Selasa, 12 Februari 2019

KEBODOHAN DAN KEDUNGUAN MASSAL

Abu Nawas berjalan di tengah pasar sambil menengadah melihat ke dalam topinya.

Orang banyak memperhatikan ulah Abu Nawas itu dengan wajah heran.. Apakah Abu Nawas telah gila..?

Apalagi dia melihat ke dalam topinya sambil tersenyum dan penuh bahagia...

Salah seorang datang menghampiri Abu Nawas,

"Wahai saudaraku, apa yang sedang kamu lihat di dalam topi itu..?"

"Aku sedang melihat sorga lengkap dengan barisan bidadari..," kata Abu Nawas dengan wajah cerah dan senyum puas.

"Coba aku lihat.!?"
"Saya engga yakin kamu bisa melihat seperti yang saya lihat".

"Mengapa..?"

"Karena hanya orang yang beriman dan sholeh saja yang bisa lihat sorga di topi ini". Kata Abunawas meyakinkan.

"Coba aku lihat," kejar si penanya penasaran.

"Silahkan," kata Abu Nawas ...

Orang itu melihat ke dalam topi itu, dan sejenak kemudian dia melihat ke arah Abu Nawas.

"Benar kamu .. aku melihat sorga di topi ini dan juga bidadari .. Subhanallah ... Allahu Akbar".

Kata orang itu berteriak dan didengar orang banyak. Abu Nawas tersenyum.

Sementara orang banyak yang menyaksikan ulah Abu Nawas ingin pula membuktikan, apakah benar ada sorga di dalam topi itu.

Abu Nawas mengingatkan kepada mereka semua. "Ingat hanya orang beriman dan sholeh yang bisa melihat sorga di dalam ini. Yang tak beriman tidak akan melihat apapun...".

Satu demi satu orang melihat ke dalam topi Abu Nawas itu.

Ada yang dengan tegas menyatakan melihat sorga, dan ada juga yang mengatakan Abu Nawas bohong.

Abu Nawas tetap tenang saja sambil menebar senyum.

Akhirnya, bagi mereka yang tidak melihat sorga di dalam topi itu melaporkan kepada Raja bahwa Abu Nawas telah menebarkan kebohongan kepada orang banyak.

Raja memanggil Abu Nawas menghadap raja.

Di hadapan raja.. "Abu Nawas..!", seru raja.
 
Benarkah kamu bilang di dalam topimu bisa nampak sorga, dengan sederet bidadari cantik..?

"Benar raja .. Tapi yang bisa lihat hanya orang beriman, dan sholeh .. Bagi yang tidak bisa melhat, itu artinya, dia tidak beriman dan kafir".

"Oh begitu .. Coba saya buktikan apakah benar cerita kamu itu," kata raja, yang segera melihat, ke dalam topi Abu Nawas dari sudut kiri dan kanan, atas dan bawah.

Akhirnya raja terdiam seakan berpikir.

"Benar tidak nampak sorga di dalam topi ini. Tapi andaikan aku bilang tidak ada sorga, maka orang banyak akan tahu aku termasuk tidak beriman dan termasuk kafir. Tentu akan hancur reputasiku."

Demikian kira-kira yang dipikirkan Raja.

Akhirnya, "Benar..! Saya sebagai saksi, bahwa di dalam topi Abu Nawas kita bisa melihat sorga dengan sederetan bidadari...", kata Raja setengah berteriak.

Orang banyak akhirnya menerima cerita Abu Nawas karena khawatir berbeda dengan Raja...👇

Ketika akal sehat dibuang ke keranjang sampah, maka akan selalu ada orang yang membungkusnya.., untuk menciptakan kebodohan kolektif, atau kedunguan massal. (RG)

Dungu itu beda dengan bodoh,
Orang bodoh karena bnyk ketidaktahuan dan itu kita bisa lihat dari wawasan cara berfikir nya

Dungu itu mereka yang tahu kebenaran namun takut mengatakannya sebab akal sehatnya sudah mengikuti keinginan penguasa yang salah, orang pintar juga bisa dikatakan Dungu jika tdk berani mengatakan kebenaran yang ia yakini kebenaranya

Gambaran Fenomena kebanyakan Muslim jaman sekarang ini, di banyak tempat; "Tidak berani mengatakan kebenaran (realita) hanya karena takut dibilang sesat". Memprihatinkan...

Apakah kita termasuk orang Dungu.....
Jawabanya ada pada diri kita masing masing apakah kita menolak fakta kebenaran yang terjadi...?

Salam berkah & sukses selalu untuk kita semua, amin...
Jangan Lupa Sodaqoh nya

محي الدين زين الدين

Burung Pipit dan Cicak

Dahulu saat Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrud datanglah burung pipit yang bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Cicak yang melihatnya tertawa.
“Hai pipit.!!… bodohnya yang kau lakukan itu.. Paruhmu yg kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu…??.!!

Burung pipit pun menjawab : “Wahai cicak.. memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yg besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizhalimi. Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak. Tapi Allah akan melihat dimana aku berpihak”.

Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Tapi Allah melihat dimana Ia berpihak

Hikayat ini terjadi sekarang..
dan akan terus berulang
Saat Alquran dinistakan, suara azan permasalahkan, bendera tauhid di bakar dan
Pembela Agama dikriminalisasi..
Aku bertanya padamu sahabat..

Dimana kau berpihak..??

Memang, pendapatmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah..

Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak

Renungkanlah sejenak..!!

SALAM AKAL SEHAT