Jumat, 20 Juli 2012

SEPASANG RINDU

Ranting cemas itu masih berdiri kokoh di sudut ruang benakku.
Sedang aku masih berharap kau hadir malam ini membawa selaksa rindu yang telah ku titipkan di peraduanmu.
Kekasih, langkah kian sunyi di bawah senyum rembulan malam ini.
Dan seperti rembulan itu, rinduku adalah seluruh resahku yang tersimpan rapi di bawah kenangan yang menjelma dalam sosok dirimu.
Menemuimu di bibirmu.
Bibirmu penuh dengan goresan diri dan getah kata-kata.
Aku memotong rumput yang telah tumbuh terlalu tinggi di sudut sana agar mudah menemukan matamu.
Menemuimu di matamu.
Matamu penuh dengan kutu putih dan merah tanah yang terbakar matahari.
Aku mencangkuli nestapa agar kesuburan menjadi milik bumi yang bertahta di telingamu.
Menemuimu di telingamu.
Telingamu penuh dengan banjir sumpah serapah yang menenggelamkan padang dan petir yang mengoyak padi.
Aku membersihkan debu dari bintan-bintang yang mengotori sawahmu,
Agar bulir padi yang gemuk-gemuk dapa kusematkan di bibirmu.
Menemuimu di bibirmu.
Aku menemuimu di segala tempat, yang pahit dan yang kelam, yang buruk dan yang bau, yang berengsek dan yang cabul.
Aku menemukan rahasia Tuhan buatku di tubuhmu, 
Kekasihku.... 
Dari Dunia Aksara...

Tidak ada komentar: