagiannya dari zina yang pasti mengenainya
tanpa dapat dielakkan lagi. Dua mata zinanya adalah pandangan mata;
Dua telinga zinanya adalah mendengarkan; Lidah zinanya adalah
perkataan; Tangan zinanya adalah menampar; Kaki zinanya adalah
melangkah; Hati zinanya adalah menyukai dan mengharapkan. Semua
perzinaan itu, kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya.”
(Bukhari – Muslim) - Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Saya memberikan kuda kepada
seseorang dalam jihad fi sabilillah maka kuda itu disia-siakan oleh
orang yang saya beri itu. Lalu saya bermaksud membelinya kembali
dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya dengan harga murah. Maka
saya bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, “Jangan engkau membeli dan
jangan engkau menarik kembali sedekahmu, meskipun ia memberikan
kepadamu dengan harga satu dirham. Karena orang yang menarik kembali
sedekahnya bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jauhilah
olehmu buruk sangka karena buruk sangka sedusta-dusta berita.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu menawar barang hanya untuk menjerumuskan orang lain.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Ayyub r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak dihalalkan
bagi seorang Muslim memboikot (memusuhi) saudaranya sesama Muslim
lebih dari tiga hari. Keduanya berpapasan lalu yang satu berpaling
dan yang lain berpaling.Dan sebaik-baik keduanya ialah yang lebih
dahulu memberi salam.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Sa’id (Tsabit) bin adh-Dhahhak al-Anshari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan sesuatu agama
selain Islam, padahal ia sengaja berdusta maka ia tercatat sebagaimana
yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan
sesuatu (alat) maka ia akan disiksa dengan alat itu pula pada hari
kiamat. Dan tidak wajib atas seseorang melaksanakan nadzar terhadap
apa yang tidak dimilikinya. Dan melaknat seorang Mu’min sama artinya
dengan membunuhnya.”
(Bukhari – Muslim) Maksud hadits ini ialah apabila seseorang berkata, “Demi Allah, jika saya berdusta maka saya kafir,” padahal ia sengaja berdusta maka Allah akan mencatatnya seperti apa yang dikatakannya itu. - Anas r.a. berkata: Suatu hari Rasulullah saw berkhutbah. Belum
pernah aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah seperti itu. Maka
diantaranya Rasulullah saw bersabda, “Andaikan kamu mengetahui apa
yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak menangis.”
Seketika itu aku melihat sahabat-sahabat Nabi saw menutup mukanya
masing-masing sambil menangis terisak-isak.
(Bukhari – Muslim)
Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak. - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Akan
berpeluh manusia di hari kiamat hingga mengalir peluh mereka sampai
tujuh puluh hasta dan tenggelam mereka dalam peluhnya sendiri hingga
ke mulut dan telinga mereka.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Tiadalah seseorang dari kamu melainkan akan berhadapan dan ditanya
oleh Tuhan tanpa ada antaranya dengan Tuhan seorang juru bahasa. Maka
ia melihat ke sebelah kanannya tiada sesuatu pun kecuali amal
perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah kiri juga tidak
melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk dan ia
melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang di
hadapannya. Maka jagalah dirimu dari api neraka walau dengan
bersedekah separuh biji kurma.”
(Bukhari – Muslim) - ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Manusia akan
dihimpun pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang
dan masih kulup (belum berkhitan).” ‘Aisyah bertanya, “Ya Rasulullah,
apakah lelaki dan perempuan akan berkumpul dan masing-masing akan
melihat kepada yang lainnya?” Nabi saw menjawab, “‘Aisyah, suasana
pada hari itu jauh lebih berat dari sekadar sebagiannya mereka
memperhatikan sebagian yang lain.”
(Bukhari – Muslim) - Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku membonceng dibelakang
Rasulullah saw di atas himar, tiba-tiba beliau bertanya, “Hai Mu’adz,
tahukah engkau, apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba? Dan
apakah hak hamba yang akan diberikan oleh Allah?” Jawab Mu’adz,
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Maka Nabi saw bersabda, “Hak
Allah yang diwajibkan atas hamba adalah menyembah kepada-Nya dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba yang akan
diberikan Allah adalah tidak akan menyiksa orang yang tidak
menyekutukan-Nya.” Saya bertanya, “Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu kepada orang banyak?” Jawab Nabi saw, “Jangan, nanti mereka tidak mau berusaha.” - Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Kami bersama Rasulullah saw dalam qubah,
kurang lebih empat puluh orang maka Nabi saw bersabda, “Sukakah kamu
jika kamu menjadi seperempat dari ahli surga?” Jawab kami, “Ya.”
Bersabda Nabi saw, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya,
aku mengharap semoga kamu menjadi separuh dari penduduk surga. Yang
demikian itu karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh orang
Muslim, sedangkan kamu di tengah-tengah ahli syirik bagaikan rambut
putih di badan lembu hitam atau rambut hitam di kulit lembu merah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Amr bin ‘Auf r.a. berkata: Rasulullah mengutus Abu ‘Ubaidah
bin al-Jarrah r.a. ke Bahrain untuk menagih pajak penduduk. Kemudian
ia kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat banyak dan
kedatangan kembali Abu ‘Ubaidah itu terdengar oleh sahabat Anshar maka
mereka pun shalat Shubuh bersama Rasulullah saw. Kemudian setelah
selesai shalat mereka menghadap Rasulullah saw maka beliau tersenyum
melihat mereka kemudian bersabda, “Mungkin kamu telah mendengar
kedatangan Abu ‘Ubaidah yang membawa harta banyak?” Jawab mereka,
“Benar, ya Rasulullah.” Lalu Nabi saw bersabda, “Sambutlah kabar baik
dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai semua cita-citamu. Demi
Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku
khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu, sebagaimana telah
terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian kamu
berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan
kamu sebagaimana telah membinasakan mereka.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat
bertanya, “Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?” Dijawab oleh seseorang,
“Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah.” Maka Nabi saw
bersabda, “Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah
mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? Dan
Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang mengucapkan LAA
ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Berlindunglah kamu kepada Allah dari beratnya bala’, menimpanya
kesukaran, keburukan takdir dan cemoohan musuh.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Sahl bin Sa’ad r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepada
Ali r.a., “Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang
karena ajaranmu maka yang demikian itu bagimu lebih baik dari
kekayaan binatang ternak yang merah-merah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abdullah bin Amr bin al-’Ash r.a. berkata: Saya telah
mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan
mencabut ilmu pengetahuan dari seorang hamba begitu saja, tetapi akan
mencabutnya dengan matinya orang-orang alim, hingga apabila telah
habis orang-orang alim maka orang banyak akan mengangkat orang-orang
yang bodoh untuk menjadi pemimpin mereka. Lalu jika mereka ditanya,
mereka akan memberikan fatwa tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka
mereka itu sesat dan menyesatkan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata kepada ‘Urwah, “Demi Allah, hai
kemenakanku, kami keluarga Nabi saw adakalanya melihat bulan berganti
tiga kali dalam dua bulan, sedangkan di rumah-rumah Rasulullah saw
tidak dinyalakan api.” ‘Urwah bertanya, “Apa makananmu?” ‘Aisyah
menjawab, “Kurma dan air. Hanya saja adakalanya tetangga Rasulullah
saw mengirim hadiah susu ternak mereka.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Suatu hari ‘Aisyah r.a.
mengeluarkan kain dan sarung yang tebal, ditunjukkan kepada kami
sambil berkata, “Rasulullah saw ketika meninggal dunia sedang memakai
sarung dan kain ini.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah
orang miskin itu yang berkeliling meminta-minta kepada orang banyak
sehingga tertolak dari satu dua suap makanan atau satu dua biji
kurma, tetapi orang miskin yang sesungguhnya dan yang dikehendaki
oleh Islam untuk dibantu ialah orang yang tidak mempunyai penghasilan
yang mencukupi dan yang tidak diingat orang untuk disedekahi serta
tidak suka pergi meminta-minta kepada orang lain.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sungguh,
sekiranya salah seorang dari kamu itu pergi mencari kayu dan dipikul
di atas pundaknya, lebih baik daripada meminta-minta kepada orang
lain, baik diberi atau ditolak.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Setiap
hamba Allah melewati waktu paginya, tentu ada dua malaikat yang turun
berdoa. Yang satu berdoa, “Ya Allah, berilah ganti (balasan yang
berlipat) kepada orang yang suka memberi (dermawan).” Malaikat yang
kedua berdoa, “Ya Allah, berilah kepada orang yang kikir itu
kehancuran dan kemusnahan pada hartanya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Tidak boleh
seorang menginginkan hak orang lain kecuali dua macam yaitu seseorang
yang diberi kekayaan harta oleh Allah lalu digunakannya semata-mata
untuk memperjuangkan kebenaran dan seseorang yang diberi ilmu oleh
Allah
lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak boleh
seseorang iri terhadap orang lain kecuali dalam dua hal yaitu
seseorang yang diberi pengertian Al Qur’an lalu ia mempergunakannya
sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang yang diberi oleh
Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam untuk
segala amal kebaikan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Sesungguhnya para fakir miskin
dari sahabat Muhajirin datang mengeluh kepada Rasulullah saw, “Ya
Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala,
tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan yang abadi.” Nabi saw
bertanya, “Mengapakah demikian?” Mereka menjawab, “Mereka shalat
sebagaimana kami, puasa sebagaimana kami, mereka bersedekah sedangkan
kami tidak bersedekah dan mereka memerdekakan budak sedangkan kami
tidak dapat memerdekakan budak.” Rasulullah saw bersabda, “Sukakah aku
ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak
seorangpun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti
perbuatanmu?” Mereka menjawab, “Baiklah, ya Rasulullah.” Nabi saw
bersabda, “Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH), takbir (ALLAAHU AKBAR) dan
tahmid (ALHAMDULILLAAH) setiap selesai shalat 33 kali.” Kemudian
sesudah itu para fakir miskin itu kembali mengeluh kepada Rasulullah
saw, “Ya Rasulullah, saudara-saudara kami, orang-orang kaya mendengar
perbuatan kami maka mereka berbuat sebagaimana perbuatan kami.” Maka
Nabi saw bersabda, “Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ash-Sha’ab bin Jatstsamah r.a. berkata: Saya memberi hadiah
himar liar kepada Rasulullah saw, tiba-tiba ditolak dan ketika Nabi
saw melihat wajahku berubah (karena merasa kecewa), beliau bersabda,
“Kami tidak menolak pemberianmu itu melainkan karena kami sedang
melakukan ihram (Orang yang sedang berihram dilarang memburu dan
menangkap binatang liar).”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw datang dari bepergian
sedang beranda rumah kututup dengan tabir yang bergambar patung maka
ketika Rasulullah saw melihatnya, beliau merobek-robeknya seraya
berkata, “Manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat nanti
adalah orang-orang yang menyerupakan ciptaan Allah.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata, “Belum pernah aku melihat Rasulullah
saw tertawa sehingga terlihat langit-langit mulutnya tetapi beliau
selalu tersenyum.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Umar r.a. berkata, “Rasulullah saw biasa jika keluar dari
jalan asy-Syajarah dan jika kembali dari jalan al-Mu’arris. Dan jika
masuk Makkah dari jalan ats-Tsaniyatul ‘Ulya dan jika keluar dari
ats-Tsaniyatus-sufla.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Mas’ud (Uqbah) bin ‘Amr al-Badri r.a. berkata: Seseorang
datang kepada Nabi saw dan berkata, “Saya terpaksa mundur dari shalat
jama’ah Shubuh karena Fulan (Imam) memanjangkan bacaannya.” Berkata
Uqbah, “Maka saya tidak pernah melihat Nabi saw marah dalam suatu
nasihat sebagaimana waktu itu.” Nabi saw bersabda, “Hai sekalian
manusia, seseungguhnya diantaramu ada orang-orang yang membenci orang
lain. Maka barangsiapa diantaramu mengimami orang banyak, hendaklah
ia meringkas (bacaan suratnya) karena di belakangnya ada orang yang
sudah lanjut usia, orang yang lemah dan orang yang mempunyai
kepentingan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Ya’la (Ma’qil) bin Yasar r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Tiadalah seseorang yang diamanati oleh Allah untuk memimpin
rakyatnya kemudian ketika mati, ia masih menipu rakyatnya melainkan
pasti Allah mengharamkan surga baginya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Seorang Muslim
wajib mendengar dan taat kepada pemerintahnya pada apa yang disetujui
dan yang tidak disetujui, kecuali jika diperintah bermaksiat. Maka
apabila disuruh bermaksiat, ia tidak wajib mendengar dan tidak wajib
taat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Aku bersama dua orang
sepupuku masuk kepada Rasulullah saw, maka salah seorang dari sepupuku
berkata, “Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah satu
bagian yang diberikan Allah kepadamu.” Sepupuku yang kedua juga
berkata demikian, maka Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, kami
tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang
menginginkan atau orang yang berambisi pada jabatan itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Sa’id (Abdurrahman) bin Samurah r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda kepadaku, “Ya Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau
menuntut kedudukan dalam pemerintahan karena jika engkau diserahi
jabatan tanpa meminta, maka engkau akan dibantu oleh Allah untuk
melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau peroleh karena
permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu
sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu perkara
kemudian engkau dapatkan perkara lainnya yang lebih baik, maka
tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa yang lebih baik itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw melewati seseorang
yang sedang menasihati saudaranya karena pemalu, maka Nabi saw
bersabda, “Biarkanlah ia karena sesungguhnya sifat malu itu sebagian
dari Iman.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Wa’il (Syaqiq) bin Salamah berkata: Biasanya Ibnu Mas’ud
r.a. memberi ceramah kepada kami setiap hari kamis, maka seseorang
berkata kepadanya, “Hai Abu Abdurrahman, aku ingin agar engkau suka
memberi ceramah setiap hari.” Ibnu Mas’ud menjawab, “Tiada halangan
bagiku untuk memberi ceramah setiap hari, hanya saja aku khawatir akan
menjemukan kamu. Dan aku sengaja memberi ceramah dalam waktu yang
jarang, sebagaimana Rasulullah saw pernah memberi ceramah kepada kami,
khawatir akan membuatmu jemu dari nasehat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Apabila
bersandal salah seorang kamu, hendaklah ia mendahulukan kaki yang
kanan dan jika melepas, hendaklah ia mendahulukan kaki yang kiri.
Hendaklah yang kanan lebih dahulu disandali dan yang terakhir
dilepaskan.”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Amr bin Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw mengajarkan
kepadaku, “Bacalah BISMILLAH dan makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Selamanya Rasulullah saw tidak
pernah mencela makanan, maka jika beliau suka, dimakannya dan jika
beliau tidak suka, ditinggalkannya makanan itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw melarang kami dari
pakaian sutera yang halus atau tebal dan minum dari bejana emas atau
perak lalu beliau bersabda, “Itu semua untuk orang-orang kafir di
dunia dan untuk kamu di akhirat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ummu Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Orang
yang minum dari bejana perak seolah-olah menuangkan ke dalam perutnya
api neraka jahannam.”
(Bukhari – Muslim)
***
Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam. - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Segerakanlah pemakaman jenazah, maka jika ia jenazah orang shaleh,
berarti kamu menyegerakan ia kepada kebaikan dan jika sebaliknya,
berarti kamu telah melepaskan kejahatan dengan segera dari bahumu
(pundakmu).”
(Bukhari – Muslim) - Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika istri-istri Rasulullah saw
sedang berkerumun di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang Siti
Fatimah yang jalannya cepat seperti jalannya Rasulullah saw. Ketika
Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia disambut dengan ucapan,
“Selamat datang anakku,” kemudian ia didudukkan di sebelah kanan atau
kirinya, lalu dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia menangis
tersedu-sedu dan ketika Rasulullah saw melihat tangisnya, beliau
berbisik kembali kepadanya, lalu tertawalah Fatimah. Maka aku
berkata, “Rasulullah saw mengistimewakan dengan rahasia-rahasia atas
Fatimah lebih dari istri-istrinya.” Maka menagislah aku dan ketika
Rasulullah saw telah pergi dari tempat itu, aku bertanya kepada
Fatimah, “Apa yang dikatakan Rasulullah saw tadi kepadamu?” Fatimah
menjawab, “Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah saw.” Kemudian
setelah Rasulullah saw meninggal, aku berkata, “Sungguh aku ingin
mendapat keterangan tentang apa yang dibisikkan oleh Rasulullah saw
kepadamu itu.” Fatimah menjawab, “Kini baiklah. Pada bisikan pertama
Nabi saw memberitahukan bahwa Jibril biasa mengulangi padanya bacaan
al-Qur’an setiap tahun satu kali dan kini dia mengulanginya sampai
dua kali, ‘Aku merasa bahwa ajalku sudah dekat, maka bertakwalah kamu
kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang
mendahului kamu,’ karena itu aku menangis. Kemudian ketika beliau
melihat aku sangat sedih, beliau membisikkan kepadaku untuk kedua
kalinya, ‘Hai Fatimah, tidak puaskah engkau sebagai wanita yang utama
bagi sekalian Mu’min atau wanita yang utama dari sekalian umat ini?
Maka tertawalah aku karenanya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Barangsiapa
menurunkan kainnya dibawah mata kaki karena sombong, Allah tidak akan
melihat kepadanya dengan pandangan rahmat pada hari kiamat.” Maka
Abubakar r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kainku selalu turun kebawah
mata kaki, kecuali jika kujaga benar-benar.” Nabi saw bersabda,
“Engkau tidak berbuat itu karena sombong.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Allah
tidak akan melihat dengan pandangan rahmat pada hari kiamat kepada
siapa yang memakai (menurunkan) kainnya karena sombong.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Anas r.a berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
memakai kain sutera di dunia, maka tidak akan memakainya di akhirat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Janganlah engkau memakai kain sutera, maka barangsiapa memakainya di
dunia, tidak akan memakainya di akhirat.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka ia akan
mendapat pahala satu qirath dan barangsiapa menghadirinya hingga
dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala dua qirath.” Ketika ditanya,
“Aapakah dua qirath itu?” Nabi saw menjawab, “Sebesar dua bukit yang
besar-besar.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah
saw bersabda, Bagaimanakah pendapatmu seumpama ada sebuah sungai di
muka pintu salah seorang dari kamu, lalu ia mandi daripadanya setiap
hari lima kali, apakah masih ada tertinggal kotorannya?” Para sahabat
menjawab, “Tidak.” Nabi saw bersabda, “Maka demikianlah shalat lima
waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosa dengannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Kekasihku Rasulullah saw pernah
berpesan kepadaku supaya berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha
dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Perumpamaan
petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku bagaikan hujan
yang turun ke tanah, maka ada sebagian tanah yang subur, yang dapat
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang banyak sekali. Dan
adapula tanah yang keras menahan air, hingga berguna untuk minuman
dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada sebagian tanah yang keras kering
tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dalam agama Allah dan
mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku, lalu mengajarkannya
dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang
telah ditugaskan kepadaku.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Sa’id al-Khudri r.a. mendengar Rasulullah saw bersabda, “Jika
salah seorang kamu melihat mimpi yang disukai, maka itu dari Allah
dan hendaklah diceritakannya kepada orang lain.”Dalam riwayat lain:
“Jangan diberitakan kecuali kepada orang yang engkau sukai. Dan jika
mimpi yang menakutkan, maka itu dari setan dan hendaklah ia
berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak menceritakannya
kepada orang lain, maka tidak akan berbahaya baginya.
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Qatadah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Impian yang
baik dari Allah dan impian yang buruk dari syetan. Maka barangsiapa
bermimpi melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah
ke sebelah kiri tiga kali dan membaca A’UDZU BILLAAHI MINASY
SYATHAANIR RAJIIM tiga kali, maka tidak akan membahayakannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah
salah seorang kamu membangunkan temannya dari tempat duduknya,
kemudian ia duduk padanya. Tetapi hendaklah kamu memperluas
(merenggangkan) untuk memberi tempat.” Adalah Ibnu Umar dalam
mempraktekkan hadits ini, jika seseorang bangun dari majelisnya, ia
tidak suka duduk pada tempat orang itu.
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Orang
yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan, yang
berjalan memberi salam kepada yang duduk dan rombongan yang sedikit
memberi salam kepada rombongan yang banyak.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Jangan
menyendiri seorang lelaki dengan perempuan melainkan harus ada mahram
yang menyertainya. Dan jangan berpergian seorang perempuan melainkan
bersama mahramnya.” Maka ada seseorang bertanya, “Ya Rasulullah,
istriku pergi berhaji sedangkan aku telah tercatat untuk pergi
berperang.” Maka Nabi saw bersabda, “Pergilah engkau berhaji bersama
istrimu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah jeruk; baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak dapat membaca al-Qur’an adalah bagaikan kurma; rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an adalah bagaikan bunga yang berbau harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah hanzhal yang tidak berbau dan rasanya pahit.”
- Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya umatku pada hari kiamat nanti akan dipanggil dalam
keadaan putih cemerlang muka, tangan dan kakinya dari bekas-bekas
wudhu”. Maka barangsiapa ingin memperpanjang kecermelangannya itu,
hendaklah ia melakukannya.
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Andaikan
manusia benar-benar mengetahui keutamaan shaf pertama dan menyambut
adzan kemudian untuk mendapatkan shaf pertama mereka harus berundi,
niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya. Dan andaikan mereka
mengetahui keutamaan mendatangi shalat berjamaah pada waktu yang
awal, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mendahuluinya. Dan
andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat shubuh dan ‘isya
berjamaah, pasti mereka akan mendatanginya,
meskipun dengan merangkak-rangkak.” - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Apabila
telah diserukan adzan untuk shalat maka berlari mundurlah setan
sambil terkentut-kentut, hingga tidak terdengar olehnya suara adzan
itu. Apabila adzan telah selesai, ia pun datang kembali. Kemudian ia
mengganggu hati orang yang shalat, seraya berkata, ‘Ingatlah ini dan
ingatlah itu.’ Padahal yang demikian itu tidak pernah diingatnya
sebelum shalat. Sehingga orang yang shalat itu tidak tahu lagi, sudah
berapa rakaatkah shalat yang dikerjakannya itu.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Shalat
seseorang dengan berjamaah itu dilipatgandakan (pahalanya) atas
shalatnya yang dilakukan di rumah atau di pasarnya dengan kelipatan
dua puluh lima kali. Yang demikian itu karena apabila ia
menyempurnakan wudhu’nya dengan maksud untuk shalat (berjamaah), maka
tiadalah ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan terangkat
untuknya satu derajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahannya.
Lalu apabila ia melakukan shalat, maka senantiasalah Malaikat
mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya.
(Doa Malaikat itu adalah), ‘Ya Allah, belas kasihanilah dia. Ya
Allah, rahmatilah dia.’ Dan senantiasalah salah seorang kamu dianggap
berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat (berjamaah).”
(Bukhari – Muslim) - Zaid bin Tsabit r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Hai sekalian
manusia, shalatlah di rumah, maka sesungguhnya seutama-utama shalat
seseorang itu adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu.”
(Bukhari – Muslim) - Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Jadikan penghabisan (akhir) shalatmu pada waktu malam dengan shalat witir.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
bangun malam pada bulan Ramadhan dan mengerjakan shalat malam karena
iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni semua dosanya
yang telah lalu.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Andai aku
tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya kuwajibkan mereka
bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat.”
(Bukhari – Muslim) - Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Lima macam dari
fitrah (kelakuan yang tetap dari sunat para Nabi) yaitu khitan,
mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan
mencukur kumis.”
(Bukhari – Muslim) - Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata: “Penduduk Kufah mengadukan
Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. kepada Amirul Mukminin Umar bin
Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya dan digantikan oleh
Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka, hingga mereka
mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna.” Jawab
Sa’ad, “Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam shalat
sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun
daripadanya. Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua
rakaat terakhir.” Berkata Umar, “Aku kira engkau memang demikian
adanya, ya Abu Ishaq.” Kemudian Umar mengirim Sa’ad ke Kufah bersama
beberapa orang untuk menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang
dirinya. Setiap masjid didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ
langsung ditanyakan tentang Sa’ad. Maka mereka pun menjawab dengan
jujur, terus terang dan mereka semua memuji kebaikan Sa’ad kecuali
ketika mereka masuk di masjid bani ‘Abs, maka ketika ditanyakan tentang
Sa’ad ada seorang lelaki bernama Usamah bin Qatadah yang bergelar
Abu Sa’adah menjawab, “Jika engkau bertanya tentang Sa’ad maka ia
adalah orang yang tidak suka keluar
memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau menghukum tidak adil.” Mendengar jawaban seperti itu, Sa’ad menyerahkan urusannya kepada Allah dan berkata, “Ingat, saya hendak berdoa tiga macam yaitu ‘Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa’adah), hanya bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.’” Ternyata doa Sa’ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, “Orang yang telah terkena bala’ oleh doa Sa’ad bin Abi Waqqash r.a.”
(Bukhari – Muslim) - Abdul Malik bin Umar yang meriwayatkan hadits ini dari Jabir bin Samurah berkata, “Saya sendiri melihat orang itu telah demikian tuanya, sehingga alisnya hampir menutupi matanya. Tetapi ia selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu gadis-gadis yang lewat.”
- Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf r.a. berkata: Ketika
Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat)
duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka
dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang
seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat
tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang
seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka
ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai
menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan
kepadamu
tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya).”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Ada
seseorang yang biasa menghutangkan kepada orang-orang, maka jika ia
menyuruh menagih kepada pesuruhnya, ia selalu berpesan, ‘Jika kamu
mendapati orang itu masih belum dapat membayar, maka maafkanlah dia,
semoga Allah memaafkan kami kelak.’ Maka ketika ia berhadapan dengan
Allah, Allah memaafkannya.”
(Bukhari – Muslim) - Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf r.a. berkata: Ketika
Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat)
duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka
dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang
seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat
tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang
seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka
ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai
menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan
kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka,
maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun
mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan)
maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga
berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan
rahmat-Nya).”
(Bukhari – Muslim)
Langganan:
Postingan (Atom)