Senin, 27 Mei 2013

Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu?

cara sholat tahajud

Apakah Sholat Tahajud harus Tidur Dulu?

Pertanyaan:
Ass. Apakah bisa sholat tahajud tanpa harus tidur terlebih dahulu. Karna saya insomnia.
Dari: Ricky Gery

Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, ada dua istilah umum untuk menyebut kegiatan ibadah di malam hari,
  • Qiyam Lail
  • Tahajud
Para ulama menegaskan, qiyam lail lebih umum dari pada tahajud. Karena qiyam lail mencakup semua kegiatan ibadah di malam hari, baik berupa shalat, membaca Al-Quran, belajar mengkaji ilmu agama, atau dzikir. Selama ketaatan itu dilakukan di malam hari, sehingga menyita waktu istirahatnya, bisa disebut qiyam lail. Baik dilakukan sebelum tidur maupun sesudah tidur.
Dalam Maraqi Al-Falah dinyatakan,
معنى القيام أن يكون مشتغلا معظم الليل بطاعة , وقيل : ساعة منه , يقرأ القرآن أو يسمع الحديث أو يسبح أو يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم
Makna Qiyam lail adalah seseorang sibuk melakukan ketaatan pada sebagian besar waktu malam. Ada yang mengatakan, boleh beberapa saat di waktu malam. Baik membaca Al-Quran, mendengar hadis, bertasbih, atau membaca shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 34/117).
Sementara tahajud hanya khusus untuk ibadah berupa sholat. Sementara ibadah lainnya, selain shalat, tidak disebut tahajud.
Kedua, apakah harus tidur dulu?
Ulama berbeda pendapat tentang syarat bisa disebut sholat tahajud, apakah harus tidur dulu ataukah tidak.
1. Tahajud harus tidur dulu
Ini merupakan pendapat Ar-Rafi’i – ulama madzhab Syafii –. Dalam bukunya As-Syarhul Kabir, beliau menegaskan,
التَّهَجُّدُ يَقَعُ عَلَى الصَّلَاةِ بَعْدَ النَّوْمِ ، وَأَمَّا الصَّلَاةُ قَبْلَ النَّوْمِ ، فَلَا تُسَمَّى تَهَجُّدًا
“Tahajud istilah untuk shalat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan shalat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud.”
Setelah menyatakan keterangan di atas, Ar-Rafi’i membawakan riwayat dari katsir bin Abbas dari sahabat Al-Hajjaj bin Amr radhiyallahu ‘anhu,
<
يَحْسَبُ أَحَدُكُمْ إذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يُصَلِّي حَتَّى يُصْبِحَ أَنَّهُ قَدْ تَهَجَّدَ ، إنَّمَا التَّهَجُّدُ أَنْ يُصَلِّيَ الصَّلَاةَ بَعْدَ رَقْدِهِ ، ثُمَّ الصَّلَاةَ بَعْدَ رَقْدِهِ ، وَتِلْكَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Diantara kalian menyangka ketika melakukan shalat di malam hari sampai subuh dia merasa telah tahajud. Tahajud adalah shalat yang dikerjakan setelah tidur, kemudian shalat setelah tidur. Itulah shalatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir mengatakan,
Sanadnya hasan, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abu Shaleh, juru tulis Imam Al-Laits, dan Abu Shaleh ada kelemahan. Hadis ini juga diriwayatkan At-Thabrani, dengan sanad dari Ibnu Lahai’ah. Dan riwayat kedua ini dikuatkan dengan riwayat jalur sebelumnya.
2. Tahajud TIDAK harus tidur dulu
Sholat tahajud adalah semua shalat sunah yang dikerjakan setelah isya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur. (Hasyiyah Ad-Dasuqi, 7/313).
Karena tahajud memiliki arti mujanabatul hajud (menjauhi tempat tidur). Dan semua shalat malam bisa disebut tahajud jika dilakukan setelah bangun tidur atau di waktu banyak orang tidur.
Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أفشوا السلام، وأطعموا الطعام، وصلوا الأرحام، وصلوا بالليل والناس نيام تدخلوا الجنة بسلام
Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambung silaturahmi, dan kerjakan shalat malam ketika manusia sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat. (HR. Ahmad, Ibn Majah, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth)
Abu Bakr Ibnul ‘Arabi mengatakan,
في معنى التهجد ثلاثة أقوال (الأول) أنه النوم ثم الصلاة ثم النوم ثم الصلاة، (الثاني) أنه الصلاة بعد النوم، (والثالث) أنه بعد صلاة العشاء. ثم قال عن الأول: إنه من فهم التابعين الذين عولوا على أن النبي صلى الله عليه وسلم كان ينام ويصلي، وينام ويصلي . والأرجح عند المالكية الرأي الثاني
Tentang makna tahajud ada 3 pendapat: pertama, tidur kemudian shalat lalu tidur lagi, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah tidur. Ketiga, tahajud adalah shalat setelah isya. Beliau berkomentar tentang yang pertama, bahwa itu adalah pemahaman ulama tabi’in, yang menyandarkan pada ketarangan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur kemudian shalat, kemudian tidur, lalu shalat. Sedangkan pendapat paling kuat menurut Malikiyah adalah pendapat kedua. (Dinukil dari Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 14/86)
Catatan:
Bagi anda yang dikhawatirkan tidak mampu bangun sebelum subuh untuk tahajud, dianjurkan untuk shalat sebelum tidur. Sekalipun tidak disebut tahajud oleh sebagian ulama, namun dia tetap terhitung melakukan qiyam lail, yang pahalanya besar.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa istiqamah dalam melakukan ketaatan.
Amiin.

Sabtu, 25 Mei 2013

Siapa yg sangka kalau ternyata Budha adalah nabi yg selama ini kita kenal dengan nama nabi Dzulkifli

Di kitab Injil (perjanjian lama) nabi dzulkifli disebut nabi Ezekiel [Ezekiel 1:3]

Alhamdulillah, ternyata Sidharta Buddha Gautama adalah seorang muslim, mari kita telaah bukti-buktinya:
1. Menurut Abu’l Kalam Azad (seorang Urdu scholar), Sang Buddha (Buddha Shakyamuni) yang dikenal sebagai guru suci bagi umat Buddha tidak lain adalah Nabi Zulkifli as, yg dalam Al-Quran disebut sebagai Nabi yg mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi, dan sangat baik. Dalam bahasa Arab Zulkifli sendiri berarti “orang yg berasal dari Kifl”. Sedangkan Kifl itu sendiri, masih menurut Kalam Azad, merupakan nama Arab untuk Kapila (singkatan dari Kapilavastu).
2. Buddha Maitreya yang dikenal dalam agama Buddha sebagai “Buddha yang akan datang” menurut beberapa analisa tidak lain adalah Nabi Muhammad saw. Dalam kitab Chakkavatti Sinhnad Suttanta D. III, 76 bisa ditemui: “There will arise in the world a Buddha named Maitreya (the benevolent one) a holy one, a supreme one, an enlightened one, endowed with wisdom in conduct, auspicious, knowing the universe“.

SIAPAKAH NABI ZULKIFLI?
Zulkifli bermaksud sanggup menjalankan amanah raja. Menurut cerita, raja di negeri itu sudah lanjut usia dan ingin mengundurkan diri daripada menjadi pemerintah, tetapi beliau tidak mempunyai anak.
Justeru, raja itu berkata di khalayak ramai:”Wahai rakyatku! Siapakah antara kamu yang sanggup berpuasa pada waktu siang dan beribadah pada waktu malam. Selain itu, sentiasa bersabar ketika menghadapi urusan, maka akan aku serahkan kerajaan ini kepadanya.”
Tiada seorang pun menyahut tawaran raja itu. Sekali lagi raja berkata:”Siapakah antara kamu yang sanggup berpuasa pada waktu siang dan beribadah pada malamnya serta sanggup bersabar?”
Sejurus itu, Basyar dengan suara yang lantang menyatakan kesanggupannya. Dengan keberanian dan kesanggupan Basyar melaksanakan amanah itu beliau diberi gelaran Zulkifli.
Baginda juga adalah nabi yang cukup sabar seperti firman Allah, bermaksud:
“Ismail, Idris dan Zulkifli adalah orang yang sabar dan Kami beri rahmat kepada semua karena mereka orang yang suka bersabar.”


SIAPAKAH SIDDHARTHA GAUTAMA?
Pada akhir abad ketujuh S.M. (tahun 623 S.M.), lahirlah seorang yang bernama Siddhartha Gautama di bandar Kapilavastu/Kapilavathu (Kapil, lidah Arab menyebut Kafil @ Kafli). Siddhartha Gautama merupakan putera kepada Raja Suddhodana dan Permaisuri Maha Maya. Raja Suddhodana dari keturunan suku kaum Sakyas, dari keluarga kesastrian dan memerintah Sakyas berdekatan negeri Nepal. Manakala Permaisuri Maha Maya pula adalah puteri kepada Raja Anjana yang memerintah kaum Koliya di bandar Devadaha.
Sebelum kelahiran Buddha: Permaisuri bermimpi dibawa oleh 4 orang dewa ke sebuah gunung yang tinggi. Kemudian, permaisuri melihat seekor gajah putih yang cantik. Pada belalai gajah itu terdapat sekuntum bunga teratai. Gajah mengelilinginya 3 kali sebelum masuk ke dalam perut permaisuri.

MAKSUD ISTILAH BUDDHA
Dalam agama Buddha, perkataan Buddha bermaksud ‘seorang yang bijaksana’ atau ‘dia yang mendapat petunjuk’. Kadang kala istilah ini digunakan dengan maksud ‘nabi’. Gautama Buddha pernah menceritakan kedatangan seorang Antim Buddha. Perkataan Antim bermaksud ‘yang terakhir’ dan Antim Buddha bermaksud ‘nabi yang terakhir’ (Antim terakhir yang dimaksudkan ialah Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir). Pada saat kematian Gautama Buddha, beliau memberitahu perkara ini kepada pengikut setianya bernama Ananda.
Makna “Nabi” dalam bahasa Arab (berasal dari kata naba yang berarti “dari tempat yang tinggi”; karena itu orang ‘yang di tempat tinggi’ dapat melihat tempat yang jauh). Nabi dalam bahasa Arab sinonim dengan kata Buddha sebagaimana yang difahami oleh para penganut Buddha. Sinonimnya pengertian ini dapat diringkaskan sebagai “Seorang yang diberi petunjuk oleh Tuhan sehingga mendapat kebijaksanaan yang tinggi menggunung”.

RINGKASAN KISAH SIDDARTHA GAUTAMA
Kelahiran Bodhisatta (Bodhisattva, bakal Buddha atau bakal mencapai Pencerahan) pada tanggal 623 S.M. pada bulan purnama Vesak. Selepas sahaja Bodhisatta dilahirkan, Permaisuri Maha Maya mangkat selepas tujuh hari melahirkan anak.
Pada hari kelahiran Bodhisatta telah disadari secara ghaib oleh seorang tua yang sedang bertapa di kaki gunung Himalaya yang digelar Asita Bijaksana (nama asalnya Kala Devala). Asita bergegas ke istana pada keesokannya untuk melihat dan menilik putera Raja Suddhodana.
Asita mendapati terdapat 32 tanda utama dan 80 tanda kecil menunjukkan Bodhisatta bakal menjadi Manusia Agung dan Guru Agung kepada manusia dan dewa-dewa (i.e. Jin dan Malaikat, kelemahan umat Hindu dan Buddha ialah tidak dapat bedakan antara Jin dan Malaikat yang
keduanya dipanggil DEWA-DEWA).
Asita menangis karena sedih tidak sempat mendengar ucapan dan pengajaran Buddha di masa akan datang, beliau kemudian berlutut tunduk hormat kepada bayi Bodhisatta.
Kenyataan terakhir Asita ialah Bodhisatta hanya akan menjadi salah satu dari dua yaitu sekiranya ia kekal membesar dalam istana dia akan menjadi Maharaja Agung manakala kalau dia berjaya lari dari istana maka dia akan menjadi Mahaguru Agung.
Upacara menamakan putera raja diadakan pada hari kelima selepas Boddhisatta dilahirkan. Pada akhir majlis itu, 108 orang bijaksana memutuskan nama yang sesuai untuk putera raja iaitu SIDDHARTHA GAUTAMA yang membawa maksud ‘Cita-Cita Terkabul’.
Siddhartha kemudian membesar di istana dan belajar kepada seorang guru istana bernama Sirva Mitra. Beliau menjadi pelajar yang luar biasa pintar dan mahir dengan ilmu ketenteraan. Yang menjadi keheranan kepada orang disekeliling dan gurunya ialah sifat Siddharta yang sensitif terhadap penganiayaan hingga tidak ada seorang pun yang beliau lihat menganiaya binatang kecuali mencegahnya serta merta.
Malah beliau sangat bersedih melihat para petani berkerja keras membajak tanah dibawah terik matahari menyebabkannya lari ketempat lain ke sebuah pohon (Tiin-Bodhi) dan duduk di sana secara bertafakur (samadhi) untuk membuang stress.

PERSAMAAN NABI ZULKIFLI DENGAN SIDDARTHA GAUTAMA
Maka berbalik kepada maudhu’ perbahasan, benarkah Buddha itu disebut dalam Al-Qur’an? Sebenarnya tidak ada kata-kata “Buddha” dalam Al-Qur’an, namun menurut Dr. Alexander Berzin bahawa terdapat catatan para sejarawan dan peneliti yang mengaitkan beberapa ayat Al-Qur’an dengan Sang Buddha, yaitu pada maksud ayat;
“Demi (buah) Tin (fig) dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”(At-Tin 95 : 1)
Beliau menjelaskan bahwa buah Zaitun melambangkan Jerusalem, Isa a.s. (Jesus, Kristian). Bukit Sinai melambangkan Musa a.s. dan Yahudi. Kota Mekah pula menunjukkan Islam dan Muhammad SAW. Manakala pohon Tin (fig) pula melambangkan apa?
Tin (fig) = Pohon Bodhi
Pohon Bodhi adalah tempat Buddha mencapai Pencerahan Sempurna. Al-Qasimi di dalam tafsirnya berpendapat bahawa sumpah Allah SWT dengan buah tin yang dimaksud ialah pohon Bodhi. Prof. Hamidullah juga berpendapat sama dengan al-Qasimi bahawa perumpamaan pohon (buah) tin (fig) di dalam Al-Qur’an ini menunjukkan Buddha itu sendiri, maka dari sinilah mengapa sebahagian ilmuan Islam meyakini bahawa Buddha telah diakui sebagai nabi di dalam agama Islam.
Manakala Hamid Abdul Qadir, seorang sejarawan abad ke-20 mengatakan dalam bukunya Buddha Yang Agung: Riwayat dan Ajarannya (Arab: Budha al-Akbar Hayatuh wa Falsaftuh), menjelaskan bahawa Buddha adalah nabi Dhul-Kifl, yang bererti “ia yang berasal dari Kifl”. Nabi Dhul-Kifl @ Zulkifli disebutkan 2 kali dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (Al-Anbiya’ 21: 85).
“Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.” (Shad 38 : 48).

KESIMPULAN
“Kifl” adalah terjemahan Arab dari Kapilavastu (Kapil), tempat kelahiran Bodhisattva (Buddha). Hal ini juga yang mungkin menyebabkan Mawlana Abul Azad seorang ahli teologi Muslim abad ke-20 turut menekankan bahawa Dhul-Kifl dalam Al-Qur’an boleh jadi adalah Buddha.
Dalam sejarah Islam, Nabi Zulkifli a.s. adalah antara nabi yang mempunyai cerita yang paling sedikit dibicarakan. Hal ini mungkin menjadi faktor kepada sebahagian ulama’ menyamakan watak Dzul-Kifli dalam Al-Qur’an dengan Buddha yang secara kebetulan banyak persamaan sekiranya disuaikan.
Yang menarik perhatian saya ialah mengenai surah at-tin (the fig). Allah berfirman mengenai pokok/buah tin, pokok/buah zaitun, bukit sinai dan kota mekah. Mekah dikaitkan dgn Nabi Muhammad s.a.w., Bukit Sinai dengan Nabi Musa, zaitun dengan Nabi Isa a.s., dan siapa pula dikaitkan dengan buah atau pokok tin?
Dikatakan dalam sejarah bahawa Gautama Buddha duduk bawah pokok tin. Kalau ikut istilah islam, dia dapat wahyu masa duduk bawah pokok tersebut. Ikut tulisan orang Buddhist, dia dapat ilham masa duduk bawah pokok tersebut.
Bila Allah berfirman :“Wattiini wazaitun. watuurisinina wahazal baladil amin.”
Allah menyebut perihal Nabi-Nabi-Nya. Tiin (Nabi Zulkifli-Buddha), Zaitun (Nabi Isa a.s), Siniina- bukit Sinai (Nabi Musa) dan Baladil amin -Tanah yang aman dan selamat (Mekah)- Nabi Muhammad saw. ia ikut urutan, hebatnya Qur’an sebagai kalimat Tuhan susunan sejarah riwayat Nabi-Nya. Mari kita sama-sama fikirkan. HANYA ALLAH YANG MAHA MENGETAHUI.(abyavicenna)

Selasa, 14 Mei 2013

DEFINISI TARBIYAH DZATIYAH

      Pembaca berhak bertanya, apa yang dimaksud dengan Tarbiyah Dzatiyah?
Jawabannya, Tarbiyah Dzatiyah ialah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan), yang diberikan orang Muslim, atau Muslimah, kepada dirinya, untuk membentuk keperibadian Islami yang sempurna di seluruh sisinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial, dan lain sebagainya, dan naik tinggi ke tingkatan kesempurnaan sebagai manusia.

      Atau dengan kata lain, Tarbiyah Dzatiyah ialah tarbiyah seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri.

      Dengan definisi seperti itu, Tarbiyah Dzatiyah berbeda dengan Tarbiyah Jama'iyah (kolektif) atau forum-forom umum yang dikerjakan seseorang, atau ia geluti bersama orang lain, atau ia tertarbiyah (terbina) di dalamnya bersama mereka, seperti misalnya masjid, keluarga, media informasi, persahabatan, rihlah (tour), kunjungan, acara-acara, dan perogram-program lainnya.[]

URGENSI TARBIYAH DZATIYAH

      Adapun urgensi Tarbiyah Dzatiyah, kebetulan setiap orang Muslim dan Muslimah kepadanya, terutama pada zaman dewasa ini, maka terlihat di poin-poin berikut:

1.   Menjaga Diri mesti didahulukan daripada Menjaga Orang Lain

      Tarbiyah seorang Muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindungi dari siksa Allah ta'ala dan neraka-Nya. Tidak diragukan lagi, menjaga diri sendiri itu mesti lebih diutamakan, daripada menjaga orang lain. Ini sama persis dengan apa yang dikerjakan seseorang jika kebakaran terjadi dirumahnya -semoga itu tidak terjadi-, atau dirumah orang lain, maka yang pertama kali ia pikirkan ialah menyelamat
kan diri sendiri. Hakikat ini di tegaskan dalam firman Allah ta'ala,

      "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya
       adalah manusia dan batu." (At-Tahrim: 6).

      Arti menjaga diri dari api neraka, seperti dikatakan Ibnu Sa'di rahimahullah, ialah dengan mewajibkannya diri mengerjakan perintah Allah ta'ala, menjauhi larangan-Nya, bertaubat dari apa saja yang dimurkai-Nya dan mendatangkan siksa.

       Inilah makna Tarbiyah Dzatiyah dan salah satu tujuannya.

2.   Jika Anda tidak Mentarbiyah  (Membina) Diri Anda, Siapa yang Mentarbiyah Anda?

      Siapa yang mentarbiyah seseorang saat ia berusia lima belas tahun, atau dua puluh tahun, atau tiga puluh tahun, atau lebih? Jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, siapa yang mentarbiyahnya? Atau jika tidak ada pihak lain yang mempengaruhinya? Sebab, kedua orang tuanya secar khusus, atau manusia secara umum berkeyakinan ia telah dewasa, lebih tahu apa yang mendatangkan maslahat bagi dirinya, atau mereka (orang tua dan manusia lainnya) sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga tidak punya waktu untuk mengurusinya. Walhasil, jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan. Hari dan umur terus bergulir, sedang ia gagal mengetahui titik lemah dirinya dan ketidak beresannya. Akibatnya, ia rugi saat kematian menjemput. Allah ta'ala berfirman,

     "(Ingatlah) hari Allah mengumpulkan kalian pada hari pengumpulan." (At-Taghabun:9). 

3.  Hisab Kelak Bersifat Individual

      Hisab pada Hari Kiamat oleh Allah ta'ala kepada hamba-hamba-Nya bersifat individual, bukan bersifat klektif. Artinya setiap orang kelak dimintai pertanggungan jawab tentang diri dan sepak terjang - nya, baik perbuatan baik atau buruknya, kendati ia mengklaim orang lain menjadi penyebab kesesatan d a n penyimpangannya. Kendati ada klaim seperti itu, mereka wajib dihisab bersama dirinya. Allah ta'ala berfirman,

      "Dan setiap mereka datang kepada Allah pada Hari Kiamat dengan sendiri-sendiri." (Maryam:95)

       Allah ta'ala berfirman,
   
      "Dan setiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya di lehernya dan Kami keluarkan baginya
       pada Hari Kiamat kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada wa-
       ktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (Al-Isra' : 13-14)

      Disebutkan di hadist bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
      "Setiap orang dari kalian pasti diajak bicara Tuhannya, tanpa penerjemah antara dirinya dengan-Nya."
      (Muttafaq Alaih).

      Karena itu, barangsiapa mentarbiyah dirinya, insya Allah, hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa, dengan rahmat Allah ta'ala.

4.   Tarbiyah Dzatiyah itu Lebih Mampu Mengadakan Perubahan

      Setiap orang pasti punya aib, atau kekurangan, atau melakukan kelalaian dan maksiat, baik maksiat kecil atau dosa. Jika masalahnya seperti itu, ia perlu memperbaiki seluruh sisi negatif pada dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif tersebut membengkak. Dan, seseorang tidak dapat meluruskan kesalahan-kesalahannya, atau memperbaiki aib-aibnya, dengan sempurna dan permanen, jika ia tidak melakukan upaya perbaikan ini, dengan Tarbiyah Dzatiyah, karena ia lebih tahu diri sendiri dan rahasianya. Jika ia menginginkan pembinaan dirinya, ia juga lebih mampu mengendalikan dirinya menuju manhaj tertentu, perilaku utama, dan gerakan yang bermanfaat.

5.   Tarbiyah Dzatiyah adalah Sarana Tsabat (Tegar) dan Istiqamah

      Setelah bimbingan Allah ta'ala, Tarbiyah Dzatiyah adalah sarana pertama, yang membuat orang Muslim mampu tsabat (tegar) di atas jalan iman dan petunjuk, hingga akhir kehidupannya. Tarbiyah Dzatiyah juga garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk rayu, yang menyerang orang Muslim pada zaman dewasa ini dan membujuknya dengan deras untuk menyimpang, gugur (dari jalan dakwah), loyo, malas, merasa takut akan masa depan, dan putus asa akan realitas sekarang. Di aspek ini, perumpamaan arbiyah Dzatiyah ialah seperti phon, yang jika akar-akarnya menancap kuat di bumi, maka pohon tersebut tetap kokoh, kendati terkena angin dan badai.

6.   Sarana Dakwah yang Paling Kuat

      Esensinya, setiap orang Muslim dan Muslimah adalah dai ke jalan Allah ta'ala. ia memperbaiki kondi-
si yang ada, mengajar, memberi taujih (arahan), dan mentarbiyah. Agar ia diterima manusia, baik sanak kerabatnya atau orang-orang yang jauh darinya, dan mempunyai kekuatan melakukan perbaikan dan perubahan di kehidupan mereka, ia perlu bekal kuat. Dan, cara efektif untuk mendakwahi mereka dan mendapatkan respon mereka ialah ia menjadi qudwah (panutan) yang baik dan teladan istimewa, di aspek iman, ilmu, dan akhlaknya. Qudwah tinggi dan pengaruh kuat tersebut tidak dapat di bentuk oleh sekian khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh Tarbiyah Dzatiyah yang benar.

7.   Cara yang Benar dalam Memperbaiki Realitas yang Ada

      Adakah di antara kaum Muslimin yang tidak merasa prihatin dengan kondisi yang ada pada umat Islam, di berbagai aspek kehidupan mereka, baik aspek keagamaan, atau ekonomi, atau politik, atau pers, atau sosial, atau aspek-aspek lainnya? Jawabnya, tentu tidak ada. Tapi, bagaimana kiat memperbaiki realitas pahit yang dialamiumat kita sekarang? Apa langkah efektif untuk melakukan perbaikan? Dengan ringkas, langkah tersebut dimulai dengan Tarbiyah Dzatiyah, yang dilakukan setiap orang dengan dirinya, dengan maksimal, syumul (universal), dan seimbang. Sebab, jika setiap individu baik, baik pula keluarga, dengan izin Allah ta'al. Lalu, dengan sendirinya, masyarakat jadi baik. Begitulah, pada akhirnya realitas umat menjadi baik secara total, sedikit demi sedikit.

8.   Karena Keistimewaan Tarbiyah Dzatiyah

      Urgensi Tarbiyah Dzatiyah lainnya ialah mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan ada terus pada orang Muslim di setiap waktu, kondisi, dan tempat, seperti akan dijelaskan kemudian. Ini berbeda dengan Tarbiyah Ammah (pembinaan umum), yang punya waktu-waktu tertentu, atau tempat-tempat khusus.[]

Oleh : Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan 

Rabu, 08 Mei 2013

Sepuluh Alasan Untuk Tidak Memakai Jilbab




Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel (Diterjemahkan dari artikel berbahasa Inggris)

ALASAN I :   
Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab


Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah SAW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?


ALASAN II :  
Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.


Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia, Rasulullah SAW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.” (Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan- Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak .. . “ (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; “ dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…(QS. Luqman : 15)
   Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.


ALASAN III :    
Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.


   Saudari ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?” Bukankah Allah SWT telah berfirman; “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43). Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. .”(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah kalimat Allah; “sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu..”(QS. Al-Hujurat:13) .Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.

ALASAN IV :    
Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab.

Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui..”(QS At-Taubah : 81)Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat talli besar untuk menarikmud ari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka. Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; “mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah”(QS. AN-NABA 78:24-25). Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.

ALASAN V :    
Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.

Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka tekut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan memblokade petunjuk bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah SAW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.”  Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; “maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”(QS. AL BAQARAH 2:66) Kesimpulannya, apabila kau memegang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau melaksanakannya.

ALASAN VI :     
Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.

Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT bersabda; “dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”(QS. TAHA 20:124) Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?
   Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanm u kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.

ALASAN VII :    
Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : “dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”(QS. Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?

   Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya. Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak mengikuti ayat : janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak daripadanya”(QS An-Nur 24: 31] dan sabda Allah SWT:  katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..(QS Al-Ahzab 33:59). Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?


ALASAN VIII :   
Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya.

   Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami jalan yang lurus”  serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.

ALASAN IX :  
Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah saya pergi haji.

   Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT bersabda; tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34] saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT; berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21) saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya.. Allah mengatakan tentang orang-orang yang munafik, dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri” (QS Al-Hashr 59: 19) saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.Kesimpulannya , berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.


ALASAN X : 
Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!

     Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata  disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.


KESIMPULAN

     Tubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria. Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan. Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu semakin dekat kepada kematian.tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari kesenangan yang memperdayakan”(QS Ali ‘Imran 3:185).

Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku, apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat



Menghidupkan Hati


Saudaraku yang baik, saat ini kita mencoba memohon pertolongan Allah agar kita lebih mengenal siapa Allah , bagaimana cara mendekat kepada Allah dan tahu apa yang akan menghijab dari Allah.

“Bagaimana akan dapat terang hati seorang yang gambar dunia ini terlukis dalam lensa cermin hatinya, atau bagaimana akan pergi menuju kepada Allah  padahal ia masih terikat dan terbelenggu oleh syahwat hawa nafsunya, atau bagaimana akan dapat masuk ke hadirat Allah padahal ia belum bersih suci dari kelalaiannya atau bagiannya yang di sini diumpamakan dengan janabatnya mengharap akan mengerti rahasia yang halus padahal ia belum bertobat dari kekeliruan-kekeliruannya”

Saudaraku yang baik, bagaimana mungkin seseorang hatinya akan terang benderang kalau di hatinya ini selalu duniawi saja yang terlukis, bagaimana mungkin seseorang akan dapat mendekat bergerak kepada Allah kalau dia masih diikat dan dibelenggu oleh syahwat nafsunya, dan bagaimana bisa membuka pintu gerbang kedekatan dengan Allah kalau dia masih melumuri dirinya dengan aib dosa dan belum mensucikan dirinya.

Kurang lebih kita ibaratkan sebuah wadah. Bagaimana bisa diisi makanan yang nikmat andaikata wadah ini penuh dengan kotoran , penuh dengan belatung. Tentu senikmat apapun makanan tidak akan pernah dinikmati , karena tidak bisa bercampur kotoran dan kesucian.

Suatu saat Nabi Muhammad saw pernah berjalan melalui pasar yang diikuti sahabat dan orang-orang lain. Kebetulan beliau melewati bangkai seekor anak kambing yang putus telinganya. Ditunjukkannya kambing tersebut sambil bersabda: "Siapa diantara kalian yang mau menerima kambing ini dengan harga satu dirham?" Orang-orang menjawab: "Kami tidak ingin memilikinya". Nabi bersabda: "Apakah kalian mau memilikinya tanpa bayaran?" Salah seorang menjawab: "Demi Allah, sekiranya dia hidup pun kami tidak menyukainya, karena telinganya putus, apalagi sudah menjadi bangkai begini, buat apa?".
Nabi saw. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya dunia ini menurut pandangan Allah, lebih hina dari pandanganmu terhadap bangkai anak kambing ini".(H.R. Muslim yang bersumber dari Jabir)

Dunia yang mana ; harta ? kedudukan ?  jabatan ?, ternyata Rasulullah berharta , Rasulullah memiliki kedudukan dan populer , Rasulullah memiliki kekuasaan .Yang disebut dunia adalah semua yang disebutkan tadi yang membuat lalai kepada Allah, contoh ; mencari harta dan membuat lalai kepada Allah itulah dunia ; membabi buta mencari nafkah sedangkan shalat diabaikan , kejujuran diabaikan. Itulah pecinta dunia.

Sedangkan pecinta Allah sama sibuknya dengan gigih mencari harta tetapi selalu Allah yang dipikirkan, karena yakin Allah yang membagikan rejeki ; dia berdagang tapi dia yakin Allah yang menggerakan pembeli, dia tidak mau mengurangi timbangan 1 mg pun , dan dia tidak mau ada ketidak-jujuran yang dia inginkan hanya untuk memudahkan jual beli karena jual beli yang mudah diberkahi oleh Allah.
Dia tidak akan tamak dengan keuntungan karena dia tahu menguntungkan orang lain adalah disukai oleh Allah , dia bisnis , dia sibuk dengan harta tetapi kesibukannya membuat dia semakin taat kepada Allah ,yang seperti itu bukan bukan dunia yang menghinakan.

Pebisnis atau pedagang yang jujur termasuk orang yang berkedudukan di sisi Allah, dan kelak kalau sudah wafat bisa setara kekasih-kekasih Allah, mengapa ? karena hiruk pikuk dunianya justru membuat dia dekat dengan Allah, ini perlu kita pahami.

Lalu kekuasaan ; ada orang yang berkuasa kemudian jadi dzalim dan sibuk mempertahankan kekuasaannya, sepanjang hari yang ada dalam pikirannya hanya bagaimana berkuasa, itu adalah duniawi. Tapi bagi orang yang tidak tamak dengan kekuasaan justru yang dia pikirkan adalah bagaimana dengan kekuasaannya kebenaran bisa menjadi milik ummat, bagaimana dengan kekuasaannnya keadilan dapat ditegakkan dan memudahkan orang lain untuk dekat dengan Allah, nah kekuasaan yang seperti ini tidak diartikan sebagai duniawi.

Selanjutnya bagaimana orang bisa melesat berjalan ke arah Allah kalau dirinya masih terbelenggu ,bukankah kalau kita terbelenggu sulit untuk melangkah ? bukankah kita kalau diikat sulit untuk mendekat ? maka Allah menciptakan nafsu bagi kita bukan untuk membelenggu kita untuk mendekat kepada Allah tapi orang-orang yang diperbudak nafsu memang akan terikat.

Kita ambil contoh dengan nafsu perut ; seseorang yang nafsu perutnya telah membelenggu maka yang ada dalam pikirannya hanya bagaimana untuk mencari makanan yang enak yang dapat memuaskan perutnya.Dia rela untuk pergi jauh dan membayar dengan harga yang mahal untuk memuaskan perutnya.

Tapi bagi orang yang lapar dan laparnya digunakan untuk mendekat kepada Allah, maka dia akan taklukan nafsu perutnya itu dengan shaum . Tidak boleh diperbudak makanan, dia hanya mau makan kalau sudah lapar, dia berhenti makan ketika sebelum kenyang, setiap dia makan yang dia lihat bukan makanannnya tapi siapa yang memberi makannya, walaupun hanya dengan garam dia tahu semua ini karunia Allah. Makan penuh dengan rasa syukur karena lidahnya masih berasa, makan dengan rasa syukur karena masih berjumpa dengan nasi dan garam, makan dengan rasa syukur karena kita masih bisa menikmati makanan dibanding saudara kita yang lapar, maka dia makan tapi bukan nafsu yang berjalan tapi makrifat dia menemukan butir-butir nasi. Allahu Akbar !
Padahal dirinya jauh dari ladang tetapi dia dimudahkan ; ada bagian yang mengetam, menumbuk , ada bagian yang memasak, dan sekarang dia terpilih pada sebagai orang yang menikmati makanan yang dihidangkan oleh Allah nun jauh dari sana.Garam dari laut ada yang mengambil, mengeringkan sampai di piring ,Allahu Akbar ! .
Maka ,lapar yang seperti itu Insya Allah akan menjadi pendekat kepada Allah.Inilah kenikmatan dan orang yang menjalankan makan penuh dengan ingatan kepada Allah sepanjang makan Insya Allah jadi ibadah , sambil makan ingat kepada saudaranya yang lapar dan makin bertambah rasa syukurnya. Jauh berbeda dengan pecinta nafsu hari demi hari diperbudak dengan makanan saja , belum lagi yang diperbudak oleh amarah sehari-hari hanya dipikirkan bagaimana memuntahkan ketidaksukaannya

Jadi bagaimana kita akan mendekat kepada Allah kalau kita belum membersihkan diri kita , Allah Maha Suci sedangkan kita amat nista "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang membersihkan diri." (QS. 2 : 222).

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membuat hati kita menjadi tempat kasih sayang Allah ? kalau pada diri ini kita kumpulkan kebencian , maka sulit orang-orang yang tidak punya waktu untuk membersihkan hati  untuk meraup kedekatan dengan Allah , “Qad aflaha man zakkaahaa, Wa qad khaaba man dassaahaa” (Q.S: Asy Syams: 9-10) Artinya : Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya, Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.

Maka kegigihan kita untuk sekuat tenaga bertobat, ketika berbuat dosa hapus kembali dengan tobat ; 1 noktah tinta bersihkan , jangan biarkan tinta-tinta ini berkumpul menebal karena akan sangat sulit membersihkannya, perbanyaklah istighfar karena kalau cermin sudah berkilau Insya Allah kita akan tahu siapa diri kita dan orang lain pun dapat memanfaatkan cermin ini.

Kita rindu sekali agar dibimbing oleh Allah, Allah lah yang Maha Tahu semua ilmu yang bisa membuat kita sampai kepadanya Allah-lah Yang Maha Tahu bagaimana kita bisa mengenalnya. Maka kuncinya adalah berusahalah sekuat tenaga untuk menjadi orang yang mendekat dengan cara mengamalkan ilmu karena barang siapa yang mengamalkan ilmu yang diketahuinya niscaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahui oleh kita. Wallahu a’lam

(Tausiyah K.H. Abdullah Gymnastiar, disarikan dari kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu Atho’illah)

Senin, 06 Mei 2013

“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya”
(HR. Abu Sa’id)

Nach lho.....!!!!!!
Dari pada mandang pacar tambah dosa Memegang tangannya apa lagi, Apa lagi menciumnya dan berlanjut...
Astaghfirullah semuanya menjadi dosa.

Ayoooo yg malam mingguan sama pacar mendingan di batalin dan ajak pacar ke pelaminan secepatnya Biar semuanya menjadi ibadah.

Kalo udah nikah terserah deeeh mau megang-megang, pandang-memandang sampe mata melotot sekalipun atau cium sana, cium sini dari ujung rambut sampe ujung kaki bebas tanpa larangan, atau mau tidur bareng sampe jungkir balik juga di persilahkan..

Hehehe so tau ya si admin padahal belum nikah juga..

" BIARKAN AKU HIDUP "


Foto: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabbarakatuhuh .

Andai Saja Bayi Aborsi Bisa Berbicara

" BIARKAN AKU HIDUP "

Andaikan saja Bayi Aborsi bisa berkata , maka dia Akan Berkata ;

Ibu ,,,biarkan aku hidup seperti mereka , walaupun engkau tidak menginginkan kehadiranku , tapi setidaknya biarkan aku hidup ,,

Ibu ,,Apa salahku kepadamu , sehingga engkau setaga ini kepada diriku ( Darah Dagingmu ) sendiri ,,,,,,

Ibu ,,Bukankah aku anugrah ALLAH yg telah diamanatkan kepadamu , Tapi kenapa kau tega membunuh diriku ,,,,,

Ibu , kenapa Sunnah Romantis dan Perzinahan kau lakukan , kalau akhirnya engkau tidak meharapkan kehadiranku ,,,,,

Ibu ,,,,Dimanakah Hatimu saat itu ??? Saat pertama kali engkau memasuki Rumah Tempat Aborsi ,,,,???

Ibu ,,,kenapa engkau setega ini , kau tempuh jalan Aborsi , perbuatan yg paling ALLAH benci ,,,,,

Ibu ,,Apa mungkiin dari hasil USG ,kau mengetahui kalau aku punya kelainan fisik ( bentuk tubuh ) , sehingga engkau tidak menginginkan kehadiranku dikarenakan malu punya anak cacat .

Atau juga , engkau takut dan tidak mampu membesarkan aku dikarenakan ekonomi keluarga ,,,,

Atau mungkin engkau malu dgn kehadiranku , karna aku hasil dari perbuatan zina mu ,,,,

Ibu ,,,Ingatlah , ALLAH Maha Mengetahui atas semua perbuatan hamba- NYA ,walaupun orang lain tidak mengetahuinya ,,,,,

Ibu ,,,,,setiap apa yang engkau lakukan pasti akan ada balasannya , entah selama engkau didunia ini ataupun kelak diakhirat nanti ,,,

Ibu ,,,,biarlah aku salah satu korban Aborsimu , Tapi Ibu ,,janganlah engkau ulangi lagi .

Ibu ,,,,ketahuilah Aborsi adalah suatu perbuatan yg paling keji , dan yg paling ALLAH benci , Aku mohon tolonglah engkau jauhi ,,,,

Ibu ,,,Aku sayang padamu ,,aku tidak mau kelak engkau menjadi penghuni Neraka Jahanam , hanya karna kelalaianmu,Bertaubatlah Ibu ,selagi engkau masih bisa dan mampu,sebelum semuanya terlambat .

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabbarakatuhuh .

Andaikan saja Bayi Aborsi bisa berkata , maka dia Akan Berkata ;

Ibu ,,,biarkan aku hidup seperti mereka , walaupun engkau tidak menginginkan kehadiranku , tapi setidaknya biarkan aku hidup ,,

Ibu ,,Apa salahku kepadamu , sehingga engkau setaga ini kepada diriku ( Darah Dagingmu ) sendiri ,,,,,,

Ibu ,,Bukankah aku anugrah ALLAH yg telah diamanatkan kepadamu , Tapi kenapa kau tega membunuh diriku ,,,,,

Ibu , kenapa Sunnah Romantis dan Perzinahan kau lakukan , kalau akhirnya engkau tidak meharapkan kehadiranku ,,,,,

Ibu ,,,,Dimanakah Hatimu saat itu ??? Saat pertama kali engkau memasuki Rumah Tempat Aborsi ,,,,???

Ibu ,,,kenapa engkau setega ini , kau tempuh jalan Aborsi , perbuatan yg paling ALLAH benci ,,,,,

Ibu ,,Apa mungkiin dari hasil USG ,kau mengetahui kalau aku punya kelainan fisik ( bentuk tubuh ) , sehingga engkau tidak menginginkan kehadiranku dikarenakan malu punya anak cacat .

Atau juga , engkau takut dan tidak mampu membesarkan aku dikarenakan ekonomi keluarga ,,,,

Atau mungkin engkau malu dgn kehadiranku , karna aku hasil dari perbuatan zina mu ,,,,

Ibu ,,,Ingatlah , ALLAH Maha Mengetahui atas semua perbuatan hamba- NYA ,walaupun orang lain tidak mengetahuinya ,,,,,

Ibu ,,,,,setiap apa yang engkau lakukan pasti akan ada balasannya , entah selama engkau didunia ini ataupun kelak diakhirat nanti ,,,

Ibu ,,,,biarlah aku salah satu korban Aborsimu , Tapi Ibu ,,janganlah engkau ulangi lagi .

Ibu ,,,,ketahuilah Aborsi adalah suatu perbuatan yg paling keji , dan yg paling ALLAH benci , Aku mohon tolonglah engkau jauhi ,,,,

Ibu ,,,Aku sayang padamu ,,aku tidak mau kelak engkau menjadi penghuni Neraka Jahanam , hanya karna kelalaianmu,Bertaubatlah Ibu ,selagi engkau masih bisa dan mampu,sebelum semuanya terlambat .
Foto: Bissmillahirrahmannirrahim..

Untukmu laki-laki yang masih sendiri dan letih dalam pencarian belahan jiwamu, dengarlah ini …

Hentikanlah pengejaranmu untuk mendapatkan wanita yang cantik menurut nafsumu.

Cobalah buka mata hatimu bagi wanita yang cantik dalam pandangan Tuhan, dan engkau akan melihat banyak wanita sederhana yang kecantikannya sejati, yaitu yang daya tariknya berpendar dari hati yang bersih dan pikiran yang baik.

Wanita yang cantik dalam kesederhanannya, adalah wanita cantik yang sesungguhnya.

Pernikahanmu dengan wanita pilihanmu itu lebih panjang dari kemampuan melengket dari bedak dan celak apa pun.

Engkau tak membutuhkan wanita yang kecantikannya baru tampil setelah proses berhias yang panjang dan meletihkan.

Yang kau butuhkan adalah wanita jujur yang damai wajahnya saat tidur, yang matanya terbelalak bergembira menyambut wajahmu yang biasa, yang tertawa renyah menyaksikan kelucuan anak kecil, yang berusaha menyenangkanmu dengan penganan yang dicoba dimasaknya sendiri, yang menghemat uangmu, yang menyemangatimu untuk menjadi profesional atau pebisnis yang sukses, yang memelihara kehormatannya, yang mesra dan manja kepadamu, tapi tegas dan galak dalam membela nama baikmu.

Selalu ingatlah, bahwa …Wanita yang cantik dalam kesederhanannya, adalah wanita cantik yang sesungguhnya.

Semoga Tuhan segera mengenalkanmu dengan wanita baik itu, yang akan menjadi pendamping yang membahagiakan dan memuliakanmu, yang akan menjadi ibu dari anak-anakmu yang sehat, yang cerdas dan berpekerti baik.

Semoga kalian dibahagiakan dalam pernikahan yang rukun, yang penuh keceriaan dan kesejahteraan, dalam usia yang panjang dan sehat.

Aamiin ya Rabbal'alamin
Bissmillahirrahmannirrahim..

Untukmu laki-laki yang masih sendiri dan letih dalam pencarian belahan jiwamu, dengarlah ini …

Hentikanlah pengejaranmu untuk mendapatkan wanita yang cantik menurut nafsumu.

Cobalah buka mata hatimu bagi wanita yang cantik dalam pandangan Tuhan, dan engkau akan melihat banyak wanita sederhana yang kecantikannya sejati, yaitu yang daya tariknya berpendar dari hati yang bersih dan pikiran yang baik.

Wanita yang cantik dalam kesederhanannya, adalah wanita cantik yang sesungguhnya.

Pernikahanmu dengan wanita pilihanmu itu lebih panjang dari kemampuan melengket dari bedak dan celak apa pun.

Engkau tak membutuhkan wanita yang kecantikannya baru tampil setelah proses berhias yang panjang dan meletihkan.

Yang kau butuhkan adalah wanita jujur yang damai wajahnya saat tidur, yang matanya terbelalak bergembira menyambut wajahmu yang biasa, yang tertawa renyah menyaksikan kelucuan anak kecil, yang berusaha menyenangkanmu dengan penganan yang dicoba dimasaknya sendiri, yang menghemat uangmu, yang menyemangatimu untuk menjadi profesional atau pebisnis yang sukses, yang memelihara kehormatannya, yang mesra dan manja kepadamu, tapi tegas dan galak dalam membela nama baikmu.

Selalu ingatlah, bahwa …Wanita yang cantik dalam kesederhanannya, adalah wanita cantik yang sesungguhnya.

Semoga Tuhan segera mengenalkanmu dengan wanita baik itu, yang akan menjadi pendamping yang membahagiakan dan memuliakanmu, yang akan menjadi ibu dari anak-anakmu yang sehat, yang cerdas dan berpekerti baik.

Semoga kalian dibahagiakan dalam pernikahan yang rukun, yang penuh keceriaan dan kesejahteraan, dalam usia yang panjang dan sehat.

Aamiin ya Rabbal'alamin

''Malaikat Maut Mengintai Kita 70 Kali Sehari!''.

Bissmillahirrahmannirrahim..

Memang tidak ada yang pernah tahu kapan seseorang akan menghadapi kematian, itulah sebabnya banyak orang tidak mempersiapkan diri menghadapi kedatangannya.Itulah sebabnya Imam Al Gazali memperingatkan kepada kita bahwa di dunia ini sesuatu yang paling pasti adalah maut dan kematian,tidak ada yang lain.

ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang bermaksud:“Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali.” (Surah al-Anbiyak ayat 35).

Tahukah kita bahwa malaikat maut sentiasa memperhatikan serta melihat wajah kita sebanyak 70 kali dalam sehari? Seandainya manusia bisa melihat dengan kasat mata seperti apa tingkah laku malaikat pengintai itu, niscaya kaki mereka akan lemas jika mengetahuinya.

Oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak dapat melihat kehadirannya, itu sebabnya manusia tidak menyadari apa yang dilakukan malaikat Izrail di sekelilingnya.

Hadist Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: “Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari.Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang bergelak-ketawa. Maka berkata Izrail: ‘Alangkah herannya aku melihat orang ini, padahal aku diutus oleh ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa.’”.

jika takdirnya hingga esok hari terakhir ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala ‘pinjamkan’ nyawa untuk bernafas di muka bumi ini, apakah kita sudah cukup bekal menghadapi dua fase berikutnya yaitu alam barzah dan alam akhirat?
Bismillahirrahmaanirrahiim..

Seorang Wanita Sholehah itu,
Takan meninggalkan kewajibannya kepada ALLAH hanya kerana kesibukan atau kerana kesenangannya yang menyita waktu..

Wanita Sholehah itu..
Takan rela memperlihatkan auratnya atau lekuk tubuhnya kecuali pada muhrimnya..

Seorang Wanita Sholehah itu..
Takan membuat berbagai alasan untuk tidak taat pada suaminya kecuali Ridha dalam ketaatan padanya selama itu adalah kebaikan didalamnya..

Wanita Sholehah itu..
Takan menghalalkan pergaulannya, kecuali senantiasa menjaga dirinya dari keharaman yang dilarang oleh ALLAH kepadanya..

Seorang Wanita Sholehah itu..
Takan banyak menuntut banyaknya mahar pada calon suaminya, kecuali menyerahkan sesuai kemampuan calon suaminya..

Wanita Sholehah itu..
Takan berkeluh kesah dengan rizki yang sedikit tapi senantiasa mensyukurinya.. Takan berlarut-larut dalam kedukaannya atas ujian yang menimpanya, kecuali Ridha atas apa yang telah ditentukan_NYA­
.
Seorang Wanita Sholehah itu..
Takan menjadi kecewa atas apa yang diraihnya jika tidak sesuai dengan keinginannya, kecuali senantiasa bertawakal pada_NYA..

Seorang Wanita Sholehah itu..
Takan membiarkan hatinya terkotori oleh noda yang mengeraskan hatinya, tapi senantiasa berusaha membersihkannya ­ dan menjaganya dengan dzikir dan istighfar kepada_NYA..

Wanita Sholehah itu..
Takan membiarkan hatinya dipenuhi dengan kecintaan pada Makhluk-NYA kecuali menempatkan ALLAH sebagai kecintaan yang utama, dan kecintaan pada makhluk_NYA hanya kerana_NYA..

Wanita Sholehah itu..
Takan membiarkan dirinya jatuh dalam kebodohan kecuali senantiasa mempersiapkan dirinya dengan ilmu dan imannya untuk membangun hidup dan membangun keluarganya..

Dan Seorang Wanita Sholehah itu..
Takan pernah bisa kita raih kecuali ada usaha serta Rahmat_NYA agar bisa menjadi sholehah didalamnya..

Kisah Seorang Ibu & Menantunya

Bismillahirrahmanirrahim.

Seorang ibu tersenyum kepada istri anaknya setelah berlalu bulan madu keduanya.

Dia berkata, "Engkau telah membuat putraku rajin shalat ke masjid. Engkau berhasil dalam waktu 30 hari saja, padahal aku telah berusaha menasihatinya selama 30 tahun!"

Menantu itupun mengalirkan air mata...

Menantu itu berkata,"Apakah anda telah mengetahui wahai ibuku, kisah tentang batu dan harta?

Dikisahkan bahwasanya ada sebuah batu besar yang menghalangi jalannya manusia.

Maka seorang laki-laki dengan sukarela berusaha memecahkan batu itu dan menyingkirkannya.
Dia memukul batu itu dengan kapak hingga 99 kali,tapi batu itu tidak bergeming.Dia sangat kelelahan...

Ketika itu datanglah seorang laki-laki dan menawarkan bantuan... Dia memukul batu besar itu dengan kapak dengan sekali pukulan, tiba-tiba batu itu pun pecah!

Ternyata di bawah batu itu terdapat sekantung emas.

Berkatalah laki-laki kedua ini,"Emas ini adalah milikku, karena akulah yang telah memecahkan batu ini!"
Keduanya pun mencari keadilan kepada hakim.

Orang yang bertama berkata, "Hendaknya sebagian harta itu diberikan kepadaku, karena aku telah memukul batu itu sebanyak 99 pukulan, kemudian aku sampai kelelahan!"

Laki-laki kedua berkata, "Tidak, harta itu adalah milikku seluruhnya, karena akulah yang memecahkan batu itu!"

Hakim itu berkata, "Engkau wahai laki-laki yang pertama, engkau mendapatkan 99 bagian dari harta ini, adapun engkau laki-laki yang memecahkan batu, bagimu satu bagian saja, seandainya laki-laki pertama ini tidak memukulnya sampai 99 kali maka batu itu tidak akan pecah pada pukulan ke 100!"

Sungguh ... di dalam kisah ini terdapat pelajaran akhlaq yang agung...

1. Seorang ibu, seorang ibu yang telah berusaha menasihati putranya untuk shalat selama 30 tahun tanpa putus asa, kemudian dia merasa gembira dengan anaknya yang shalat karena pengaruh dari istrinya, meskipun anaknya itu tidak memedulikan nasihat ibunya selama 30 tahun!

2. Menantu yang agung akhlaqnya! Dia tidak menyematkan keutamaan kepada dirinya, bahkan dia menjadikan keutamaan itu sepenuhnya milik ibu tersebut, karena ibu itu telah meletakkan asas kepada anaknya, satu demi satu... hingga tersisa satu bagian terakhir, yang disempurnakan oleh dirinya...

Sudahkah kita demikian...

Semoga kebaikan akan terus selalu tersampaikan.

Jika MENIKAH..

Bismillahirrahmanirrahim.

Pilihlah seseorang yang baik dalam AGAMA nya..

Karena seseorang yang baik agamanya dia akan memuliakanmu dan tidak akan menyakitimu..

Sebab keindahan fisik, harta dan tahta bukanlah jaminan sebuah kebahagiaan dalam berumah tangga..

Karena orang yang baik agamanya akan memberikan kedamaian jiwa, dunia dan akhirat..

Semoga Kita Semua Mendapatkan Pendamping Yang Sholeh / Sholehah..

Aamiin Ya Rabbal'alamiin
♥Bismillahirrahmanirrahiim....♥

Ya ALLAH..Hamba menginginkan seorang IMAM yang dengan keimanannya mampu mengarahkanku pada pilihan yang baik.

Bersedia MENDENGAR ketika aku ingin bicara....
Menyediakan BAHUnya untuk tempatku bersandar..
Merelakan TANGANnya untuk menyeka airmataku.
Menyerahkan HATInya hanya padaku dan membimbing hamba menuju jannah-Mu..

Aamiin ya Rabbal'alamin..

MASYAALLAH, PERGANTIAN SIANG MALAM ...

Bismillahirrahmanirrahim.

Gambar berikut ini adalah foto yang diambil oleh beberapa satelit Wahana Luar Angkasa Amerika Serikat, NASA,tepat diatas Benua Afrika bagian utara dan Eropa. Nampak lampu-lampu masih menyala di bagian Bumi yang masih gelap...

Foto ini memberikan gambaran yang menakjubkan tentang fenomena "bercampurnya" antara siang dan malam. Ada benang yang sangat tipis yang memisahkan malam dan siang di perbatasan antara keduanya. Fenomena yang membuat kagum para ilmuwan. Dan tidak ada bahasa yang cocok untuk menggambarkan fenomena unik ini kecuali firman Allah Ta'ala :

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ * ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

"Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah (berkuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasannya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar".

[QS. Al Hajj ayat 61-62]

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

"GOLONGAN ORANG YANG DI DOAKAN OLEH MALAIKAT"


"Sebenarnya (Malaikat-Malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.
Allah mengetahui segala apa yang ada di hadapan mereka dan yang ada di belakang mereka. Dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati-hati kerena takut kepada-Nya." (Q.S. Al-Anbiya' 26-28)

Lalu siapakah orang-orang yang selalu didoakan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat oleh para Malaikat? Mereka adalah :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Dalam hal ini kita dianjurkan untuk berwudlu' menjelang istirahat.

2. Orang yang duduk menunggu waktu Shalat. Dalam hal ini seseorang mensegerakan diri untuk bersiap-siap menunggu waktu Shalat sebelum adzan berkumandang.

3. Orang yang ada pada Shaf terdepan ketika Shalat berjemaah.

4. Orang yang menyambung Shaf (tidak membiarkan kosong) ketika Shalat berjema'ah.

5. Orang yang masih berada di tempat Shalatnya setelah selesai melakukan Shalat. Artinya ia menyempatkan diri untuk berdzikir & berdoa setelah menunaikan Shalat.

6. Orang yang Shalat berjemaah pada waktu Shubuh dan 'Ashar.

7. Orang yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama Muslim) tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya.

8. Orang yang suka berinfak.

9. Orang yang sedang makan sahur pada bulan Ramadhan.

10. Orang yang suka menjenguk saudaranya yang sedang sakit.

11. Orang yang suka mengajarkan serta menasehatkan kebaikan kepada orang lain.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang demikian.

Aamiin ya Rabbal'alamin...
Bismillahirrahmanirrahim.

Duhai ukhti, kenapa engkau begitu setia utk mendapat cintanya, padahal ia belum tentu untkmu..”Cintailah ia sewajarnya tanpa engkau berkorban rasa..biarkan rindu menggantung di bawah kuasa-Nya, biarkan kegelisahan hatimu tergenggam diantara kasih-Nya.” ALLAH tahu akan ketulusan hatimu dalam ingin mencintainya, namun ALLAH lebih tahu apa yg terbaik utk keindahan rasamu.”Kehidupan yg akan datang, tak seindah apa yg di pikirkan..begitu pun dengan yg di harapkan, belum tentu indah utk di jalani..Cintailah ia dengan merindukan keridhaan-Nya karna keridhaan-Nya yg akan memberikan kebahagiaan.”...

Aamiin ya Rabbal'alamin.

Sabtu, 04 Mei 2013

10 Wasiat RasulullaaH SAW

Ada 10 wasiat RasulullaaHh kepada putrinya Fathimah binti RasulillaaHh. Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tsb adalah:

  1.  Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, ALLAH pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan, dan meningkatkan derajat wanita itu.
  2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya ALLAH menjadikan dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.
  3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan ALLAH akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
  4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan ALLAH akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
  5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan ALLAH.
  6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan ALLAH menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, ALLAH menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan ALLAH. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan ALLAH memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
  7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan ALLAH mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan ALLAH memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
  8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan ALLAH memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
  9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan ALLAH mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
  10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan ALLAH memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. ALLAH mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan ALLAH menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.

Begitu indah menjadi wanita, dengan kelembutan dan kasihnya dapat merubah dunia.
Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah, agar negeri menjadi indah, karena dirimu adalah tiang negeri ini.

Belajar Dari Kesalahan


Bila Anda melakukan suatu tindakan, ada kemungkinan Anda akan membuat kesalahan. Jangan patah semangat dulu, karena ketahuilah bila Anda membuat kesalahan, itu adalah suatu hal yang hebat. Anda memiliki kesempatan untuk belajar sesuatu.

Akui kesalahan Anda, teliti dan pelajari secara mendalam mengapa Anda melakukan kesalahan tersebut. Berpikirlah untuk mencari jalan keluar bagi kesalahan Anda. Kesalahan adalah guru yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, Anda dibantu untuk menemukan apa yang benar.

Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai dari sebuah kesalahan. Suatu saat, salah seorang pegawainya membuat kesalahan besar yang merugikan IBM senilai jutaan dolar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson berkata, “Anda pasti menginginkan agar saya mengundurkan diri.” Menanggapi perkataan pegawainya, Watson malah berkata, “Anda pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10 juta dolar untuk mendidik Anda...”

Orang yang memiliki bakat sukses akan belajar dari apapun yang terjadi, termasuk kesalahan. Bila Anda membuat sebuah kesalahan, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mengumpulkan kembali keping-keping yang terserak dan memperhatikan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya manfaatkanlah pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari kesalahan yang telah Anda perbuat.

Mengenal Diri

Mengenal diri itu adalah “anak kunci” untuk Mengenal ALLAH.   Hadits ada mengatakan :

MAN ‘AROFA NAFSAHhU FAQOD ‘AROFA ROBBAHhU

(Siapa yang kenal kenal dirinya akan Mengenal ALLAH)

Firman ALLAH Ta'ala :

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?“  (QS. Fush Shilat [41]:53)

Tidak ada hal yang melebihi diri sendiri.  Jika anda tidak kenal diri sendiri, bagaimana anda hendak tahu hal-hal yang lain?  Yang dimaksudkan dengan Mengenal Diri itu bukanlah mengenal bentuk lahir anda, tubuh, muka, kaki, tangan dan lain-lain anggota anda itu.  karena mengenal semua hal itu tidak akan membawa kita mengenal ALLAH.  Dan bukan pula mengenal perilaku dalam diri anda yaitu bila anda lapar anda makan,  bila dahaga anda minum,  bila marah anda memukul dan sebagainya.  Jika anda bermaksud demikian,  maka binatang itu sama juga dengan anda.  Yang dimaksudkan sebenarnya mengenal diri itu ialah:

Apakah yang ada dalam diri anda itu?

Dari mana anda datang? Kemana anda pergi? Apakah tujuan anda berada dalam dunia fana ini? Apakah sebenarnya bagian dan apakah sebenarnya derita?

Sebagian daripada sifat-sifat anda adalah bercorak kebinatangan.  Sebagian pula bersifat Iblis dan sebagian pula bersifat Malaikat.  Anda hendaklah tahu sifat yang mana perlu ada,  dan yang tidak perlu.   Jika anda tidak tahu,   maka tidaklah anda tahu di mana letaknya kebahagiaan anda itu.

Kerja binatang ialah makan,  tidur dan berkelahi.  Jika anda hendak jadi binatang,  buatlah itu saja.  Iblis dan syaitan itu sibuk hendak menyesatkan manusia,  pandai menipu dan berpura-pura.  Kalau anda hendak menurut mereka itu,   lakukan sebagaimana kerja-kerja mereka itu.  Malaikat sibuk dengan memikir dan memandang Keindahan IlaHhi.  Mereka bebas dari sifat-sifat kebinatangan.

Jika anda ingin bersifat dengan sifat KeMalaikatan,  maka berusahalah menuju asal anda itu agar dapat anda mengenali dan menuju pada ALLAH Yang Maha Tinggi dan bebas dari belenggu hawa nafsu.  Sebaiknya hendaklah anda tahu kenapa anda dilengkapi dengan sifat-sifat kebintangan itu.

Adakah sifat-sifat kebinatangan itu akan menaklukkan anda atau adakah anda menakluki mereka?.  Dan dalam perjalanan anda ke atas martabat yang tinggi itu,  anda akan gunakan mereka sebagai tunggangan dan sebagai senjata.

Langkah pertama untuk mengenal diri ialah mengenal bahwa anda itu terdiri dari bentuk yang zhohir,  yaitu tubuh ;  dan hal yang batin yaitu hati atau Ruh .  Yang dimaksudkan dengan “HATI” itu bukanlah daging yang terletak dalam sebelah kiri tubuh.

Yang dimaksudkan dengan “HATI” itu ialah satu hal yang dapat menggunakan semua kekuatan,   yang lain itu hanyalah sebagai alat dan kaki tangannya saja.  Pada hakikat hati itu bukan termasuk dalam bidang Alam Nyata (Alam Ijsam) tetapi adalah termasuk dalam Alam Ghaib.  Ia datang ke Alam Nyata ini ibarat pengembara yang melawat negeri asing untuk tujuan berniaga dan akhirnya kembali akan kembali juga ke negeri asalnya.  Mengenal hal seperti inilah dan sifat-sifat itulah yang menjadi “Anak Kunci” untuk mengenal ALLAH.

ISLAM yang telah ALLAH ridlokan untuk menjadi agama kita, dan disampaikan melalui utusan-Nya Nabi Muhammad SAW merupakan satu syariat yang mencakup persoalan hidup lahir dan batin. Syariat lahir disebut syariat. Syariat batin disebut hakikat. Hal itu sangat sesuai dengan struktur kejadian manusia itu sendiri yang merupakan kombinasi antara jasad lahir dan jasad batin.

Jasad lahir adalah semua anggota tubuh kita yang nampak dengan mata. Sedangkan jasad batin adalah jasad gaib yang menggerakkan seluruh anggota lahir. Jasad batin dapat merasa, mengingat, memikirkan, mengetahui, memahami segala sesuatu yang terjadi di dalam diri kita masing-masing. ALLAH SWT. menetapkan bahwa syariat lahir untuk diamalkan oleh jasad lahir sedangkan syariat batin untuk diamalkan oleh jasad batin yaitu ruh.

Sesuai dengan keadaan lahir batin kita yang saling berkaitan erat tanpa terpisah-pisah maka begitu pula amalan lahir dan batin wajib dilaksanakan secara serentak di setiap waktu dan keadaan. Kalau kita membeda-bedakan atau menolak salah satu dari amalan itu, maka kita tidak mungkin menjadi hamba ALLAH yang sebenarnya sebab Islam memandang syariat itu sebagai kulit, sedangkan hakikat itu adalah intipati.

Kedua-duanya sama-sama penting dan saling memerlukan, ibarat kulit dan isi pada buah-buahan. Keduanya mesti ada untuk kesempurnaan wujud buah itu sendiri. Tanpa kulit, isi tidak selamat malah isi tidak mungkin ada kalau kulit tidak ada. Sebaliknya tanpa isi, kulit jadi tidak berarti apa-apa. Sebab buah yang dimakan adalah isinya bukan kulitnya.

Begitu juga hubungan syariat dan hakikat. Keduanya mesti diterima dan diamalkan serentak. Keduanya saling mengisi dan memerlukan. Kalau kita bersyariat saja (artinya berkulit saja tanpa isi), itu tidak membawa arti apa-apa di sisi ALLAH.

Sabda RasulullooHh SAW. :

Terjemahannya : “ALLAH tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi Dia memandang hati dan amalan kamu.” (Riwayat : Muslim)

Sebaliknya kalau kita berhakikat saja (isi tanpa kulit), maka tidak ada jaminan keselamatan dari ALLAH SWT. Hakikat itu akan mudah rusak, dan kita sama sekali tidak akan memperoleh apa-apa, bahkan agama Islam yang kita anut akan rusak tanpa kita sadari.

Berkata Imam Malik Rahimahullahu Ta'aala:

Terjemahannya : “Barangsiapa berfiqih (syariat) dan tidak bertasawuf maka ia jadi fasik. Barangsiapayang bertasawuf (hakikat) tanpa fiqih maka ia adalah kafir zindik.”

Artinya kita mesti mengamalkan keduanya sekaligus, yaitu syariat dan hakikat. Kalau kita pilih salah satu, kita tidak akan selamat. Kalau kita bersyariat saja tanpa dilindungi oleh hakikat, kita akan menjadi fasik. Dan kalau kita berhakikat saja tanpa dikawal oleh syariat, maka hakikat itu akan mudah rusak sehingga kita jatuh kafir zindik (kafir tanpa sadar).

Begitulah pentingnya syariat dan hakikat. Tetapi bila kedua-duanya ada, maka hakikatlah yang lebih utama.

Seperti dalam sabda RosulullooHh SAW. :

Terjemahannya : ALLAH tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi Dia memandang hati dan amalan kamu. (Riwayat : Muslim)

Hadits itu tidak bermaksud bahwa syariat tidak penting. Bahkan syariat juga adalah hukum-hukum fardhu yang wajib diamalkan oleh seluruh umat Islam. Hanya saja dalam keadaan keduanya (syariat dan hakikat) itu sama-sama diamalkan, ALLAH memberi keutamaan pada amalan hakikat. Perbandingannya seperti antara kulit dan isi buah. Kedua-duanya sama penting, tetapi manusia memberi keutamaan pada isi sebab bisa dimakan.

Begitulah peranan hakikat. Peranannya menentukan berakhlak atau tidaknya seorang manusia kepada ALLAH dan kepada sesama manusia. Orang yang kuat amalan batinnya atau tinggi pencapaian tasawufnya adalah orang yang hatinya selalu dekat dengan ALLAH. Ia senantiasa merasakan kebesaran ALLAH, dibandingkan dirinya yang maha lemah dan senantiasa memerlukan pertolongan ALLAH. Ia sangat beradab dengan ALLAH dan dapat mengorbankan dunia untuk Tuhannya. Ia juga mampu mengasihi semua manusia, bersedia susah untuk manusia dan akan menyelamatkan manusia dari tipuan dunia, nafsu dan syaitan.

Sebaliknya orang yang lemah dalam amalan batin adalah orang yang hatinya jauh dan terpisah dari ALLAH. Ia tidak takut dengan ALLAH, tidak malu, tidak harap, dan tidak cinta kepada ALLAH. Ia tidak redha dan tidak sabar, kurang beradab dengan ALLAH, penuh hasad dengki, sombong, bakhil, dendam dan pemarah. Ia akan menjadi seorang pencinta dunia yang bekerja keras hanya untuk dunianya. Orang seperti itu selalu dibelenggu oleh kecintaan kepada dunia hingga takut berjuang dan berjihad untuk agama ALLAH serta untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Orang yang tidak berhakikat, sekalipun melakukan ibadah shalat, puasa, dan banyak membaca Al Quran serta gigih berjuang adalah orang yang kurang berakhlak dengan ALLAH dan kurang berakhlak dengan manusia.

Kurangnya amalan batin dapat menyebabkan orang-orang yang tidak berhakikat itu biasanya mati dalam dosa yang tidak sadar. Mungkin dosa karena buruk sangka dengan ALLAH, putus asa dengan ketentuan ALLAH, tidak ridla dengan takdir ALLAH atau dosa karena merasa bahwa amalannya lah yang akan menyelamatkan dirinya dari neraka ALLAH.

Rasa riya’, ujub atau merasa diri bersih itu pun adalah dosa batin. Dosa batin, tak seorang pun yang dapat melihatnya, bahkan diri sendiri pun tidak dapat merasakannya. Hanya orang yang mempunyai basirah (pandangan hati yang tembus) saja yang dapat mengetahuinya.

Nanti, bila ALLAH bukakan segala kesalahan (dosa-dosa batin itu) di akhirat, barulah manusia akan terkejut dan tersentak.

Ulama tasawuf berkata:

“Biarlah sedikit amalan beserta rasa takut pada ALLAH, karena itu lebih baik daripada banyak amalan tetapi tidak ada rasa takut dengan ALLAH. Lebih baik orang yang merasa berdosa dan bersalah dengan ALLAH daripada orang yang banyak amalan tetapi tidak rasa berdosa pada ALLAH bahkan dia merasa telah cukup dengan amalan itu.”

Firman ALLAH :

Terjemahannya : Hari kiamat ialah hari dimana harta dan anak-anak tidak dapat memberi manfaat, kecuali mereka yang menghadap ALLAH membawa hati yang selamat sejahtera.(Asy Syuara: 88-89)

Hati yang selamat sejahtera ialah hati orang bertaqwa yang berisi iman, yakin, ikhlas, redha, sabar, syukur, tawakal, takut, harap dan lain-lain rasa hati dengan ALLAH SWT. Hati yang senantiasa merasa sehat dalam kesakitan, kaya dalam kemiskinan, ramai dalam kesendirian, lapang dalam kesempitan dan terhibur dalam kesusahan. Ia bersikap redha dengan apa saja pemberian Tuhan-Nya.

Untuk memperoleh hati yang seperti itu, kita mesti bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu untuk melakukan amalan lahir dan batin (syariat dan hakikat). Kedua-duanya akan saling mengawal untuk mengangkat kita ke taraf taqwa.

Syariat dan hakikat akan mendidik dan memimpin kita menjadi seorang insan kamil yang mampu memenuhi keinginan dan keperluan fitrah murni manusia secara suci lagi mulia. Orang seperti itulah yang ALLAH maksudkan sebagai golongan As Siddiqin atau golongan Al ‘Arifin. Sifat mereka ALLAH uraikan dalam Surah Al Furqaan ayat 63-74:

Terjemahannya : “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang (hamba-hamba yang baik) itu ialah mereka yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan mereka yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (orang-orang yang melakukan shalat tahajjud di malam hari semata-mata karena ALLAH). Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.” Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) bakhil, dan adalah (perbelanjaan itu) pertengahan. Dan mereka juga tidak mengharap (menyembah) yang lain di samping ALLAH dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan ALLAH (orang Islam) kecuali yang dibenarkan syarak (pembunuh, penzina, murtad) dan tidak juga berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu niscaya dia akan menerima pembalasan dosanya. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina. Kecuali mereka yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal soleh, kejahatan mereka ALLAH gantikan dengan kebajikan. Dan ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal soleh maka sesungguhnya mereka bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka tidak menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang sering berdoa, “Ya Tuhan kami anugerahkanlah kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Merekalah orang-orang bertaqwa yang akan memperoleh ketenangan hidup di dunia dan di akhirat. Mereka adalah tempat untuk kita mempelajari dan mencontoh kehidupan yang aman dan bahagia. Suasana seperti itu pernah terjadi, yaitu dalam kehidupan salafussoleh. Mereka telah menjalani suatu kehidupan, di mana mereka menerima dan mengamalkan sepenuhnya kehendak syariat dan hakikat. Hasilnya, mereka (para salafussoleh) menjadi orang-orang yang bahagia dan membahagiakan orang lain.

Sejarah 15 abad yang silam memberitahu kepada kita bahwa 3/4 dunia menjadi tenang, aman dan damai di bawah pemerintahan mereka. Kawan maupun lawan merasa selamat berada di dalam kekuasaan mereka. Demikianlah satu kenyataan yang membuktikan bahwa sekiranya manusia patuh menjalani syariat lahir dan batin, maka selamat dan berbahagialah mereka di dunia dan di akhirat.

ALLAH berfirman :

Terjemahannya : “Dan ALLAH telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal soleh di antara kamu bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dia akan menegakkan bagi mereka agama yang telah diredhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang fasik.” (QS An Nur [24] : 55 ) .