Senin, 23 November 2015

Doa Setelah Sholat Dhuha dan Beberapa Keutamaannya


Sholat dhuha adalah sholat sunah yang terdapat banyak sekali keutamaannya. Selain kamu mendapat pahala jika mengerjakannya, sholat dhuha juga bisa sebagai alat untuk membayar hutang kepada Allah SWT loh. Hutang apa? Hutang atas nikmat yang Allah berika kepada kamu setiap hari, setiap jam, setiap menit dan bahkan setiap detiknya.

Bukankah kamu bernafas setiap dengan menghirup udara yag segar setiap harinya? Lalu itu semua dari mana kalau bukan dari Allah SWT. Begitu juga semua nikmat yang ada di dibumi ataupun di tubuh kamu, baik itu nikmat mata, nikmat sehat dan nikmat lainnya.

Dalam sebuah hadits Hadits Riwayat Muslim, no. 1181 dikatakan:

Yang artinya:

Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma’rud adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha.
Doa Sholat Dhuhah

اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.

Yang artinya:

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.”
Setelah kamu mengetahui tentang bacaan doa setelah sholat dhuha, kamu juga harus mengetahui keutamaan dari sholat dhuha tersebut. Karena jika kamu mengetahui keutamaan sholat dhuha maka, kamu akan lebih rajin lagi dalam melaksanakan sholat dhuha. Baik itu dua rakat, empat rakaat, delapan rakaat, maupun dua belas rakaat. Baiklah mari disimak ya.

1
Wasiat Rasulullah Agar Dikerjakan Setiap Hari


Dalam hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliat berkata:

أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

“Kekasihku (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh), shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur”

Wasiat ini untuk umat muslim sangatlah berharga karena Rasul sendiri yang mewasiatkan untuk umatnya. Sebagai umat Nabi Muhammad yang baik, selayaknya sudah melakukan sholat dhuha setiap hari.

2
Sholat Dhuha Adalah Shalat Awwabin


Dalam hadits riwayat Ibnu Khuzaimah riwayat ini shahih bahwa dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

أوصاني خليلي بثلاث لست بتاركهن أن لا أنام إلا على وتر وأن لا أدع ركعتي الضحى فإنها صلاة الأوابين وصيام ثلاثة أيام من كل شهر

“Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan”

Awwabin adalah orang-orang yang taat. Orang awwabin ini meruinkan shalat dhuha, dengan begitu orang yang melakukan shalat dhuha dicatat sebagai orang-orang yang taat kepada Allah SWT.

Baca juga: Makna Rukun Islam

3
Shalat Dhuha 2 Rakaat Senilai 360 Sedekah


Hal ini disebabkan karena ditubuh manusia terdapat sendi-sendi yang harus disedekahkan. Hal ini juga berkaitan dengan hadits yang diriwayatkan Rasulullah dalam hadits riwayat Muslim, sebagai berikut:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.”

Hal ini menunjukan bahwa seorang hamba yang taat dan baik harus melakukan sholat dhuha, baik itu dua rakaat, empat rakaat, delapan rakaat, maupun dua belas rakaat sekalipun.

Baca juga: Manfaat Sedekah dalam Islam

4
Shalat Dhuha 4 Rakat Membawakan Kucukupan Sepanjang Hari


Jika kamu mengerjakan sholat dhuha empat rakaat maka Allah akan mencukupkan kehidupan kamu sepanjang hari, hal ini berkaitan dengan apa yang diriwayatkan Rasulullah dalam hadits riwayat Ahmad, sebagai berikut:

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.”

Nah, jika kamu ingin Allah cukupkan kebutuhan kamu sepanjangan hari maka sholatlah 4 rakat sholat dhuha.

5
Shalat Dhuha Adalah Ghanimah Terbanyak


Pada suatu hari Rasulullah SAW mendengar para sahabatnya membicarakan tentang ghanimah, maka sontak Rasul pun memberitahukan kepada sahabatnya amal yang dapat memberikan ghanimah lebih banyak daripada ghanimah yang mereka peroleh. Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad, hadits ini hasan shahih.

مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لِسَبْحَةِ الضُّحىَ، فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزىً وَأَكْثَرُ غَنِيْمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً

“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak dan kembalinya lebih cepat”

Hal ini pun dapat menjelaskan bahwa dengan mengerjakan sholat dhuha akan mendapatkan rezeki. Siapa saja yang mengerjakan sholat dhuha maka, mereka akan mendapatkan rezeki baik itu dari keberkahannya maupun dari banyaknya harta itu. Wallahu’alam

Sabtu, 21 November 2015

Awalnya  aku tertawa melihatnya, setelah itu sampai habis aku menangis terharu, bahasa tubuhnya mengisyaratkan beban yang di derita saudara-saudaranya di Palestin, Syiria dan lainnya di timur tengah yang negaranya lagi di landa perang yang tak berkesudahan hingga kini... Allahuakhbar...Juri di depan dia itu orang israil... Bakat yang ada pada dirinya mempunyai maksud yang sangat mendalam. Dan dia memerankan sepenuh jiwa...




Senin, 16 November 2015

Gus Dur Patung Pluralisme, Tubuh Budha Muka Gus Dur


Ibnu Umar meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ , يُقَالُ لَهُمْ : أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ

Orang-orang yang membuat gambar-gambar/ patung-patung ini mereka disiksa di Hari Qiyamat, dikatakan kepada mereka: Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan. (Muttafaq ‘alaih).

وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى بِالْمُشْرِكِينَ حَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى الأَوْثَانَ

Dan Qiyamat tidak terjadi sebelum ada kabilah-kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik sehingga kelompok-kelompok dari umatku menyembah berhala-berhala. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Tsauban, ditakhrij oleh Imam As-Suyuthi, dishahihkan oleh Al-Albani).


Bukan hanya dibuat julukan Bapak Pluralisme untuk Gus Dur (Abdurrahman Wahid) tetapi dibuat juga patung pluralisme. Hingga patung satu sosok saja campur-campur, yakni badannya badan Budha, sedang mukanya muka Gus Dur.

Itulah nasib seorang Gus Dur yang aqidahnya tidak jelas, sehingga sosoknya saja dipatungkan dengan wajahnya masih wajah Gus Dur tapi badannya badan lain.

Sejak matinya Gus Dur (Abdurrahman Wahid) 30 Desember 2009 banyak masalah yang muncul berupa fitnah (bala’/ musibah ) agama. Pidato Presiden SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono) di atas kubur Gus Dur dalam acara penguburannya di Jombang Jawa Timur Kamis 31 Desember 2009 menimbulkan polemic, karena Presiden SBY menjuluki Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme dan Multikulturalisme. Keruan saja Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi dan Ketua MUI Jawa Timur Abdul Shamad tidak setuju penyebutan itu, karena lafal pluralisme itu mengandung makna bahwa semua agama itu sama. Maka dua tokoh itu tidak menyetujuinya hingga menyuara bernada menyanggah, walau yang berpidato itu presiden.

Di samping itu muncul pula kesesatan baru, tanah kubur Gus Dur diambili orang, dianggap punya tuah, semacam jimat. Ini satu tingkah kemusyrikan, dosa terbesar.

Lebih dari itu, di Magelang dibuat 4 patung Gus Dur, katanya untuk memperingati 40 hari matinya Gus Dur. Di antara patung yang 4 itu ada yang badannya adalah tubuh Budha sedang mukanya muka Gus Dur.


Inilah beritanya:

Peringati 40 Hari, Gus Dur Dipatungkan
Senin, 8 Februari 2010 – 6:43 WIB
MAGELANG (Pos KOta) – Sejumlah seniman di Magelang, Jawa Tengah, membuat patung Gus Dur di Studio Mendut. Pembuatan patung ini juga untuk memperingati 40 hari meninggalnya Presiden ke-4 RI itu.
Ada empat patung, yakni Sinar Hati Gus Dur karya Cipto Purnomo, Gunung Gus Dur karya Ismanto, Presiden di Sarang Penyamun karya Samsudin, dan Gladiator Gus Dur karya Jono.
Seluruh patung berbahan dasar batu.  Terdapat juga lukisan karya Mami Kato berjudul Gus Dur dan Gembiraloka.
Keempat patung memiliki model yang menggambarkan Gus Dur sebagai tokoh pluralisme. Misalnya, patung karya Ismanto di mana badan Gus Dur dikerumuni satwa. Sementara karya Cipto Purnomo, patung Gus Dur dibuat dengan tubuh Budha.
“Mudah-mudahan, masyarakat mampu menangkap karya seniman ini,” kata Sutanto, permilik studio. (nurqomar/suatmadji/ds/j)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/02/08/peringati-40-hari-gus-dur-dipatungkan
Kenyataan ini telah ada ancamannya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits diperingatkan:

وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى بِالْمُشْرِكِينَ حَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى الأَوْثَانَ

Dan Qiyamat tidak terjadi sebelum ada kabilah-kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik sehingga kelompok-kelompok dari umatku menyembah berhala-berhala. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Tsauban, ditakhrij oleh Imam As-Suyuthi, dishahihkan oleh Al-Albani).


Marilah kita simak artikel berikut, mengenai gejala perpatungan di Indonesia dan munculnya nabi-nabi palsu.

Nabi Palsu dan Proyek Patung-patung di Indonesia

Oleh Hartono Ahmad Jaiz

Patung-patung dalam riwayatnya sudah jadi alat untuk mengubah agama Tauhid menjadi kemusyrikan. Amru bin Luhayyi telah mengubah Agama Nabi Ibrahim dan Isma’il alaihimas salam dari Tauhid kepada penyembahan patung-patung yang dipasang di sekitar Ka’bah. Semula patung yang dia bawa ke Makkah itu adalah sisa-sisa patung orang musyrikin zaman Nabi Nuh alaihis salam yang para penyembahnya telah musnah diadzab Allah Subhanahu wa Ta’ala karena kemusyrikannya.

Ketika patung-patung itu masih tersisa, walau para penyembahnya sudah musnah diadzab Allah set dengan banjir besar ribuan tahun lalu, namun kemudian sisa-sisa berhala-berhala itu dibawa orang yaitu Amru bin Luhayyi ke Makkah, lalu ditumbuhkan lagi penyembahan terhadap berhala-berhala. Sehingga di sekitar Ka’bah terdapat 360 berhala. Ini benar-benar pelajaran yang nyata tentang betapa bahayanya sisa-sisa kemusyrikan itu. Pusat agama Tauhid, bisa diubah menjadi pusat kemusyrikan. Sedangkan yang berusaha membawa patung itu tadi semula hanya satu orang. Bayangkan kalau di Indonesia ini, patung-patung justru jadi proyek, dibuat dengan dana dari hasil (pajak dan sebagainya dari) penduduk yang mayoritasnya Muslim. Sedang patung-patung itu bukan hanya di satu tempat, namun di berbagai tempat, bahkan mungkin tiap daerah dan tiap periode kepemimpinan ada saja yang mengadakan proyek pembuatan patung.

Hendaknya umat Islam sangat berhati-hati, lebih-lebih para penguasa yang di masa buku ini ditulis (2007M/ 1428H), menurut pendapat umum, para penguasa memakai aji mumpung yaitu mumpung berkuasa. Maka biasanya mereka membuat proyek-proyek, yang menurut rahasia umum, dari proyek-proyek itu sebagian dananya bisa masuk kantong. Jadi makin banyak proyek yang mereka ciptakan maka kemungkinan kantong mereka makin tebal. Sebaliknya, kondisi negeri ini diketahui umum bahwa hutangnya sangat besar.

Di antara proyek-proyek itu ada juga yang berupa pembuatan patung-patung dipasang di mana-mana. Bahkan ada tokoh Islam di Karanganyar Solo Jawa Tengah yang mengeluh kepada saya, bahwa bupatinya (kepala daerah tingkat dua di bawah propinsi), seorang perempuan, membuat proyek berupa membawa arca-arca dari Bali (tempat orang-orang Hindu Bali) ke daerahnya, kemudian orang menyembah berhala gara-gara pejabat di daerahnya memasang patung-patung yang didatangkan dari Bali entah untuk apa yang disebut pariwisata atau apa itu. Ini walaupun pembuat proyek pemasangan patung yang didatangkan dari Bali itu masih mengaku dirinya Muslimah, namun telah mengakibatkan adanya penyembahan berhala.

Patung-patung yang dipasang di mana-mana, di saat patung itu belum disembah, sering membuat risih. Contoh, ketika zaman Presiden Soeharto dengan Menteri Agama Munawir Syadzali, Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Hasan Basri dengan Ketua Komisi Fatwa MUI Ibrahim Hosen, para ulama dari dunia Islam berdatangan ke Indonesia untuk membahas Kalender Hijriyah Internasional (sebagaimana setiap sekian tahun diadakan musyawarah di negeri lain dengan berpindah-pindah). Para ulama dari berbagai negeri Islam itu nampak keheranan. Kenapa Indonesia dikenal negeri yang mayoritas penduduknya Muslim, tetapi pemandangan yang dilihat para ulama dari berbagai negeri itu begitu mereka menginjakkan kaki di Bandara Cengkareng Jakarta (internasional) sampai di hotel yang ditempati untuk membahas Kalender Hijriyah ternyata banyak patung-patung alias berhala. Apakah tidak ada ulamanya, Indonesia ini?

Mungkin para ulama dari berbagai negeri itu akan lebih heran lagi, seandainya ada yang membawa para ulama itu ke calon kuburan pemimpin Indonesia (Soeharto) di perbukitan Mangadeg Matesih, timur Solo Jawa Tengah. Di sepanjang jalan yang naik ke perbukitan itu, kiri dan kanan dipasangi patung-patung wadyabala kera dalam legende Ramayana (bukan dari Islam). Ada Hanoman, Subali, Sugriwa dan sebagainya, yang rata-rata berwajah kera mengaga. Jadi kalau kita berjalan kaki menuju ke perbukitan itu seakan disambut oleh patung-patung kera itu yang berdiri di sepanjang pagar kanan kiri jalan.

Dengan adanya contoh seperti itu, maka para penguasa dari pusat sampai daerah-daerah ada saja yang membuat proyek pembuatan patung. Demikian pula pengusaha dan lainnya.

Seorang da’I yang kini menjadi salah satu ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) pernah mengeluh, dia berkhutbah di suatu hotel di Jakarta. Di sisi mimbar itu ada sesuatu yang dibungkus kain di hadapan para jama’ah Jum’at itu. Ternyata yang dibungkus kain itu adalah berhala.


Hadits tentang Nabi Palsu dan Penyembahan Berhala

Berhati-hatilah wahai umat Islam, terutama pejabat dan pengusaha. Meskipun sekarang patung-patung itu belum disembah, tetapi apa yang telah diadakan itu, mungkin sekali nantinya disembah. Atau mungkin dipindahkan ke lain tempat seperti yang dilakukan oleh bupati perempuan di Karanganyar Solo Jawa Tengah itu, yang ternyata kemudian patungnya disembah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah memperingatkan:


وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى بِالْمُشْرِكِينَ حَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى الأَوْثَانَ وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى كَذَّابُونَ ثَلاَثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِىٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِىَّ بَعْدِى وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ».

Dan Qiyamat tidak terjadi sebelum ada kabilah-kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik sehingga kelompok-kelompok dari umatku menyembah berhala-berhala. Dan sesungguhnya akan ada di antara umatku tiga puluh pendusta yang semuanya mengaku sebagai nabi. Padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku. Dan (tetapi) akan tetap ada dari umatku segolongan yang tegak membela kebenaran (al-haq) dan mendapat pertolongan (dari Allah), mereka tidak tergoyahkan oleh orang-orang yang menyelisihi (dan menghinakan) mereka, sampai datang keputusan Allah ‘Azza wa Jalla (yaitu kematian seluruh orang mukmin menjelang Qiyamat dengan datangnya angin yang mengakibatkan matinya setiap mukmin). (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Tsauban, ditakhrij oleh Imam As-Suyuthi, dishahihkan oleh Al-Albani).

Pendusta-pendusta yang mengaku nabi sudah bermunculan di Indonesia seperti Lia Eden dengan Agama Salamullah yang kemudian dinamakan Kerajaan Eden, mengaku dirinya salah satu dari Tuhan-tuhan dan juga pasangan Jibril dan mendirikan agama seperti nabi. Dan di tahun 2007 ada juga Ahmad Moshaddeq dari suku Betawi (Jakarta) mengaku nabi, Al-Masih al-Maw’ud, sehingga syahadatnya diganti, bukan

وأشهد أن محمدا رسول الله

Tetapi

وأشهد أن المسيح الموعود رسول الله

Dan aku bersaksi bahwa Al-Masih al-Maw’ud adalah rasul Allah.

Unsure-unsur berikut ini perlu diperhatikan.

n Penyembah berhala padahal tadinya beragama Islam, sudah ada.

n Pendusta-pendusta yang mengaku nabi sudah bermunculan.

n Patung-patung makin banyak jumlahnya (karena sebagai proyek oleh penguasa dan pengusaha) hingga negerinya berpenduduk mayoritas Muslim, namun di mana-mana banyak patung-patung.

n Ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau yang dikhawatirkan sekali dalam sabdanya bahwa akan ada kelompok-kelompok yang menyembah berhala dari umat beliau.

n Yang akan mengikuti musyrikin untuk menyembah berhala itu bukan hanya satu kelompok, tetapi qabail, kabilah-kabilah, berbagai kelompok dari umat Islam, maka renungkanlah.

Apakah aman, bila patung-patung itu tetap ada? Apakah patung-patung yang kini belum disembah itu nantinya tidak akan disembah ketika mereka sudah menyembah patung? Dan apakah sekarang juga patung-patung itu belum disembah? Mungkin sudah diberi sesaji, entah kembang atau apa, itulah penyembahannya, dan itulah kemusyrikan, dosa tertinggi. Pelakunya tak diampuni bila ketika hidup belum taubat total. Sedang pembuatnya beserta orang-orang yang terlibat (pembuat proyek dengan aneka jajaran dan rangkaiannya) tentu saja mendapatkan dosanya, padahal dosa penyembahan patung itu dosa tertinggi, kemusyrikan.


Patung Reco Gladak

Sekadar untuk mengamati perkembangan dan penyebaran patung, coba kita simak. Mulai berkembangnya patung ke mana-mana, mari kita ambil contoh satu jenis patung namanya reco gladak. Ini adalah patung gendut pendek, tangannya mengempit pentungan, nama tempatnya Gladak, maka disebut reco gladak artinya arca gladak, semula hanyalah ada di pojokan jalan protocol dekat alun-alun Keraton Solo (Surakarta) Jawa Tengah, Indonesia. Begitu ada kampanye pemilu (pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil rakyat untuk duduk di DPR -Dewan Perwakilan Rakyat-) tahun 1971, patung dengan sebutan reco gladak itu kepalanya ditudungi kukusan (alat menanak nasi, anyaman bambu berbentuk segi tiga bulat) berlambangkan partai tertentu. Maka media massa memberitakannya secara nasional maupun lokal, dengan foto reco gladak yang bertudung kukusan berlambang partai tertentu.

Setelah itu tahu-tahu di Jakarta (dan mungkin di tempat-tempat lainnya) mulai bermunculan reco-reco gladak terutama di hotel-hotel. Betapa cepatnya arca gladak itu beranak pinak. Bukan sekadar seperti Amru bin Luhayyi membawa patung-patung sisa zaman Nabi Nuh as dari satu tempat ke Makkah lalu disembah ramai-ramai. Tetapi reco gladak ini induknya masih tetap ada, sedang anak cucunya bertebaran di mana-mana dibuat orang.

Setelah reco gladak itu beranak pinak bertebaran di mana-mana, di tempatnya yang asli, Gladak Solo Jawa Tengah, dibangun patung lebih besar lagi, membangunnya saja sampai sekitar 6 bulan, namanya Patung Slamet Riyadi. Patung itu diresmikan Selasa 13 November 2007M kabarnya dielu-elukan (disambut dengan meriah) oleh para tokoh di sana. Patung itu di ujung atau pangkal dari jalan protocol kota Solo itu yang memang namanya Jl Raya Slamet Riyadi.

Dengan dibuatnya patung Slamet Riyadi itu maka komplitlah Kota Solo itu dengan sarana kemusyrikannya: Yang satu sudah lama ada, namanya Kyai Slamet, dan yang baru menyusul namanya Patung Slamet.

Kyai Slamet itu kerbau milik Keraton Solo yang dikeramatkan, dialap berkahnya (disikapi dengan tabarruk, mencari berkahnya). Setiap malam satu Suro (tanggal 1 Muharram, tahun baru Hijriyah), kerbau-kerbau yang dipercayai membawa berkah itu dilepas tengah malam. Manusia berjajar berderet-deret di pinggir jalan untuk menyaksikan atau bahkan mencari berkahnya, yaitu di antaranya adalah tainya (maaf). Mereka menunggu tai kerbau itu untuk dijadikan seperti jimat, sesuatu yang dianggap memberi manfaat bahkan berkah. Itulah kemusyrikan yang nyata.

Kemudian disusul Patung Slamet, yang dari zaman Nabi Nuh as pun sudah dikenal bahwa patung itu adalah berhala yang kemudian mereka sembah. Kalau sekarang belum disembah, pembuatannya itu sendiri sudah mengakibatkan siksa yang amat sangat dahsyat di Hari Qiyamat.

Berikut ini keterangan Ibnu Qudamah dalam Kitabnya, Al-Mughni, juz 7:

ج 7:( 5674 )فَصْلٌ : وَصَنْعَةُ التَّصَاوِيرِ مُحَرَّمَةٌ عَلَى فَاعِلِهَا ; لِمَا رَوَى ابْنُ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ : { الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ , يُقَالُ لَهُمْ : أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ } . وَعَنْ { مَسْرُوقٍ قَالَ : دَخَلْنَا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ , فَقَالَ لَتِمْثَالٍ مِنْهَا : تِمْثَالُ مَنْ هَذَا ؟ قَالُوا : تِمْثَالُ مَرْيَمَ , قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : إنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ } . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِمَا , وَالْأَمْرُ بِعَمَلِهِ مُحَرَّمٌ . كَعَمَلِهِ .

Fasal: Pembuatan gambar-gambar/ patung-patung (bernyawa –manusia atau binatang) diharamkan atas pembuatnya, karena berdasarkan apa yang diriwayatkan Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

 { الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ , يُقَالُ لَهُمْ : أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ }

Orang-orang yang membuat gambar-gambar/ patung-patung ini mereka disiksa di Hari Qiyamat, dikatakan kepada mereka: Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan. (Muttafaq ‘alaih).

Dan riwayat dari Masruq, dia berkata: Kami bersama Abdullah masuk ke rumah yang di dalamnya ada patung-patung, maka dia berkata mengenai patung di antaranya: Patung siapa ini?

Mereka menjawab: Patung Mariam.

Abdullah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

: إنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ

Sesungguhnya manusia paling keras siksanya di Hari Qiyamat adalah pelukis-pelukis/ pematung-pematung. (Muttafaq ‘alaih).

Dan perintah untuk mengerjakannya diharamkan (pula) sebagaimana (keharaman) mengerjakannya.[1]

Jadi bukan hanya pembuat patung-patung itu yang diancam adzab paling dahsyat di Hari Qiyamat, namun termasuk pula yang memerintahkannya beserta orang-orang yang terlibat dalam urusan itu.

Demikianlah,pembuatan patung itu sendiri sangat diancam oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pelakunya (termasuk pimpro –pemimpin proyek—dan anak buahnya) dengan ancaman siksa paling keras di Hari Qiyamat. Kalau patung-patung itu disembah, maka akan lebih-lebih lagi siksanya di Akherat kelak.

Patung Inul Diprotes

Terbukti, bukan hanya penguasa dan pengusaha yang suka membuat proyek pembangunan patung. Dan bukan hanya orang yang sudah mati yang dipatungkan. Tetapi orang masih hidup pun dipatungkan, dan pemesannya serta yang mau memajangnya di jalan depan rumahnya adalah dia yang masih hidup tapi minta dipatungkan itu sendiri. Itulah Inul dan patungnya.

Pada hari yang sama antara diresmikannya Patung Slamet Riyadi di Solo dan patung Inul di Jakarta, seorang penjoget ngebor (pamer pantat, maaf) dengan sebutan Ratu Goyang Ngebor Inul Daratista mau meresmikan patung “Inul” yang berpose nyanyi joget dengan pakaian ketat sebatas dada (jadi dada tampak) dan menonjolkan maaf pantatnya. Patung itu mau diresmikan Inul di jalan depan rumahnya, . di Pondok Indah Jakarta, 12 November 2007, tetapi diancam orang untuk dirusak massa. Maka patung yang sudah terpasang itu tinggal tembok penyangganya, dan dipasangi kertas dari sebuah Organisasi Massa yang bertulisan: “Gua bukan pahlawan, gua nggak pantes dipajang di sini, pantesnya gua dipajang di kamar mandi.”

Rupanya Inul rela mengeluarkan duit untuk membuat patung dirinya (atau dimiripkan dirinya sebagai penyanyi joget) dan untuk dipajang di depan rumahnya. Harga patung itu Rp12 juta (seharga 60-an gram emas murni), melebihi patung-patung yang sudah ada di jalan itu, yang rata-rata menurut ketua RT-nya tiap satu patung seharga Rp4 juta.

Anehnya, Inul mau mengadakan konferensi pers atas gagalnya peresmian patungnya itu. Kemudian acara itupun gagal, walau wartawan sudah berdatangan, maka Inul kirim sms (pesan singkat lewat telepon genggam) kepada wartawan: “Saya hanya bersabar, mungkin ini cobaan sebelum saya berangkat ibadah haji,” tulis Inul seraya mengaku dirinya masih berada di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. (lihat Warta Kota, Selasa, 13 November 2007, halaman 1 dan 20).

Begitulah adanya. Ancaman orang yang akan merusak patung erotis dan tak pantas itu, malah dianggap oleh Inul sebagai ujian, dan dikaitkan dengan akan berangkatnya ke Tanah Suci untuk ibadah haji. Lha nanti kalau jadi syari’at baru, bahwa orang yang akan berangkat ibadah haji maka perlu memajang patung di jalan depan rumahnya, bagaimana? Sedangkan sekarang saja sudah ada adat yang entah darimana, dan sejak kapan, wallahu a’lam, setiap orang mau ibadah haji, terutama orang Betawi Jakarta, mengharuskan diri mereka mengadakan upacara Ratiban, pakai baca-bacaan, mengumpulkan orang. Bahkan ketika jama’ah haji itu masih berada di Tanah Suci Makkah ataupun Madinah, di rumah mereka pun tiap malam Jum’at diadakan Ratiban pula. Nanti ketika mereka meninggal, baik meninggalnya di Tanah Suci maupun meninggal di kampungnya atau di mana saja, maka diadakan upacara tahlilan dengan baca-bacaan dan mengumpulkan orang. Bid’ah-bid’ah itu nanti kalau ditambah dengan bid’ah yang lebih dahsyat lagi yaitu pemasangan patung, maka apa jadinya.

Di saat nanti patung-patung itu disembah orang, walau pembuat dan pemodal serta pengada proyeknya sudah di dalam kubur, namun dosanya akan tetap mengalir. Padahal itu adalah dosa kemusyrikan, yang tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bila pelakunya tidak bertaubat ketika masih hidup. Lha yang mewariskan patung-patung itu sudah di dalam kubur, sedang warisannya itu kemudian disembah orang, bagaimana mereka yang sudah mati itu akan bertaubat? Tinggallah dosa terbesar yang akan senantiasa mengalir. Na’udzubillahi min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari yang demikian. Betapa berbahayanya, menabung dosa model ini. Berhati-hatilah wahai para manusia. (Lihat buku Hartono Ahmad Jaiz, Nabi-nabi palsu dan Para Penyesat Umat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2008). (nahimunkar.com)

Kamis, 12 November 2015

Buat Ustadz-Ustadz Televisi, Ini Ada Sedikit Nasehat dari Kyai Cholil


NBCIndonesia.com - Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Ahmad Cholil Ridwan, Lc menyoroti tingkah dan perilaku para penceramah di televisi.

Menurutnya, gaya berceramah yang kemayu seperti yang dibawakan oleh M Nur Maulana di televisi sudah berlebihan dan tidak Islami. (Baca: Kyai Cholil Ridwan: Pernyataan Ustadz Maulana Menyesatkan, Bertentangan dengan Al-Qur’an!)

“Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, Nabi pun mengatakan Khoirul umuuri awsathuha (sebaik-baik perkara itu yang pertengahan), jadi jangan berlebihan dengan gayanya yang model begitu; ‘jamaah, oh jamaah…’ sambil muter-muter begitu. Yang berlebihan itu tidak Islami!” kata Kyai Cholil saat dihubungi Panjimas.com, Selasa (10/11/2015).


Kemudian, Kyai Cholil yang aktif di Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) itu menjelaskan, berceramah penuh dengan gelak tawa juga tidak patut bagi seorang ustadz.

“Seperti pelawak itu tidak patut bagi seorang ustadz. Zaman dulu tidak ada Ustadz kayak begitu,” tegasnya.

Oleh sebab itu, ulama sepuh pengasuh Pondok Pesantren Al-Husnayain tersebut menyampaikan nasihat kepada siapa pun; para muballigh, dai, ustadz dan para penceramah di televisi, agar mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdakwah.

“Nasihat saya kepada siapa pun; ulama, kyai, ustadz, kalau ceramah atau khutbah ikutilah sunnah Rasul, kembali kepada sahabat dan ulama-ulama salaf. Gayanya jangan berlebihan, pakaian dan penampilan juga sederhana.”

Penyampaian ayat yang serius tidak cengengesan atau ketawa-ketawa. Nabi Muhammad itu kalau dia cermaah, suaranya tinggi seperti panglima perang memberi komando dan matanya merah, bukan cengengesan bikin orang ketawa, karena ketawa itu menggelapkan hati,” jelasnya.(pjm)
(NBCIndonesia.com)

Senin, 09 November 2015

Kisah Inspiratif: Istri Bijaksana Kunci Kesuksesan Suami
Penulis Yousuf Ibraheem


(Pijar.net) – Ada seorang pria, tidak lolos ujian masuk universitas, orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita.

Setelah menikah, ia mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.

Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: “Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih karena hal ini. mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu.”

Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat.

Saat itu sang istri berkata padanya, kegesitan tangan-kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?

Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan.

Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.

Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya ia bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.

Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.

Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, bahwa ketika dirinya sendiri saja sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku?

Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana.

Sang istri menjawab:

“Sebidang tanah, tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang, jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen dari nya.”

Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, katabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul;

Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan.

Di dunia ini tidak ada seorang pun adalah sampah. hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.

Setelah membaca cerita ini, jangan dibiarkan saja, sharing dan teruskan ke orang lain, Anda adalah orang yang berbahagia.

Delapan kalimat di bawah ini, semuanya adalah intisari kehidupan:

1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.

2. Orang yang tidak bisa toleransi, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.

3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.

4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.

5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.

6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.

7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.

8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia panjang.

~Berbagi kebaikan dengan berbagi tulisan yang inspiratif dan memotivasi ini. Dan terimakasih jika sahabatku mau membagikannya kepada orang lain.
Di baca yah asal usul "valentine" biar kita paham..


Umar Soleh AlHamid
Himbauan untuk Muda Mudi Muslim Indonesia! Bendera apakah yang ada dalam Foto?!

Itu adalah bendera pasukan Islam di Andalusia (Spanyol). Pada tanggal 14 Februari 1492 yang silam, kaum Muslimin mengalami kekalahan dari kaum salibis, dan mereka (kaum salibis) mendapatkan bendera itu sebagai ghonimah (rampasan perang).

Bahkan pada saat itu, seorang pendeta yg bernama Pedro St. Valentino mengumumkan bahwa hari tersebut adalah sebagai hari 'kasih sayang' karena mereka telah mengalahkan ISLAM yg mereka anggap sebagai agama yg DZOLIM. Sehingga tumbangnya Kerajaan Islam di Spanyol tersebut, dirayakan oleh mereka sebagai Hari Valentine.

Dan mereka masih terus mengenangnya sampai hari ini…

Dalam foto terlihat prajurit-prajurit dan perwira-perwira militer Spanyol berjalan kaki di jalan-jalan sambil mengangkat bendera kaum Muslimin untuk mengenang hari pertempuran.

Jika kita kaum Muslimin telah melupakannya… maka orang-orang Spanyol justru selalu mengenangnya.

Sungguh ironis! mereka merayakan kekalahan kita, sedangkan kita justru merayakan kemenangan mereka. Jadi mohon maaf, terlihatlah betapa DUNGU dan BODOH-nya jika ada diantara kita (kaum Muslimin) yang 'ikut-ikutan' merayakan hari valentine tersebut. Na'udzubillah wal 'iyadzubillah..

Jumat, 06 November 2015


MetroIslam.com – KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan sekarang sedang ngetren orang pintar baru. Menurutnya, mereka memiliki setidaknya ada dua ciri. Pertama, setiap bebicara menuntut adanya dalil.

“Sedikit-sedikit ada dalilnya, bahkan menuntut untuk adanya perincian dalil, misalnya ayat berapa, surat berapa, apakah hadis shohih atau dhaif,” ujarnya saat menghadiri acara shalawat bersama di alun-alun Fakultas Syariah UIN Walisongo, Semarang, Senin (30/3).
Kedua, lanjut Pejabat Rais Aam PBNU itu, mereka juga selalu bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Menurut Gus Mus, sikap demikian justru menjadi ukuran orang yang bodoh.

Dalam kesempatan itu, Gus Mus juga mengingatkan pada civitas akademika di lingkungan UIN Walisongo untuk menjadi pencerah bagi bangsa. “Kampus itu tempat untuk men-dunung-kan (memahamkan) orang yang bingung. Bukan membuat orang bingung,” ungkap pengasuh Pesantren Roudlatut Thalibin ini.

Ia mencontohkan dengan menunjukkan fenomena penyerapan bahasa Arab ke dalam istilah bahasa Indonesia. Apakah yang benar kata silaturahim (Arab) atau silaturahmi (bahasa Indonesia). Untuk bisa memahamkan masyarakat, tambahnya, mahasiswa terlebih dahulu harus dunung (paham).

Gus Mus mengungkapkan, terdapat sekitar 4000 istilah serapan dari bahasa Arab bila kita tilik ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bunyi dan makna bisa berlainan karena mengalami distorsi. Seperti kata ulama yang merupakan bentuk plural (jama’) dari alim yang berarti orang yang mengerti, pandai. Ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia kata ini menjadi bentuk tunggal (mufrad).

Gus Mus menambahkan, banyak orang yang bingung karena orang belum dunung. Dari sekian kata-kata itu kita mengerti ungkapan salah kaprah. Di sininilah kampus menjadi tempat yang penting untuk memberikan pengertian pada masyarakat.

Gus Mus juga menyinggung soal maraknya informasi hukum keislaman di dunia maya. Hanya saja, situs-situs yang dikelola orang kurang paham agama justru muncul di halaman pertama setiap membuka mesin pencarian di internet.

Source: www.wartaislami.com

Selasa, 03 November 2015

Puisi Peggy Melati Sukma: “Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina”


JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam orasinya, Peggy Melati Sukma, mantan artis yang kini berkecimpung di dunia dakwah dan kegiatan sosial, menyisipkan puisi yang ia tulis.

Dengan haru, puisi tersebut ia bacakan dalam orasi Tabligh Akbar bertajuk Doa dan Cinta untuk Kemanusiaan di Syam yang digelar di Masjid Baitul Ihsan, Jl. Budi kemuliaan no. 23, Jakarta Pusat, pada hari Ahad (1/11/2015).

Berikut ini puisi Peggy Melati Sukma berjudul, “Sebaik-baik Perempuan, mungkin ada di Palestina,” selengkapnya.

Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina

Oleh Peggy Melati Sukma

Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina…

Sembilan bulan mengusung kehamilan, di terik siang dan beku malam

Bukan untuk tujuan lainnya, tapi lahirkan penjaga-penjaga tanah para Nabi



Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina…

Merawat hidup sambil tetap tersenyum,

Dan tak lupa berjaga dengan senjata,

Yang senantiasa terselip di bibir mereka

Dan terlontar dalam sujud mereka,

Ad du’a silahul mu’min,

Doa adalah senjata kaum mukmin,

Demikian pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senantiasa terus mereka lakukan



Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina…

Tiap kelahiran mereka didik dengan hafalan Quran,

Sebab hanya ayat suci yang mampu gentarkan kebiadaban tak terperi



Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina…

Tak tidur… Tak makan… itu hal yang terlalu biasa

Berpuasa bukan hanya di bulan suci,

Demi mendoakan perjuangan para kekasih hatinya;

Mujahid-mujahid Allah Ta’ala



Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina…

Bukan hanya tentang perang atau atau turut berjuang mengobarkan perlawanan pada ketidakadilan

Bukan hanya tentang lapar atau turun ke jalan menolak penindasan

Bukan hanya tentang derai air mata yang menetes di tiap-tiap sajadah,

Sebab dunia berdiam,

Bahkan saat mereka mengusung bebatuan,

Melempari penjajahan yang membabi buta menghabisi nyawa dengan persenjataan terlengkap di jagat ini



Bukan, bukan, bukan hanya itu

Saudari-saudariku perempuan Palestina,

Ketika jiwa-jiwa yang ikhlas melepas semua demi cinta,

Menghantarkan nyawa bertemu tuhannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala

Dengan keberanian, dengan ketabahan, dengan ketegaran, dengan takbir Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Mereka antarkan para kekasih hatinya untuk mati syahid

Sebaik-baik Perempuan mungkin ada di Palestina…. [AW]